Khutbah

Khutbah Jumat: Berantas Suap dan Korupsi Penghancur Negeri

Kamis, 13 Maret 2025 | 02:35 WIB

Khutbah Jumat: Berantas Suap dan Korupsi Penghancur Negeri

Ilustrasi. (Foto: NU Online/freepik)

Khutbah I

الحَمْدُ للهِ الَّذِي نَهَانَا بِالكَذِبِ عَنِ الفُجُوْرِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ  بِعِبَادِهِ الغَفُوْرُ؛ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ كَانَ القُرْآنُ فِي صَدْرِهِ مَسْتُوْرٌ. اللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أُسْوَةُ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ، وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمٍ ذُنُوْبُنَا مَغْفُوْرٌ أمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ  أُصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي قُرْآنِهِ الكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بَاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمَ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، …. يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَٰطِلِ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً عَن تَرَاضٖ مِّنكُمۡۚ وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَنفُسَكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمۡ رَحِيمٗا  ٢٩


Hadirin Jamaah Jum‘ah rahimakumullāh

Berdasarkan data Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) rentang tahun 2004 sampai 2019/20, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus korupsi terbanyak sepanjang 16 tahun terakhir, dengan total 101 kasus. Sederhananya, korupsi bagaikan rayap yang menggerogoti fondasi rumah. Meskipun tidak terlihat dari luar, perlahan-lahan ia merusak struktur hingga akhirnya lapuk dan runtuh. Korupsi diam-diam merusak tatanan masyarakat dan mengikis kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusi.


Harta yang hilang dari kantong masyarakat, seperti air yang mengalir dari keran yang tidak tertutup rapat ini, diakibatkan kurangnya integritas sumber daya manusia. Intergritas sumber daya manusia dapat ditumbuhkan dengan keseimbangan antara konsepdiri dan kepercayaan kepada tuhan Allah swt. sebagaimana firman Allah swt dalam An-Nisa ayat 29 yang telah dibacakan tadi bahwa ayat ini menyeru orang yang beriman untuk tidak memakan harta sebagaian yang lain dengan bathil (لَا تَأۡكُلُوٓاْ أَمۡوَٰلَكُم بَيۡنَكُم بِٱلۡبَٰطِلِ). Dalam kaidah ushul kata lalarangan dalam alquran menunjukan hukum haram. Penggalan ayat ini pun termaktub dalam QS. Al-Baqarah ayat 188.


Dalam QS. Ali ‘Imran ayat 161 dijelaskan kondisi manusia yang ketika dihadapkan dengan harta rampasan prang yang banyak, maka akan terjebak dalam persengketaan. 

وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَن يَغُلَّۚ وَمَن يَغۡلُلۡ يَأۡتِ بِمَا غَلَّ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۚ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ  ١٦١


Ayat ini menjelaskan bahwa “tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang”. Korupsi atau tindakan penyalanggunaan, penyelewengan merupakan tindakan dzalim dan khiatan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Dalam bahwa arab korupsi menggunakan Kata “Ghulul” dari kalimat (وَمَن يَغۡلُلۡ يَأۡتِ بِمَا غَلَّ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۚ) merupakan ancaman bagi orang yang melakukan tidank korupsi yaitu “dia akan didatangi pada hari kiamat nanti dengan apa yang dia bawa (harta yang dikorupsi itu), kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya (ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ).


Hadirin Jamaah Jum‘ah rahimakumullāh

Imaduddin Abi Al-Fida Ismail bin Kasir, dalam karyanya yang dikenal dengan tafsir Ibnu Kasir (1/659) mengutip hadis nabi riwayat imam Ahmad dari Abdul Malik bahwa:

 

أَعْظَمُ الغُلُوْلِ عِنْدَ اللهِ ذِرَاعٌ مِنَ الأَرْضِ، تَجِدُوْنَ الرَّجُلَيْنِ جَارَيْنِ فِي الأَرْضِ – أَوْ فِي الدَّارِ – فَيَقْطَعُ أَحَدُهُمَا مِنْ حِظِّ صَاحِبِهِ ذِرَاعًا، فَإِذَا اقْتَطَعَهُ طُوِّدَهُ مِنْ سَبْعِ أَرْضِيْنَ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ.


“Ghulul/ korupsi yang paling besar di sisi Allah adalah seorang yang memotong satu hasta dari tanah milik orang lain. Kalian akan mendapati dua orang laki-laki yang bertetangga - atau dalam satu rumah - kemudian salah seorang dari mereka memotong satu hasta dari bagian temannya. Jika ia memotongnya, maka ia akan dibebani sampai tujuh lapis bumi pada hari kiamat”.


Pangkal dari tidak ketidak jujuran dan pengkhianatan adalah berbohong, sedangkan baginda Nabi Muhammad saw telah jelas memberikan petunuk kepada kita tentang kejujuran, bahwa kejujuran akan membawa kepada kebenaran dan surga. Sedangkan kbohongan akan membawa kepada .kejahatan dan neraka
 

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ ، عَنْ مَنْصُورٍ ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًا، وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا "


Seseorang yang apabira selalu berkata jujur dalam ucapan dan perbuatanya, maka  dia akan dicatat disisi Allah sebagai orang yang jujur. Sebaliknya orang yang suka berbohong dia akan dicatat disisi Allah sebagai pembohong. Termasuk tidak suap-menyuap, baik yang memberi atau meneria suap sebagaimana hadis nabi riwayat At-Tirmidzi dari Abi Hurairah:

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ


Hadirin Jamaah Jum‘ah rahimakumullāh

Pemerintah Indonesia saat ini sedang gencar melakukan berbagai upaya untuk melawan korupsi dan suap. Terbukti telah banyak kasus korupsi terungkap, menerapkan transparansi dalam pengelolaan anggaran negara, dan memberikan edukasi anti-korupsi kepada masyarakat melalui para mentri dan pejabatnya. Upaya ini bisa diibaratkan seperti membersihkan kolam ikan yang keruh; membutuhkan waktu dan ketekunan karena dengan membersihkan sistem dari korupsi, negara dapat berkembang lebih adil dan sejahtera.


Mulailah degan jurur kepada diri kita untuk tidak korupsi dengan hal yang dekat dengan kita. Seorang pelajar tidak korupsi dengan waktu belajarnya yang digunakan untuk bermain dan bolos, seorang pekerja bekerja sesuai dangan porsi jam yang proposional, seorang pedagang berdagang dengan adil dan tidak curang dengan timbangan dan para pejabat-pejabatnya menjadi teladan kejujuran dan inegritas, agar korupsi dapat terberantas dengan tuntas. 
 

بَارَكَ اللهُ لِي وَ لَكُمْ وَ نَفَعَنِى وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ ذِكْرِ الحَكِيْمِ، وَ تَقَابِلَ مِنِّى وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II
 

الحَمْدُ للهِ حَمْدًا طَيِّبًا كَثِيْرًا مُبَارَكًا فِيْهِ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَ هُدَاهُ وَ سَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أما بعد. عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: "إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا". 

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ سَلِّمْ وَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ،  كَمَا يَنْبَغِى لِجَلَالِ وَجْهِكَ الكَرِيْمِ وَ عَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَ إِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ؛ رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ المُسْلِمِيْنَ وَ المُسْلِمَاتِ وَ المُؤْمِنِيْنَ وَ المُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الأمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحِمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ بِأَنَّنَا نَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لَا إلهَ إلَّا أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِى لَمْ يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ وَ لَمْ يَكُنْ لَهُ كُفْوًا أَحَدٌ؛ اللهُمَّ إِنَا نَسْأَلُكَ كَمَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ عَبْدُ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ وَ كَمَا سَأَلَكَ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ مِنْ خَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَ آجِلِهِ، وَ نَعُوْذُبِكَ الغَفُوْرُ الوَدُوْدُ ذُوْ العَرْشِ المَجِيْدِ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيْدُ مِنْ شَرِّ كُلِهِ عَاجِلِهِ وَ آجِلِهِ. 

اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ سَلَامَةً فِي الدِّيْنِ وَ عَافِيَةً فِي الجَسَدِ وَ زِيَادَةً فِي العِلْمِ وَ بَرَكَةً فِي الرِّزْقِ، وَ تَوْبَةً قَبْلَ المَوْتِ وَ رَحْمَةً عِنْدَ المَوْتِ وَ مَغْفِرَةً بَعْدَ المَوْتِ، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِي سَكَرَاتِ المَوْتِ وَ النَّجَاةَ مِنَ النَارِ وَ العَفْوَ عِنْدَ الحِسَابِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ وَ الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهِ يَأْمُرُكُمْ بِالعَدْلِ وَ الاِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِى القُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَ المُنْكَرِ وَ البَغْيِ يَعِظُكُمْ لَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَ لَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَ لَكُمْ. أَقِمِ الصَّلَاةَ.


Ustadz Ahmad Setiawan, Wakil Sekretaris LD PWNU Jawa Barat