• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 18 Mei 2024

Nasional

Kasus dan Kematian Akibat DBD Tinggi di Dua Daerah Jabar, Dinkes Dorong Tingkatkan Kewaspadaan dengan 3M Plus

Kasus dan Kematian Akibat DBD Tinggi di Dua Daerah Jabar, Dinkes Dorong Tingkatkan Kewaspadaan dengan 3M Plus
Nyamuk (Foto: Freepik)
Nyamuk (Foto: Freepik)

Bandung, NU Online Jabar
Dua daerah di Jawa Barat menjadi sorotan utama dengan tingginya kasus dan kematian akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan angka kasus terus meningkat hingga tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dengan Kota dan Kabupaten Bandung menempati peringkat tertinggi pada tahun 2024 ini.


Kota Bandung mencatat rekor dengan 3.468 kasus DBD, menjadikannya daerah dengan kasus tertinggi di Indonesia pada awal tahun ini. Kabupaten Tangerang, Banten menyusul dengan 2.540 kasus, sementara Kota Bogor menempati peringkat ketiga dengan 1.944 kasus.


Salah satu kejutan adalah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, yang menjadi satu-satunya daerah di luar Jawa yang masuk dalam lima besar daerah dengan kasus DBD tertinggi, mencatatkan 1.659 kasus. Di sisi lain, Kabupaten Bandung Barat menempati peringkat kelima dengan 1.576 kasus DBD.


Pada kategori kematian akibat DBD, Kabupaten Bandung memimpin dengan 29 kematian, diikuti oleh Kabupaten Jepara, Jawa Tengah dengan 21 kematian. Kota Bekasi dan Kabupaten Subang masing-masing mencatatkan 19 dan 18 kematian, sementara Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, menduduki peringkat kelima dengan 17 kematian.


Provinsi Jawa Barat menyumbang tiga dari lima daerah dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi di Indonesia.


Menyikapi situasi ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat mengaitkan peningkatan kasus DBD dengan perubahan cuaca yang tidak baik.


"Perubahan cuaca menjadi faktor utama banyaknya nyamuk Aedes Aegypti yang menyebabkan DBD. Kalau tidak ada nyamuk itu, tidak akan menular. Perkembangbiakan nyamuk juga didukung karena faktor lingkungan yang kurang baik," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Vini Adiani Dewi, seperti dilansir dari jabarprov.go.id pada Sabtu (4/5/2024).


Jalan utama yang harus dilakukan untuk pencegahan kasus ini menurut Vini adalah dengan membuat lingkungan lebih bersih dan rapi, selain penanganan yang lainnya. 


"Tentu pencegahan dengan menabur serbuk abate, pengasapan, itu juga baik, tetapi yang utama adalah dengan 3M Plus. Masyarakat harus terus diedukasi untuk itu," tegasnya.


3M Plus itu menurut Vini selain menguras, menutup dan mendaur ulang, juga menanam ikan di kolam-kolam, menanam tumbuhan pengusir nyamuk seperti lavender, sereh dan lain-lain, atau menggunakan obat penangkal nyamuk di badan.


Imbauan tersebut kata Vini sudah dibuat surat edarannya ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota sejak Desember 2023 lalu, untuk disebarluaskan kepada masyarakat.


"Selain membuat surat edaran, Dinkes Jabar juga melakukan updating keilmuan untuk para dokter tentang perkembangan kasus demam berdarah, terkait tanda bahaya, ciri-ciri dan penanganannya," jelasnya.
 


Nasional Terbaru