• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Hikmah

Wasiat Rasulullah Saw kepada Sayyidina Ali tentang Wudhu dan Shalat

Wasiat Rasulullah Saw kepada Sayyidina Ali tentang Wudhu dan Shalat
Wasiat Rasulullah Saw kepada Sayyidina Ali tentang Wudhu dan Shalat. (Ilustrasi NU Online Jabar)
Wasiat Rasulullah Saw kepada Sayyidina Ali tentang Wudhu dan Shalat. (Ilustrasi NU Online Jabar)

Nabi Muhammad Saw bersabda, “Wahai Ali, sempurnakanlah wudhu dengan sebaik-baiknya, karena sesungguhnya wudhu adalah separuh dari iman. Jika engkau berwudhu, jangan berlebihan dalam menggunakan air. Bila engkau selesai berwudhu, bacalah surat al-Qadr (inna anzalnahu fi lailatil qadr) sebanyak 10 kali setelah membasuh kedua kaki, niscaya Allah menghilangkan kesusahanmu.


“Wahai Ali, jika engkau selesai berwudhu maka ambillah air dan usapkan ke lehermu dengan kedua tanganmu, lalu berdoalah, ‘Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta wahdaka la syariika lak, astaghfiruka wa atubu ilaik (Maha Suci Engkau, ya Allah Swt, dengan segala puji bagiMu. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau yang Maha Esa, tiada sekutu bagiMu. Aku memohon ampun kepadaMu dan bertaubat kepadaMu).’


Setelah itu, tundukkan pandanganmu ke bumi dan ucapkanlah, ‘Asyhadu anna Muhammadan ‘abduka wa rasuluka (Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad Saw adalah hamba dan utusanMu).’ Sebab, siapa membaca doa tersebut (setelah berwudhu), niscaya Allah Swt mengampuni seluruh dosa kecil dan dosa besarnya.


“Wahai Ali, sesungguhnya para malaikat memintakan ampun bagi seseorang yang senantiasa berada dalam keadaan mempunyai wudhu dan suci dari hadas (kecil maupun besar).”


“Wahai Ali, siapa mandi pada hari Jum’at, Allah Swt akan mengampuni dosanya (yang terjadi) di antara hari Jum’at tersebut hingga hari Jum’at berikutnya. Selain itu, Allah Swt juga menjadikan mandi Jum’at tersebut pahala di kuburnya, dan (pahala tersebut) memberatkan timbangan amal baiknya. Wahai Ali, hendaklah engkau senantiasa bersiwak, sebab siwak itu mengandung 24 keutamaan dalam agama maupun badan.”


“Wahai Ali, hendaklah engkau senantiasa shalat tepat waktu, sebab shalat merupakan sumber tiap-tiap keutamaan dan puncak segala ibadah.”


“Wahai Ali, Jibril pernah berharap untuk menjadi golongan anak cucu Adam karena (ingin menetapi) tujuh hal. Yaitu, shalat lima waktu dengan berjamaah, berkumpul dengan para ulama, menengok orang sakit, mengantar jenazah, memberi air minum (kepada orang yang haus), mendamaikan dua orang yang sedang bersengketa, serta memuliakan tamu dan anak yatim. Oleh karenanya, engkau harus sangat menginginkan (menetapi) perkara-perkara tersebut.”


“Wahai Ali, shalatlah pada malam hari, walaupun lamanya seperti waktu memerah susu kambing. Sebab, orang yang shalat malam adalah orang yang paling bagus wajahnya.”


“Wahai Ali, jika engkau mengucapkan takbiratul ihram untuk melaksanakan shalat, maka renggangkan jari-jari tanganmu dan angkat kedua tanganmu sejajar dengan kedua pundakmu. Dan sesudah engkau bertakbir,  letakkan tangan kananmu di atas tangan kirimu di bawah pusarmu. Bila engkau ruku’, letakkan kedua tanganmu di atas lututmu dan renggangkan jari-jemarimu.”


“Wahai Ali, shalatlah Subuh dengan berpagi-pagi sekali (segera), dan shalatlah Maghrib setelah matahari terbenam mencapai sekira lamanya waktu memerah susu kambing. Sebab, yang demikian itu merupakan perbuatan yang biasa dilakukan oleh para nabi.”


“Wahai Ali, hendaklah engkau senantiasa melaksanakan shalat berjamaah. Sebab, di sisi Allah, shalat berjamaah itu pahalanya bagaikan engkau berangkat haji dan umrah. Tidaklah seseorang sungguh-sungguh mncintai shalat berjamaah kecuali ia seorang mukmin yang teramat sangat dicintai oleh Allah Swt. Dan tidaklah seseorang meninggalkan (menghindari) shalat berjamaah kecuali ia adalah orang munafik yang teramat sangat dibenci Allah Swt.”


“Wahai Ali, di antara para hamba yang paling dicintai oleh Allah Swt adalah seorang hamba yang (senang) bersujud sembari membaca, ‘Rabbi inni zhalamtu nafsi faghfirli dzanbii fa-innahu la yaghfirudz-dzunuba illa anta (Ya Tuhan, sungguh aku telah berbuat zhalim kepada diriku sendiri, semoga Engkau mengampuni dosaku. Sebab, sungguh tiada apa dan siapa pun yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau).”


“Wahai Ali, hendaklah engkau senantiasa melaksanakan shalat Dhuha, baik ketika engkau bepergian maupun sedang berada di rumah. Sungguh, bila kiamat tiba, akan ada suara yang memanggil dari atas keagungan surga, ‘Di manakah orang-orang yang dulu melaksanakan shalat Dhuha? Ayo, masuklah kalian melalui Pintu Dhuha dengan aman dan sentosa.’ Dan tidaklah Allah Swt mengutus seorang nabi pun kecuali Dia Swt memerintahkan kepadanya untuk melaksanakan shalat Dhuha.”


Wahai Ali, di antara kemuliaan seorang mukmin ialah memiliki istri yang taat, sudi melaksanakan shalat berjamaah, dan mempunyai tetangga-tetangga yang mencintainya.”


Kumpulan nasihat di atas dinukil dari kitab Washiyyatul Musthafa karangan Abdul Wahab As-Sya’roni


Hikmah Terbaru