• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Kota Bandung

KESEHATAN

Benarkah Mandi Malam Menyebabkan Penyakit Paru-Paru Basah? Simak Penjelasan Berikut

Benarkah Mandi Malam Menyebabkan Penyakit Paru-Paru Basah? Simak Penjelasan Berikut
Penyakit Paru-Paru Basah atau Pneumonia. (Ilustrasi/istimewa)
Penyakit Paru-Paru Basah atau Pneumonia. (Ilustrasi/istimewa)

Bandung, NU Online Jabar
Benarkah tidur malam atau mandi malam bisa menyebabkan paru-paru basah atau pneumonia? Pasalnya, ada mitos yang mengatakan bahwa tidur malam atau mandi malam bisa menyebabkan sakit paru-paru basah atau pneumonia.


Lalu kemudian, benarkah pneumonia itu disebabkan oleh karena tidur malam dan mandi malam? Jawabannya ternyata tidak.


dr Ita Fajria Tamim menjelaskan, pneumonia adalah suatu penyakit infeksi yang menyebabkan kantung udara dalam paru-paru terisi oleh cairan atau bahkan nanah sehingga menyebabkan sesak nafas. 


Ia mengungkapkan bahwa gangguan ini bisa menyebabkan batuk berdahak bahkan hingga batuk bernanah sampai dengan demam, menggigil, dan kesulitan bernafas.


Penyebab ini, kata dia, disebabkan oleh  organisme seperti bakteri, virus, maupun jamur. Di mana organisme tersebut menginfeksi paru-paru dan menyebabkan penyakit pada paru-paru tersebut.


“Faktor resiko pneumonia ini bisa dialami oleh siapa saja, tapi ada beberapa orang yang lebih rentan mengalami pneumonia yaitu satu anak-anak usia 3 tahun atau di bawahnya, kedua orang tua usia di atas 65 tahun, dan ketiga adalah pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit dalam jangka panjang,” ujarnya dalam kanal Youtube NU Online yang diakses NU Online Jabar, Jumat (25/8/2023).


Selain itu, pneumonia juga rentan dialami oleh pasien yang dirawat di ICU dan menggunakan ventilator atau alat bantu nafas, kemudian pasien yang memiliki penyakit kronis atau jantung, orang yang merokok dan orang-orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah seperti pasien HIV maupun AIDS.


Adapun gejala penyakit pneumonia ini di antaranya adalah batuk berdahak, sesak nafas, nyeri dada, mudah lelah, demam dan menggigil, mual, muntah, hingga gangguan pada kesadaran atau kesadaran yang menurun pada pasien terutama di usia lebih dari 65 tahun.


“Pengobatan pada pneumonia sendiri biasanya dilakukan oleh dokter dengan memberikan terapi berupa antibiotik, jika penyebab pneumonia adalah bakteri dan terapi suportif seperti obat penurun panas, kemudian juga obat yang menurunkan gejala batu berdahaknya,” ucapnya.


dr Ita mengatakan, pasien pneumonia biasanya dianjurkan untuk melakukan rawat inap, terutama jika terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 65 tahun, kemudian mengalami tensi darah yang sangat rendah misalnya 90/60, pasien mengalami gangguan kesadaran, memiliki fungsi ginjal yang tidak baik, nafas yang sangat cepat, suhu tubuh sangat rendah, serta denyut nadinya terlalu lambat atau terlalu cepat lebih dari 100 kali per menit.


Pewarta: Agung Gumelar


Kota Bandung Terbaru