Majalengka

Mengenal Al-Qur'an Kulit Kayu Berusia Ratusan Tahun di Majalengka

Rabu, 3 Januari 2024 | 10:00 WIB

Mengenal Al-Qur'an Kulit Kayu Berusia Ratusan Tahun di Majalengka

Al-Qur'an Kulit Kayu (Foto: NU Online Majalengka)

Majalengka, NU Online Jabar
Sebuah Al-Qur'an berusia 370 tahun yang terbuat dari kulit kayu masih tetap kokoh dan terawat dengan baik. Kitab suci umat Islam ini kini dijaga dengan penuh kehormatan di Desa Pageraji, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka.


Menurut NU Online Majalengka, Al-Qur'an tersebut dibuat sekitar 1650 tahun yang lalu dan kini dipegang oleh Kuwu Hormat Ridwanudin, keturunan ketujuh dari Kiai Haji Muhammad Latifudin, atau lebih dikenal dengan Tubagus Latifudin, penulis Al-Qur'an unik ini.


"Alhamdulillah usia Al-Qur'an ini sudah ratusan tahun dan kami merawatnya secara turun temurun, dari generasi ke generasi," ujar Kuwu Hormat seperti dikutip NU Online Majalengka pada Rabu (3/1/24)


Kondisi Al-Qur'an dari kulit kayu tersebut masih utuh dan sebagian besar dalam keadaan baik, karena dijaga dan dirawat dengan penuh perhatian. 


"Ini warisan biasanya rebutan. Dalam hal ini, yang diperebutkan adalah isi dari pengetahuan Al-Quran. Secara garis besar, Al-Quran mengajarkan untuk jangan terlalu mengejar duniawi," terangnya.


Al-Qur’an tersebut hanya dibaca sekali dalam setahun, khususnya saat memperingati haul atau wafatnya KH Tubagus Latifudin, dan dibacakan bersama-sama dengan warga.


"Hanya dibaca sekali dalam setahun, ketika haul dan hanya surah Yaa Siin saja," katanya.


Penulis Al-Qur'an ini memiliki hubungan kekerabatan dengan kerajaan Talaga Manggung, Pamijahan, Kasepuhan Kawunggirang, dan Cijati. Meskipun silsilah nasabnya kurang pasti karena hanya disampaikan secara lisan.


Selain Al-Qur'an, peninggalan Tubagus Latifudin juga mencakup senjata keris dan tombak, yang saat ini disimpan dengan sederhana. 


Sementara Ketua Grup Madjalengka Baheula (Grumala) Nana Rohmana atau akrab disapa Mang Naro berharap ada penelitian khusus tentang jejak tulisan tangan Al-Quran yang sudah berusia 370 tahun lebih itu.


"Kami, Grumala, telah melihat langsung Al-Quran itu dirawat dan dijaga oleh orang yang tepat. Sayangnya belum ada perhatian dari pemerintah, terhadap makam maupaun peninggalan Kiyai Latifudin. Padahal Makam tersebut ketika haul dikunjungi ribuan orang. Wisata religi telah terbentuk di Pageraji," ujarnya.