• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Nasional

HAJI 2023

Kemenag Ungkap Ada 7 Tantangan Musim Haji 2023

Kemenag Ungkap Ada 7 Tantangan Musim Haji 2023
Kemenag Ungkap Ada 7 Tantangan Musim Haji 2023 (Ilustrasi: NUO)
Kemenag Ungkap Ada 7 Tantangan Musim Haji 2023 (Ilustrasi: NUO)

Bandung, NU Online Jabar
Pada tahun 2023, Indonesia akan kembali memberangkatkan jamaah haji ke Tanah Suci Makkah. Tahun ini, Indonesia mendapatkan kuota jamaah haji sebanyak 221.000 jamaah yang terdiri dari 203.320 jamaah haji reguler, dan 17.680 jamaah haji khusus. Adapun untuk petugas, tahun ini Indonesia mendapat 4.200 kuota. 


Pada musim haji tahun ini, setidaknya ada tujuh tantangan yang harus dihadapi. Hal ini diingatkan Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Arsad Hidayat melansir NU Online dari laman Kemenag. 


Pertama, tahun ini kuota haji Indonesia kembali normal, sebanyak 221 ribu jamaah. “Tentu ini menjadi tantangan tersendiri yang akan dihadapi dan saya yakin semua sudah punya jawaban apa yang harus dilakukan sebagai petugas,” pesannya, Jumat (10/3/2023). 


“Kuota normal tentu jamaahnya padat, baik di akomodasi, transportasi atau di tempat ibadah. Kompleksitas permasalahan akan terjadi dan menjadi tantangan utama para petugas sebagai pelayan tamu Allah,” sambungnya.


Kedua, tahun ini sudah tidak ada pembatasan usia jamaah haji. Sehingga, jamaah 65 tahun ke atas atau yang masuk kategori lansia juga bisa berangkat. “Setidaknya ada 64 ribu jamaah lanjut usia (lansia) yang akan melaksanakan ibadah haji pada tahun ini,” sebut Arsyad. 


Ketiga, mempertahankan Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI). Tahun 2022, IKJH masuk kategori sangat tinggi dengan indeks untuk pertama kalinya mencapai angka 90. Ini menjadi tantangan untuk dapat dipertahankan. 


“Mudah-mudahan segala keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji tahun lalu (2022) memberikan semangat dan spirit agar minimal bisa sama dengan tahun lalu. Atau bahkan bisa lebih,” ujarnya. 


Keempat, jamaah sekarang sangat kritis. Mereka, memantau tingkah laku dan aktivitas sehari-hari para petugas haji. 


“Jika petugas cuek atau tidak pernah memantau jamaah, maka ini akan jadi catatan tersendiri bagi jamaah,” jelasnya. 


Kelima, orang dengan mudah mengirim segala sesuatu dan menyebarkannya melalui media sosial, “Jika petugas kurang perform dalam melaksanakan tugasnya, akan mudah tersebar melalui media teknologi atau media sosial,” sebut Arsad mengingatkan.


Keenam, petugas harus melek teknologi, karena hampir semua layanan sudah menggunakan perangkat digital. Tahun ini, semua laporan menggunakan aplikasi. “Laporan tahun ini harus digital, tahun kemarin 100%,” tuturnya. 


Ketujuh, layanan ibadah haji di Mina. Dengan kuota normal, antrean jamaah di toilet akan memanjang. Selain itu, musim haji tahun ini bertepatan musim panas. Seluruh petugas perlu mensosialisasikan sejak awal kepada jamaah akan pentingnya menjaga kesehatan. 


“Kapan dan di manapun harus mengingatkan dan mensosialisasikan untuk jamaah agar sering minum, membawa penutup kepala, memakai sandal, menggunakan alas kaki, penutup kepala seperti topi atau payung,” pintanya. 


Terkait pembayaran Dam, Arsad menginformasikan akan ada pengaturan dalam perbaikan Dam (Hadyu). Ini akan diatur oleh Keputusan Direktur Jenderal. 


Arsad mengakui bahwa visa haji dan umrah saat ini bisa dipergunakan untuk mengunjungi daerah di luar tanah suci Makkah dan Madinah. Kepada para petugas, Arsad berpesan agar rutin mengecek keberadaan dan mobilitas jamaahnya. 


“Saya minta semua peduli terhadap jamaah terutama ketua kloter atau semua harus rutin mengecek jamaah jangan sampai ada jamaah yang niatnya di luar beribadah,” tegas Arsad.


Editor: Abdul Manap
 


Nasional Terbaru