• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Khutbah

KHUTBAH JUMAT

Khutbah Jumat: Esensi keberhasilan Umat Muslim sebagai Buah Ketakwaan

Khutbah Jumat: Esensi keberhasilan Umat Muslim sebagai Buah Ketakwaan
Khutbah Jumat: Esensi keberhasilan Umat Muslim sebagai Buah Ketakwaan. (Istimewa)
Khutbah Jumat: Esensi keberhasilan Umat Muslim sebagai Buah Ketakwaan. (Istimewa)

Khutbah I

 

‎اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الهَادِي بِالْقُرْاٰنِ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ بَاعِثِ الرُّسُلِ إِلَى الْمُكَلَّفِيْنَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الوَعْدِ الْأَمِيْنُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى خَاتَمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
‎أمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَالَّذِيْنَ هُمْ مُحْسِنُوْنَ.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah


Pada sidang jumat mulia ini, marilah kita tingkatkan kembali ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT. Ketakwaan ini kita wujudkan dalam melaksanakan perintah Allah dengan penuh suka cita, serta menjauhi larangan-Nya dengan segenap jiwa dan raga. Sementara keimanan kepada Allah, kita wujudkan dengan penuh keyakinan bahwa Allah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah, serta percaya bahwa Allah senantiasa menyertai dan mengawasi perbuatan-perbuatan kita.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah


Orang muslim adalah orang yang layak memperoleh keberhasilan dan kebahagian. Karena mereka adalah orang-orang yang menerima dan mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW. Sedangkan risalah Nabi berupa ajaran Islam adalah satu-satunya ajaran yang Allah ridloi.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah


Keberhasilan dalam bahasa Arabnya berarti fauz (فَازَ-يَفُوْزُ-فَوْزًا). Sementara keberhasilan atau fauz itu sendiri secara hakikatnya terdiri dari tiga tingkatan, yaitu fauz mubiin, fauz kabiir, dan fauz ‘adziim. Yang pertama fauz mubiin, merupakan keberhasilan yang nyata karena terselamatkan dari api dan siksa neraka. Fauz mubiin tersebut terekam dalam surat Al- An’aam ayat 16, yang berbunyi:


مَنْ يُصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمَه ۗ وَذٰلِكَ الْفَوْزُ الْمُبِيْنُ (الأنعام: 16)


Artinya: “Barang siapa dijauhkan dari azab atas dirinya pada hari itu, maka sungguh, Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberhasilan yang nyata”.


Yang kedua fauz kabiir, merupakan keberhasilan yang besar karena telah ditetapkan sebagai penghuni surga. Fauz kabiir tersebut terekam dalam surat Al-Buruj ayat 11, yang berbunyi:


إِنَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصّٰلِحٰتِ لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ ۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الكَبِيْرُ (البروج: 11)


Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal sholih, mereka akan mendapatkan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, itulah keberhasilan yang besar”.
Yang ketiga fauz ‘adzim, merupakan keberhasilan yang agung atau puncak keberhasilan, karena bukan hanya sebagai penghuni surga, melainkan dapat bertemu dan memperoleh ridlo Allah secara langsung. Fauz ‘adziim tersebut terekam dalam surat Al-Maidah ayat 119, yang berbunyi:


قَالَ اللهُ هٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصّٰدِقِيْنَ صِدْقُهُمْ ۗ لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا أبَدًا ۗ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ (المائدة: 119)


Artinya: “Allah berfirman, Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridlo kepada mereka dan mereka pun ridlo kepada-Nya”.


​​​​​​​Ma’asyiral muslimin rahimakumullah


Dari keterangan ketiga tingkatan keberhasilan tersebut, bagaimana cara kita untuk memantaskan diri sebagai orang yang berhasil? Di antara caranya yaitu petunjuk yang didawuhkan oleh junjungan kita, Rasulullah SAW dalam hadis yang berbunyi:


اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ (رواه الطبراني عن أبي ذر)


Artinya: “bertakwalah kepada Allah di mana pun berada, iringilah keburukan dengan kebaikan karena kebaikan dapat menghapus keburukan, dan berkawanlah dengan adab yang baik”. (H.R Athabrani dari Abi Dzar)


​​​​​​​Ma’asyiral muslimin rahimakumullah


Dari hadis tersebut, kita simpulkan bahwa untuk merealisasikan sebagai orang yang berhasil, maka caranya yaitu: pertama, senantiasa bertakwa kepada Allah di mana pun berada. Ketakwaan bukan hanya sekedar menunaikan kewajiban, melainkan di dasari dengan cinta dan keikhlasan. Apabila kita terus menanam cinta kepada Allah, maka perjuangan sesulit apapun dalam beribadah maupun menjauhi kemaksiatan akan terlewati dengan lebih ringan. Dan apabila semua dedikasi kita dalam beribadah dipondasikan dengan ikhlas, semata-mata hanya karena Allah, dan berharap hanya ridlo Allah, maka Allah akan meridloi kita. Ketika Allah ridlo, maka tidak ada yang mustahil bagi kita. 


Yang kedua, senantiasa memohon ampunan, selalu bertaubat, dan mendominasikan amal-amal baik dari pada amal yang buruk. Sehingga kita sadar bahwa taubat, istighfar, dan menebar kebaikan adalah hal yang penting untuk menuntun kita kepada rahmat dan kasih sayang Allah. Ketiga, kita senantiasa beradab baik terhadap sesama maupun dengan alam. Ketika kita mengimplementasikan adab atau budi pekerti saat bergaul dengan sesama maupun alam, maka dunia dan seisinya akan rela atas kehadiran kita. Dan tentunya orang yang sholih ialah orang yang tidak hanya memiliki ikatan kuat kepada Allah, melainkan pula memiliki ikatan kepada sesama.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah


Sebagai pamungkas pada khutbah jum’at kali ini, marilah kita terus bertakwa tanpa kenal lelah dan bosan. Karena orang yang bertakwa senantiasa memiliki jaminan dari Allah SWT berupa solusi dan rezeki dengan cara yang tidak disangka-sangka.


وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَه مَخْرَجًاۙ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ


“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah memberikannya jalan keluar dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka”.
 

‎إنَّ أَحْسَنَ الكَلَامِ كَلَامُ اللهِ الملكِ المنَّانِ وبقولهِ يَهْتَدِي المُهْتَدُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَالعَصْرِ، إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ، إِلَّا الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصّٰلِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا باِلصَّبْرِ. بَارَكَ اللهِ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآياَتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ  وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
 

Khutbah II


الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْإسْلَامِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَنَسْأَلُ اللهَ رِضَاهُ وَحُسْنَ الاِخْتِتَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ.
‎أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى يَأيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقٰتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
‎اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
‎اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنهُمْ والأمْوَاتِ إنّكَ سَمِيْعٌ قَريبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَر.


​​​​​​​Muhammad Rifki, Alumni Ponpes Al-ittihad Cianjur dan mahasiswa Universitas Pesantren KH Abdul Chalim Mojokerto


Khutbah Terbaru