• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 8 Mei 2024

Kota Bandung

Kacamata Kayu, Produk Kreatifitas Pesantren Cijawura Bandung

Kacamata Kayu, Produk Kreatifitas Pesantren Cijawura Bandung
Kacamata Kayu, Produk Kreatifitas Pesantren Cijawura Bandung
Kacamata Kayu, Produk Kreatifitas Pesantren Cijawura Bandung

Bandung, NU Online Jabar
Pesantren, selain memikul beban sebagai lembaga tafaqquh fi al-din (pendalaman ilmu agama), pesantren juga harus memiliki penyangga kemandirian untuk menghidupi dan melaksanakan kegiatan-kegiatan dakwahnya. Salah satunya adalah dengan kemandirian ekonomi. 

 

Banyak macam unit usaha pesantren dalam membentuk kemandirian ekonomi, salah satunya yaitu seperti unit usaha Pondok Pesantren Cijawura Margasari Kota Bandung, yang mengembangkan ekonomi keratif membuat produk kacamata dengan frame dari kayu

 

Produk tersebut di branding dengan nama “kai nusantara”. Tidak hanya kacamata, unit usaha tersebut juga memproduksi cangkir, tatakan kopi, dan produk unik lainnya yang juga di produksi dengan bahan dasar kayu.

 

Usaha tersebut diinisiasi oleh Adhia Turmudzi, seorang santri yang masih terikat keluarga dengan Ponpes Cijawura. Ia menuturkan produk unik tersebut di produksinya sendiri sejak tahun 2019.

 

“Unit usaha pesantren, jadi kita buat sendiri, produksi sendiri, memberdayakan masyarakat sebagian santri, kalau orderan banyak. Ini sudah tiga tahunan, ini hanya sekedar memanfaatkan waktu kosong, untuk kemandirian pesantren,” ujarnya.

 

Adhia sapaan akrabnya, menceritakan awal dirinya mantap untuk memproduksi kacamata dengan berbahan dasar kayu.

 

Tidak mempunyai latar belakang pendidikan mengenai optik atau tentang kesehatan mata, Adhia terjun membuat usaha ekonomi kreatif tesebut bermula saat ingin membeli kacamata kayu namun harganya sangat mahal, lalu ia memutuskan untuk mencoba membuatnya sendiri.

 

“Saya itu orangnya kokod monongeun mun ceuk basa sundamah, kreatif sagala dicabak. Pertama saya, membeli kacamata kayu, harganya masih mahal 1,5 juta, dari pada beli kacamata kayu dengan harga segitu akhirnya saya beli alatnya, beli alat harganya dua jutaan, selanjutnya iseng-iseng buat, membuat untuk saya saja, setelah jadi saya posting, ternyata ada yang beli ya walau gak banyak akhirnya jadi usaha, sudah berjalan setahun yaudah lah biar berkembang saya jadikan sebagai unit usaha pesantren,” terangnya.

 

Untuk pemasarannya sendiri, Adhia menjualnya by teman, dari teman ke teman, marketplace dan media sosial.

 

“Pemasaran kita kebanyakan reseller, kita juga online, shoppe, tokopedia, website. Bagi yang berminat bisa mengunjunginya dengan menelusuri “kainusantara.store” . selain itu kadang kita juga ikut expo, nah rencana tanggal 3 sampai 10 Oktober bulan depan saya ke Turki ikut expo,” katanya.

 

Sebelumnya, Adhia menuturkan pernah ikutan expo ke Milan dengan menjajakan produk tatakan kopi, cangkir, juga kopi dari west java kopi

 

“Waktu itu ke Milan ikut bersama pemerintah berkesempatan menjajakan produk-produk saya, disana itu walau banyak brand mereka yang terkenal, tetapi brand mereka sendiri itu kurang diminati, seperti orang jepang mereka itu kurang suka dengan brand produk mereka sendiri,” ungkapnya.

 

Untuk jenis kacamata yang dijual, Adhia memproduksi semua jenis kacamata bahkan bisa custom.

 

“Kacamata bebas, sunglasses, optikal, ada yang blue ray, photocromic, dan kacamata yang lainnya, juga bisa custom,” terangnya.

 

Sementara untuk harganya sendiri, Adhia menjual dengan harga yang beragam, “Untuk harga kita di rate awal-awal kita murah cuamn 200 ribu sekarang kita naik tiga setengah, sampai 600ribu, kalau custom sampai 800ribu-an,” katanya.

 

Tidak mau jalan ditempat dengan produk yang sama, Adhia berencana setelah sukses dengan produk kacamata, pihaknya akan mencoba membuat produk lain, yaitu salah satunya jam tangan kayu.

 

“Insya allah kedepannya, setelah kacamata kita akan mencoba membuat jam tangan, namun kami masih sulit menemukan pekerja yang apik, bisa membuat itu, tapi akan diusahakan,” pungkasnya

 

Pewarta: Abdul Manap


Kota Bandung Terbaru