Lakpesdam NU Jabar: Ajaran Mbah Hasyim Harus Jadi Keunggulan Guru dan Ulama NU
Ahad, 13 Oktober 2024 | 08:03 WIB

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Jawa Barat, Prof. BQ Anies, (Foto: NU Online Jabar/Teng)
Agung Gumelar
Penulis
Bandung, NU Online Jabar
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Jawa Barat, Prof. BQ Anies, menekankan pentingnya ajaran Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari sebagai panduan utama bagi guru dan ulama NU.
Hal ini disampaikan Prof. Anies dalam acara Teach Talk bertema “Guru Ngaberkahan Murid, Masih? Ngaji Adabul 'Alim wa al-Muta'alim Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari” yang digelar di Ruang Rapat Gedung Dakwah PWNU Jawa Barat pada Sabtu (12/10/2024) siang.
"Ilmu dari Allah, dan guru adalah media yang menyampaikan ilmu itu kepada murid," ujar Prof. Anies, mengawali pemaparannya.
Ia menegaskan bahwa ajaran Mbah Hasyim harus menjadi keunggulan komparatif guru-guru dan ulama NU dalam proses pembelajaran.
Lebih lanjut, Prof. Anies menuturkan bahwa Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari telah memberikan arah kepribadian yang jelas untuk guru dan ulama NU, mencakup kepribadian diri, sosial, dan ilmiah yang harus dimiliki.
"Mbah Hasyim sudah memberi arah kepribadian diri, kepribadian sosial, dan kepribadian ilmiah seperti apa yang harus dimiliki guru dan ulama NU," jelasnya.
Dalam upaya meningkatkan kompetensi guru dan ulama, Prof. Anies juga mengusulkan agar organisasi Maarif dan Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) duduk bersama untuk merumuskan standar operasional bagi para pendidik.
Ia menyebut pentingnya memasukkan nilai-nilai dari Adab al-Alim wa al-Muta'allim sebagai bagian dari kompetensi profesional para guru dan ulama.
"Maarif dan RMI seyogyanya duduk bersama merumuskan agar isi Adab al-Alim wa al-Muta'allim menjadi standar operasional guru dan ulama untuk menjadi nilai tambah kompetensi, seperti yang didapat di bangku kuliah dan kompetensi profesi," jelasnya.
Lebih lanjut, Prof. Anies menjelaskan alasan pentingnya kolaborasi antara Maarif dan RMI. Menurutnya, banyak lembaga pendidikan, baik Maarif maupun non-Maarif, yang berada di bawah naungan pondok pesantren. Oleh karena itu, standar guru dan kiai memiliki kebutuhan yang berbeda.
"Kebutuhan standar guru dan kiai tentu berbeda, itulah gunanya perumusan bersama," tambahnya.
Acara ini mendapat sambutan antusias dari para peserta yang hadir, terutama para pendidik dari berbagai lembaga pendidikan NU di Jawa Barat.
Terpopuler
1
Pengukuhan Presidium Wilayah MA IPNU Jabar Digelar di Purwakarta
2
DKM Masjid Darussalam Gelar Halal Bihalal Bersama Jamaah
3
Innalillahi, Mustasyar PWNU Jawa Barat KH A Chozin Chumaidy Meninggal Dunia
4
Ketua Muslimat NU Kabupaten Bekasi Terima Penghargaan Perempuan Inspiratif 2025
5
Skema Murur Kembali Diterapkan dan Diperluas dalam Penyelenggaraan Haji 2025
6
Mas Chozin yang Saya Kenal
Terkini
Lihat Semua