• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Nasional

Milad ke-47, KH Maruf Amin Ungkap Peran Penting MUI Sebagai Shodiqul Hukumah

Milad ke-47, KH Maruf Amin Ungkap Peran Penting MUI Sebagai Shodiqul Hukumah
Wapres RI KH Ma'ruf Amin saat membuka rangkaian Milad ke-47 MUI (Foto: Facebook KH Ma'ruf Amin)
Wapres RI KH Ma'ruf Amin saat membuka rangkaian Milad ke-47 MUI (Foto: Facebook KH Ma'ruf Amin)

Jakarta, NU Online Jabar
Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma’ruf Amin mengungkapkan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mempunyai peran penting keberadaanya sebagai wadah organisasi umat muslim yang terdiri dari bermacam-macam organisasi masyarakat (ormas) Islam. Salah satu perannya yaitu sebagai shodiqul hukumah (mitra pemerintah).

 

“Majelis Ulama Indonesia berperan penting sebagai Shodiqul Hukumah (mitra pemerintah), Khidmatul Ummah (pelayan umat) dan Himayatul Ummah (pelindung umat),” katanya saat membuka acara Milad ke-47 MUI di Hotel Sultan Jakarta yang disiarkan langsung melalui channel Official TVMUI, Selasa (26/7).


“Dalam implementasinya, sebagai wadah organisasi umat muslim yang terdiri dari bermacam-macam organisasi masyarakat (ormas) Islam, MUI harus dapat menyatukan umat Islam untuk memajukan Indonesia, salah satunya dengan pengaktifan kembali Forum Ukhuwah Islamiyah,” imbuh Rais Aam PBNU Masa Khidmat 2015-2020. 


Lanjutnya, Kiai Ma’ruf sapaan akrabnya, minta MUI mengadakan pusat dakwah untuk menghimpun seluruh da’i dari ormas-ormas maupun lembaga-lembaga.


“Saya minta supaya ada Pusat Dakwah Islam yang dilakukan MUI yang menghimpun seluruh da’i dari ormas-ormas maupun lembaga-lembaga menjadi satu kegiatan dakwah yang terkoordinasi dan terintegrasi supaya arahnya sama,” terangnya.


Kiai Ma’ruf menjelaskan MUI sebagai shodiqul hukumah telah banyak memberikan kontribusi pada pemerintah dalam melindungi umat, salah satunya melindungi dengan fatwa agar umat selamat dan terkendali dari pandemi Covid-19.


“Sebagai shodiqul hukumah MUI sudah banyak berbuat dan melakukan banyak memberikan apresiasi ketika menghadapi Covid 19, MUI dengan fatwa-fatwanya baik yang menyangkut vaksinasi maupun juga pelaksanaan ibadah, sampai ada fatwa untuk membolehkan untuk tidak berjumpa dalam rangka menjaga umat, ini saya kira memberikan dampak positif bagi pemerintah dalam penanganan Covid 19 walaupun pandemi ini belum hilang sampai saat ini,” tegasnya.

 

Di usia 47 tahun MUI, KH Maruf Amin menjelaskan bahwa usia tersebut sudah sangat matang, karena menurut Al-Quran usia yang matang itu dimulai pada usia 40 tahun.

 

“Usia 47 itu usia yang matang, kalau menurut Al-Quran usia yang matang itu dimulai ketika umur 40 tahun,

حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

 

Ayat ini turun berkaitan dengan sahabat Nabi Abu Bakar Siddiq, beliau bergaul dengan Nabi ketika umur nabi 20 tahun, dan Abu Bakar 18 tahun, ketika umur Nabi 40 tahun diangkat menjadi Rasul, salah seorang termasuk orang yang beriman pertama yaitu Abu Bakar pada saat umur 38 tahun, ketika 40 tahun selain beliau, orang tuanya, keluarga semuanya masuk islam,” jelasnya.

 

“Ketika kita berumur termasuk 47 tahun kita pantas mengatakan untuk mensyukuri nikmat ini kepada Allah, dan bisa lebih berbuat, kerja-kerja kebaikan yang di ridhoi oleh Allah, artinya meningkatkan kinerja kita setelah kita 47 tahun, sebagaimana pengertian dari Surat Al-Ahqaf ayat 15 diatas,” tuturnya.

 

Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” (QS Al-Ahqaf 15).

 

Makna dari memperingati 47 tahun MUI, kata Kiai Ma’ruf sesuai pengertian Surat Al-Ahqaf, maka MUI harus bisa meningkatkan kinerja, mewujudkan visinya sebagai mitra pemerintah dan pelayan umat.

 

“Kemampuan untuk berkinerja dengan baik dan beramal sholeh semuanya, di pusat, yang ada di daerah-daerah, provinsi maupun kabupaten, MUI semuanya harus sudah bisa bekerja dan berkinerja lebih baik lagi, saya kira itulah makna kita memperingati 47 tahun usia MUI,” ujarnya.

 

“Karena itu saya berharap kinerja MUI kedepan lebih meningkatkan visi MUI baik yang menyangkut Shodiqul Hukumah sebagai mitra pemerintah maupun sebagai khodimul ummah sebagai pelayan umat,” pungkasnya.

 

Pewarta: Abdul Manap


Nasional Terbaru