• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Nasional

Mukerwil Perdana, Kiai Juhadi Ajak Pengurus Perbarui Semangat untuk Tetap Usung Cara Berpikir dan Beragama ala NU

Mukerwil Perdana, Kiai Juhadi Ajak Pengurus Perbarui Semangat untuk Tetap Usung Cara Berpikir dan Beragama ala NU
Mukerwil Perdana, Kiai Juhadi Ajak Pengurus Perbarui Semangat untuk Tetap Usung Cara Berpikir dan Beragama ala NU
Mukerwil Perdana, Kiai Juhadi Ajak Pengurus Perbarui Semangat untuk Tetap Usung Cara Berpikir dan Beragama ala NU

Purwakarta, NU Online Jabar
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat menggelar Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) yang bertempat di Pondok Pesantren Al Muhajirin 2 Kabupaten Purwakarta pada Sabtu (17/12) dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube NU Jabar Channel. Kegiatan tersebut membawa tema Meningkatkan kualitas khidmah An-Nahdliyah dalam menyongsong kejayaan Nahdlatul Ulama dan Indonesia.


Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad mengungkapkan, kegiatan ini sebagai pemenuhan atas ketentuan AD/ART dan ketentuan Peraturan Perkumpulan NU yang bertujuan untuk membicarakan pelaksanaan keputusan-keputusan konferwil dan mengkaji perkembangan perkumpulan serta peranannya ditengah-tengah masyarakat dan melakukan konsolidasi dalam meningkatkan khidmah jam’iyyah kepada masyarakat.


"Spirit tema ini adalah untuk memupuk modalitas sumber daya manusia NU di Jawa Barat dalam membangun peradaban dengan pijakan utama meneguhkan saripati ke-Indonesiaan kita," tegasnya.


Ia juga mengungkapkan, dalam musyawarah ini akan dibahas berbagai acuan strategis yang telah diamanatkan oleh konferwil ke-8 NU Jawa Barat, terkait evaluasi terhadap capaian kinerja selama satu tahun dan menjabarkan garis-garis besar program kerja 2021-2026; mengenai prioritas program tahunan, pengembangan organisasi, administrasi dan keuangan serta rekomendasi.


Kiai yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatuttholibiin Indramayu tersebut juga menjelaskan, saat ini NU berada pada penghujung usia seratus tahun dan akan memasuki babak baru fase seratus tahun kedua.


Ia mengingatkan kepada seluruh Pengurus NU di lingkungan Jawa Barat harus siap bekerja lebih keras untuk menguatkan Jam’iyyah NU.


"Kita memperbarui semangat untuk tetap mengusung cara berpikir dan beragama ala NU (fikrah Nahdliyyah). Kita memperbarui semangat gerakan ke-NU-an (harakah Nahdliyyah) di setiap tingkatan kepengurusan. Kita siapkan runway yang kuat sehingga diharapkan pada awal 100 tahun kedua, Nahdlatul Ulama sudah bisa tinggal landas secara mulus dan tanpa hambatan dalam merawat jagat membangun peradaban," jelasnya.


Dalam konteks geografis ke-Jawa-Barat-an, Kiai Juhadi menambahkan, merawat jagat membangun peradaban merujuk pada nilai-nilai luhur kearifan Sunda, Cirebon dan Betawi sehingga fondasi peradaban ditandai dengan pemuliaan terhadap multikulturalisme menjadi salah satu identitas penghargaan atas kemajemukan yang nampak keberadaannya benar-benar menyatu dengan lingkungan kultur, sub kultur, dan agama yang beragam.


Menurutnya, kearifan lokal dalam hal tiga entitas yakni sunda, Cirebon dan Betawi menjadi salah satu sumbu keragaman yang beralaskan tradisi (‘urf) sebagaimana dalam kaidah ushul fikih al-‘adah muhakkamah, al-tsabit bi al-urf ka ats-tsabit bi al-nash, ma ra’ahu al-muslimun hasanan fahuwa ‘inda Allah hasan.


"Perjumpaan Islam di Jawa Barat tentu memiliki keunikan tersendiri. Proses akulturasi berlangsung dalam waktu yang panjang dan relatif tidak dilakukan dengan cara-cara kekerasan sehingga tidak banyak menimbulkan ketegangan antara keislaman dan kesundaan. Bahkan saking menyatunya Islam dan Sunda tersebutlah sebuah pemahaman yang menyimpulkan bahwa Islam itu Sunda dan  Sunda itu Islam," tuturnya.


NU Jawa Barat , sambungnya, berkomitmen kuat untuk berdampingan dengan siapapun dan kelompok manapun, sebagaimana yang sering diungkapkan oleh Ketua Umum PBNU, selama tidak merobek nasionalisme yang telah disepakati para pendiri bangsa dan tidak merongrong negara kesatuan Republik Indonesia. 


"Nahdlatul Ulama Jawa Barat berkomitmen senantiasa menebar rahmat untuk segenap masyarakat di Jawa Barat, sikap ini selaras dengan pernyataan Allohu Yarham KH. Ahmad Shidiq di Munas Situbondo Tahun1983 bahwa NU organisasi keagamaan tidak pernah punya watak menghimpun suatu kekuatan untuk dihadapkan dengan kekuatan lain, akan tetapi NU punya watak menghimpun berbagai kekuatan yang ada, untuk bersama-sama mewujudkan Rahmatan Lil’alamiin," ujar Kiai Juhadi.


"Bagi NU menjaga negara bukan hanya wujud kecintaan pada  negeri tetapi juga tanggungjawab untuk memastikan warisan para ulama kita berupa Negara Kesatuan Republik Indonesia harus tetap tegak. Dan NU selalu siaga digarda terdepan berhadap-hadapan dengan kelompok yang merongrong NKRI sekaligus mengancam kehidupan beragama Islam di Indonesia yang sudah tenang dengan aqidah ahlus sunnah wal jamaah An-Nahdliyah," tambahnya.


Kiai Juhadi juga mengatakan, Pemerintah provinsi Jawa Barat sangat mendengar saran dan masukan NU terkait faham-faham yang mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, terlebih dengan peristiwa Astana Anyar yang menghentak semua pihak disaat kita sedang bahu membahu memulihkan dan merecovery dampak bencana gempa Cianjur.


Ia menilai, setiap aksi yang diinisiasi oleh kelompok yang menyusupkan agendanya pada aksi-aksi atasnama agama baik dalam isu politik lokal maupun internasional, harus diimbangi dengan cepat oleh Pemerintah, baik melalui kerja-kerja terstruktur maupun kerja-kerja sosial budaya oleh NU.


"Kemudian bagaimana NU secara kerja kelembagaan mampu memangkas arus formalistik agama yang memang tidak sesuai dengan keadaan negara bangsa Indonesia ini? Lagi-lagi Jawabannya adalah kerja-kerja terukur penguatan nizhom jam’iyyah, konsolidasi jam’iyyah, menemukan alternatif-alternatif dakwah yang sesuai dengan kemajuan teknologi informatika, dan juga penguatan kelembagaan. Hal ini lah yang menjadi bagian penting dalam rekomendasi pada Musyawarah Kerja Wilayah Nahdlatul Ulama," ungkapnya.


Kiai Juhadi meyakini, jika Pemerintah harus memberikan ruang akomodatif yang cukup dengan kekuatan yang dimiliki NU, dalam memberi peran terhadap jalannya roda pembangunan terutama yang dikaitkan dengan cita-cita provinsi Jawa Barat saat ini yang ingin mewujudkan Jabar Juara Lahir Batin.


"PWNU Jawa Barat Insya Alloh senantiasa menyediakan ruang kerjasama dengan pemerintah Jawa Barat, terutama dalam mengimplementasikan Perda Pondok Pesantren yang sudah disahkan. Kami senantiasa mendorong men-support kepemimpinan Kang Emil agar di jilid akhir masa pemerintahannya berakhir dengan khusnul khotimah," tandasnya.


Selain itu, Kiai Juhadi juga berharap, Muskerwil PWNU Jawa Barat kedepan mampu memuat program kerja yang bersumber dari keputusan konferwil dan di integrasikan dengan kebijakan PBNU, sehingga terbangun gerak sinergi, koheren dan kohesif dalam berkhidmah. 


"Saya mengajak kepada segenap pengurus PWNU, seluruh PCNU, Lembaga dan Badan Otonom untuk membuka ruang kontemplatif dalam menjelmakan pesan yang disampaikan Allohu Yarham Rais ‘Am terdahulu : KH. Ali Maksum selalu berpesan akan 4 hal: Pertama Al-Ma’rifatu Fi Nahdlotil Ulama (memiliki pengetahuan mendalam hakikat makna ber-NU), Kedua; Ats-tsiqotu Fi Nahdlotil Ulama (memiliki kemantapan hati dalam ber-NU), Ketiga; Al-Jihadu Fi Nahdhotil Ulama (memiliki ketangguhan dalam berjuang untuk NU) dan Keempat; Ash-Shobru Fi Nahdlotil Ulama (memiliki daya sabar dan tahan uji dalam berkhidmah di NU)," pungkasnya.


Ia berharap kegiatan ini mampu menghadirkan semangat berharakah, memperteguh komitmen khidmah terhadap jam’iyyah dan menggerakkan ja’maah untuk meraih kemasalahatan bersama, sehingga semuanya berbaris optimis dalam menyambut fajar baru abad kedua NU.


Sebagai informasi, kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, Sekretaris Jendral PBNU KH Saifulloh Yusuf, Gubernur Jawa Barat H M Ridwan Kamil, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat H Ajam Mustajam, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, jajaran kepengurusan Syuriyah dan Tanfidziyah NU Jawa Barat serta seluruh Rais Syuriah dan Ketua PCNU dilingkungan Jawa Barat. 


Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi


Nasional Terbaru