Ketua IPNU Jabar: Penting Adanya Penyuluh Remaja untuk Lawan Propaganda Teroris
Ahad, 4 April 2021 | 11:00 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Barat Ahmad Regi Maulana, mengajak kepada semua elemen bangsa agar bisa saling bahu membahu dan bersatu dalam upaya menumpas gerakan terorisme.
Regi mengungkapkan, gerakan terorisme sangat membahayakan terhadap keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
"Munculnya kembali aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh pasangan suami istri di Katedral Makasar, disusul dengan adanya penyerangan terhadap Mabes Polri yang dilakukan oleh seorang perempuan, menjadi bukti bahwa jaringan teroris sudah mengakar di negara kita," kata Regi, Kamis (1/4).
Menghadapi persoalan ini, Regi menegaskan bahwa tantangan bangsa kian hari makin kompleks. Menurutnya, semua elemen harus bersatu saling bekerja sama melawan terorisme yang akan mengancam stabilitas negara. Permasalahan yang paling utama dalam menghadapi terorisme adalah bagaimana mengubah pola pikir masyarakat sejak dini.
"Doktrinasi jaringan teroris merambah terhadap para pelajar kaum remaja generasi bangsa. Tugas yang mesti dijalankan oleh kita semua adalah mengubah pola pikir para kaum ekstremis dan mencegah para generasi muda dengan berbagai pemahaman keagamaan yang inklusif dan pemahaman kebangsaan," tegasnya.
Demi melawan dan memutus mata rantai gerakan terorisme dan ekstremisme, Ketua PW IPNU Jawa Barat memberikan langkah konkret tentang pentingnya Program Penyuluh Remaja.
Menurutnya, Program Penyuluh Remaja memiliki empat fungsi. Pertama, fungsi edukatif. Yaitu memberikan edukasi kebangsaan melalui pendekatan pengetahuan agama dan pengetahuan umum yang moderat dan toleran.
"Edukasi ini dilakukan bisa melalui tatap muka dengan turun langsung ke sekolah-sekolah atau bisa via telepon dan media sosial," ujarnya.
Kedua, fungsi informatif. Yaitu memberikan informasi melalui media sosial tentang segala hal konten positif. Selain itu, kata Regi, mengcounter narasi-narasi propaganda para kelompok ekstremis.
"Kita ketahui sekarang banyak info-info yang beredar namun lemah keabsahannya (hoax). Narasi propaganda kelompok ekstremis harus dilawan dengan counter narasi, nah itu semua salah satu tugas Penyuluh Remaja,"ujarnya.
Ketiga, fungsi konsultatif. Yaitu memberikan pelayanan terhadap para remaja khususnya para pelajar yang berkonsultasi tentang pribadinya atau hal lainnya. Menurutnya, Penyuluh Remaja akan menjadi seperti psikolog yang akan menemani curhatan-curhatan para remaja pelajar dan mahasiswa dan memberikan solusi jika ada masalah.
"Penyuluh remaja menjadi seperti psikolog. Mereka membuka ruang konsultasi 24 jam, bisa melalui tatap muka langsung atau via media," ungkapnya.
Keempat, fungsi advokatif. Yaitu Penyuluh Remaja memiliki tanggung jawab secara moral untuk bergerak melakukan pembelaan terhadap masyarakat binaannya jika terjadi ancaman, hambatan, dan gangguan. Misalnya, kata Regi, adanya kasus yang berhubungan dengan agama, pendidikan, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
"Penyuluh Remaja akan turun ke bawah untuk mendengar permasalahan yang terjadi pada remaja binaannya serta mencarikan solusinya," pungkasnya.
Pewarta: Muhammad Iqna Syam
Editor: Agung Gumelar
Terpopuler
1
Barak Militer Vs Pesantren
2
Jejak Perjuangan KH Muhammad asal Garut: Dari Membangun Pesantren hingga Menjaga NU
3
Dialog Refleksi Harlah ke-70, IPPNU Tasikmalaya Tegaskan Peran Strategis Perempuan dalam Pendidikan dan Kepemimpinan
4
Pesantren Karangmangu Bertaraf Nasional, Cetak Puluhan Khatimin dari Berbagai Daerah
5
BPBD Jabar Siap Tangani Bencana Alam di Bandung Barat, Karawang, dan Bekasi
6
IPPNU Kota Banjar Kunjungi Dinas Sosial, Bahas Kasus Sosial dan Penguatan Ketahanan Keluarga
Terkini
Lihat Semua