• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Kota Bandung

Bertempat di Gedung PWNU, Puluhan Kader se-Jawa Barat Ikuti Gelaran Pesantren Konstitusi PKC PMII Jabar

Bertempat di Gedung PWNU, Puluhan Kader se-Jawa Barat Ikuti Gelaran Pesantren Konstitusi PKC PMII Jabar
Pembukaan Pesantren Konstitusi PKC PMII Jawa Barat. (Foto: NU Online Jabar/MRF).
Pembukaan Pesantren Konstitusi PKC PMII Jawa Barat. (Foto: NU Online Jabar/MRF).

Kota Bandung, NU Online Jabar
Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar kegiatan Pesantren Konstitusi yang bertempat di Gedung Aula Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat selama dua hari, yakni mulai pada Sabtu (23/3/2024) hingga Ahad (24/3/2024). 


Ketua pelaksana Pesantren Konstitusi Irsal Muhammad berterimakasih kepada PWNU Jawa Barat yang telah memfasilitasi terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia melaporkan, kader yang telah mendaftar untuk mengikuti Pesantren Konstitusi sebanyak 80 peserta.


"Mohon doa dari pak kiai, dan teruntuk kepada sahabat-sahabat semoga yang hari ini mengikuti kegiatan Pesantren Konstitusi mudah-mudahan kegiatan ini memberikan manfaat serta barokah," ujarnya.


Sementara itu, Ketua PMII Jawa Barat Apriliana Eka Dani mengungkapkan pentingnya mempelajari konstitusi agar kedepan melahirkan kader intelektual muda yang mampu menjadi pakar di bidang hukum secara tuntas.mulai dari hukum pidana, perdata termasuk memahami mekanismi judicial review.


Pria yang akrab disapa April tersebut menyebutkan, pihaknya menginginkan dengan terselenggaranya kegiatan Pesantren Konstitusi tersebut untuk mewadahi semua kader PMII agar mampu merumuskan materi sekaligus memberikan pemahaman terkait hukum. ”Indonesia ini negara hukum. Artinya, kita tak akan pernah lepas dari persoalan hukum, sehingga pertama harus kita lakukan ialah memahami terkait hukum,” tuturnya.


Meminjam istilah Sucipto Raharjo, sambung April, mekanisme menyelesaikan persoalan ke masyarakat baik litigasi atau nonlitigasi, yakni hukum untuk manusia, bukan manusia untuk hukum. Menurutnya, istilah tersebut seharusnya digunakan untuk menyejahterakan masyarakat.


“Jadi, ke depan para kader PMII tahu yang harus diluruskan jika terdapat kekeliruan,” kata dia. ”Seperti sedang hangat ini, adanya perubahan peraturan undang-undang oleh Mahkamah Konstitusi terkait persyaratan Capres dan Cawapres,” tambahnya.


April yakin, dengan bekal pengetahuan ini kader PMII Jabar dapat bisa lebih peka terhadap isu tentang hukum dan berharap pasca kegiatan ini kader dan pakar hukum PMII berhaluan Aswaja dapat konsisten memperjuangkan kaum tertindas.


Ia menilai, secara substansi terdapat banyak jumlah kader PMII Jabar dan hal itu juga menjadi salah satu keinginan besarnya.


“Tentu kami berharap, PMII Jawa Barat dapat menjadi laboratorium gerakan maupun pengetahuan dengan mewadahi kader dalam kemajuan kapasitas, karena tak cukup hanya mengikuti kaderisasi formal PMII saja,” tandasnya.


Sebagai informasi, kegiatan tersebut juga dihadiri sekaligus dibuka secara langsung oleh Wakil Sekretaris PWNU Jawa Barat KH Dindin C Nurdin. Hadir pula dalam kegiatan tersebut Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri dan Ketua Kaderisasi Nasional PB PMII Fachrurizal.


Kota Bandung Terbaru