• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Indramayu

Kisah Mantan Pengurus NU Taiwan, Dari Kajian Fiqih Hingga Diskusi dengan Penganut Paham Lain

Kisah Mantan Pengurus NU Taiwan, Dari Kajian Fiqih Hingga Diskusi dengan Penganut Paham Lain
Kisah Mantan Pengurus NU Taiwan, Dari Kajian Fiqih Hingga Diskusi dengan Penganut Paham Lain
Kisah Mantan Pengurus NU Taiwan, Dari Kajian Fiqih Hingga Diskusi dengan Penganut Paham Lain

Indramayu, NU Online Jabar
Proses khidmah terhadap Nahdlatul Ulama (NU) memang tidak terbatas letak geografis. Bahkan ketika seseorang itu berada di Taiwan untuk menjadi buruh migran, khidmah secara ikhlas sebagaimana diajarkan oleh para guru dan kiai terus terpelihara. Hal inilah yang mendasari Apdi Prayitno ketika berada di Negeri Formosa.


Kepada NU Online Jabar, Apdi Prayitno menuturkan bahwa proses khidmah itu mulai hadir ketika Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Ranting Changhua, Taiwan, sebelumnya mengetahui dirinya pernah menimba ilmu di pondok pesantren di Jawa Timur, yakni Al-Fatah dan Lirboyo.


"Pengurus (PCINU Changhua) pada saat itu akhirnya merekomendasikan saya untuk menjadi Tanfidziyah PCINU Changhua masa khidmah 2018 sampai 2019, serta Syuriah pada 2019 sampai 2020," kenang Apdi.


Pria kelahiran Lamongan yang kini tinggal di Desa Jayalaksana, Kedokanbunder, Indramayu ini mengaku jika kunci awalnya berkhidmah di NU adalah ajaran para guru dan kiainya. Menurutnya banyak aktivitas yang bisa dilakukan untuk berkhidmah, misalnya melestarikan syair-syiar seperti tahlilan, wiridan, pujian, dan amaliyah NU.


Ketika Apdi menjabat secara struktural di PCINU Changhua tersebut, banyak kajian berupa pendalaman fiqih kepada sesama buruh migran Taiwan yang bersumber pada kitab-kitab yang dirujuk oleh ulama-ulama NU. Kegiatan lainnya juga membuka ruang diskusi dengan paham lainnya yang kerap memberikan stigma bid'ah atas praktek yang dilakukan oleh orang-orang NU.


"Bentuk khidmah saya salah satunya adalah mengamalkan konsep Ahlussunnah wal Jama'ah seperti yang diajarkan oleh guru-guru saya yaitu Aswaja An-Nahdiyah, yang merupakan upaya membentengi praktek-praktek ibadah NU dari pihak yang ingin menggelincirkannya," terang Apdi.


Pria yang kini sibuk berbisnis cumi-cumi ini menerangkan bahwa dirinya mulai direkomendasikan lagi oleh masyarakat sekitar untuk menjadi struktural di kepengurusan NU Ranting Jayalaksana. Baginya khidmah dimanapun dan kapanpun, bahkan sebagai apapun kepada NU akan senantiasa dilakukan.


Pewarta: Wahyu Jayalaksana
Editor: Duljani


Indramayu Terbaru