• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Indramayu

Ketua MWCNU Kertasemaya Sebut Wajib Hukumnya Bakar Kemenyan saat Berdoa, Kenapa?

Ketua MWCNU Kertasemaya Sebut Wajib Hukumnya Bakar Kemenyan saat Berdoa, Kenapa?
Ketua MWCNU Kertasemaya Sebut Wajib Hukumnya Bakar Kemenyan saat Berdoa, Kenapa?. (Foto: Ummu Kulsum).
Ketua MWCNU Kertasemaya Sebut Wajib Hukumnya Bakar Kemenyan saat Berdoa, Kenapa?. (Foto: Ummu Kulsum).

Indramayu, NU Online Jabar
Ada yang unik dalam sambutan Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kertasemaya, Iink Mahruhin, di pembukaan Pelatihan Kader Dasar (PKD) Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor di Sekolah Dasar (SD) NU Jengkok Kecamatan Kertasemaya hari Ahad (28/08) siang.


Ia mengungkap sebuah pernyataan bahwa bagi Ketua MWCNU Kertasemaya, wajib hukumnya membakar kemenyan saat berdoa. Menurutnya, dalam mendirikan syariat Islam, istilahnya, harus disiapkan terlebih dahulu perangkat hardware dan sofwarenya.


"Telusuri sejarahnya, jangan asal bilang haram, bid'ah, dan mengafirkan. Prasangka Allah tergantung prasangka hamba-Nya. Doa akan dikabulkan jika yang berdoa yakin Allah akan mengabulkannya. Bakar kemenyan adalah simbol," katanya.


Iink menilai, dengan adanya simbol ini, keyakinan kita akan timbul. Suasana yang timbul saat kemenyan dibakar adalah suasana mistis yang dapat mengingatkan kita pada kematian sehingga kita akan merasa membutuhkan kehadiran Allah Swt.


"Sehingga akan menambah keimanan dan keyakinan kita pada Allah Swt. Kemudian asap dari bakar kemenyan juga simbol penghantar do'a kita ke lauhil mahfudz yang dapat memicu Keyakinan do'a kita segera dikabulkan. Waallahu 'Alam)," ucapnya.


Dalam kesempatan yang sama, Iink Mafruhin juga menjelaskan bahwa organisasi yang sukses dan maju bukan karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, bukan juga karena programnya yang bagus atau kegiatan-kegiatan besar yang diadakan organisasi tersebut.


"Ada dua indikator organisasi maju dan sukses, nomor satu mampu membentuk kaderisasi. Sehebat apapun organisasi jika tidak ada kaderisasi, akan tinggal nama. Jika hari ini peserta PKD GP Ansor ada 40 orang , maka sukseslah organisasi," katanya.


Indikator kesuksesan organisasi yang kedua, lanjut Iink, adalah apabila segala bentuk kegiatannya mengandung unsur dakwah, mengikuti dan manut pada para kiai dan ulama selaku pewaris para nabi. Ia juga menegaskan bahwa bagi warga NU, masalah empat pilar kebangsaan bagi telah selesai karena bagi NU, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati.


Pewarta: Ummu Kulsum
Editor: Ari AJ/MRF


Indramayu Terbaru