Kota Bandung KESEHATAN

Hindari Kafein dan Alkohol: Cara Cegah Heat Stroke saat Musim Kemarau

Senin, 19 Agustus 2024 | 12:11 WIB

Hindari Kafein dan Alkohol: Cara Cegah Heat Stroke saat Musim Kemarau

Ilustrasi. (Foto: NU Online/freepik)

Musim kemarau membawa tantangan tersendiri bagi kesehatan, terutama dengan suhu udara yang semakin tinggi. Salah satu risiko kesehatan yang sering diabaikan adalah heat stroke, sebuah kondisi yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.


Dikutip Youtube NU Online, dr. Ita Fajria Tamim menjelaskan bahwa heat stroke terbagi menjadi dua yakni classic heat stroke dan adaptif heat stroke. Classic heat stroke: terjadi pada orang yang tidak mampu beradaptasi dengan panas, karena terjadi secara tiba-tiba. Sementara, adaptif heat stroke terjadi ketika paparan panas terjadi dalam jangka waktu yang panjang.


Untuk mencegah heat stroke, ada beberapa langkah yang dapat diambil, salah satunya adalah menghindari konsumsi kafein dan alkohol.


Dijelaskan bahwa minuman yang mengandung kafein dan alkohol akan membuat seseorang cepat mengalami dehidrasi. Di mana, dehidrasi menjadi salah satu faktor utama yang dapat memicu heat stroke.


“Minum air putih yang banyak, air putih sangat penting untuk rehidrarsi, menghindarkan tubuh kita dari kekurangan cairan, serta juga untuk mempertahankan suhu tubuh yang normal. Hindari minuman yang mendandung kafein atau beralkohol karena itu justru akan menyebabkan kita cepat untuk dehidrasi,” jelasnya.


Selanjutnya, cara untuk mencegah heat stroke yakni dengan menghindari aktivitas fisik yang berlebihan di saat musim kemarau atau ketika cuaca sedang sangat panas. “Kalau pengen olahraga lakukan saja di waktu pagi atau sore ketika suhu udara sudah semakin turun,” terangnya.


Adapun gejala heat stroke yang perlu diwaspadai antara lain:

  1. Suhu Tubuh Tinggi: Salah satu tanda paling jelas dari heat stroke adalah suhu tubuh yang meningkat drastis, biasanya di atas 40°C (104°F).
  2. Kulit Merah, Panas, dan Kering: Pada tahap awal, kulit mungkin terasa panas dan merah. Namun, seiring perkembangan heat stroke, kulit bisa menjadi kering karena tubuh berhenti berkeringat, meskipun suhu tubuh sangat tinggi.
  3. Kebingungan atau Disorientasi: Heat stroke bisa mempengaruhi fungsi otak, menyebabkan kebingungan, disorientasi, gelisah, atau bahkan halusinasi. Pada kasus yang lebih parah, penderita bisa mengalami kejang atau kehilangan kesadaran.
  4. Sakit Kepala: Penderita heat stroke sering mengeluhkan sakit kepala hebat, yang bisa disertai dengan pusing atau vertigo.
  5. Napas Cepat dan Denyut Nadi Kencang: Heat stroke dapat menyebabkan napas menjadi cepat dan dangkal, serta denyut nadi yang meningkat. Ini terjadi karena tubuh berusaha keras untuk mendinginkan diri.
  6. Mual dan Muntah: Gejala lain yang sering muncul adalah mual, muntah, atau perasaan tidak enak di perut.
  7. Kelemahan atau Kelelahan Ekstrem: Penderita mungkin merasa sangat lemah atau lelah, yang dapat berkembang menjadi ketidakmampuan untuk berdiri atau bergerak.
  8. Kehilangan Kesadaran: Pada tahap yang lebih lanjut, penderita heat stroke bisa mengalami pingsan atau bahkan koma, yang menunjukkan kondisi sangat berbahaya dan membutuhkan penanganan medis darurat.


Adapun pertolongan pertama untuk heat stroke yang harus dilakukan segera untuk mencegah kerusakan organ atau komplikasi serius lainnya antara lain:
 

  1. Pindahkan ke tempat yang sejuk: segera bawa penderita ke tempat yang sejuk seperti ruangan ber-AC atau area yang teduh.
  2. Hidrasi dengan cairan: Jika penderita masih sadar dan bisa menelan, berikan air dingin secara perlahan.
  3. Cari bantuan media segera: segera hubungi layanan darurat dan informasikan situasi dengan jelas.