Ceng Hilman: Jangan Jadikan Ramadhan sebagai Bulan untuk Bermalas-Malasan
Jumat, 22 Maret 2024 | 16:04 WIB

Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU Garut KH Hilman Umar Bashori. (Foto: NU Online Jabar/Rudi Sirojudin A).
Rudi Sirojudin Abas
Kontributor
Garut, NU Online Jabar
Di bulan Ramadhan, tak sedikit orang yang sengaja menurunkan intensitas aktifitas kegiatan kesehariannya, karena disebabkan oleh kurangnya asupan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, aktifitas yang dilakukan seseorang tidak seperti halnya hari-hari biasa di luar Ramadhan.
Padahal tidak demikian. Bagi orang yang cermat mengatur pola makan dan minum saat berbuka dan sahur, pintar mengelola kegiatan, meskipun dalam keadaan berpuasa, ada juga yang tetap merasa kuat dan beraktifitas sebagaimana mestinya. Terlebih saat aktifitas di bulan Ramadhan dipandang sebagai aktifitas yang bernilai tinggi pahalanya, maka tak jarang orang menganggap hal itu sebagai motivasi diri untuk beraktifitas seperti biasanya.
Terkait dengan itu, pengasuh Ponpes Fauzan Sukaresmi yang juga sebagai ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU Garut KH Hilman Umar Bashori mengingatkan agar bulan Ramadhan jangan dijadikan sebagai bulan untuk bermalas-malasan. Menurutnya, ibadah puasa tidak boleh serta merta menjadi sesuatu yang dapat menurunkan motivasi dalam beraktifitas.
"Justru dengan berpuasa, kita harus mampu menjadikan motivasi lebih kepada diri kita sendiri. Jangan karena tidak makan, aktifitas kita berhenti," ucapnya sebagaimana dikutip Chanel Youtube Vortable bertajuk Kalam Ramadhan Episode 5, Sabtu (16/3/2024) lalu.
Kiai yang akrab disapa Ceng Hilman itu mengatakan, agar di bulan Ramadhan aktifitas berjalan sebagaimana biasa maka kita harus ingat terhadap apa yang pernah disabdakan Nabi SAW terkait dengan motivasi dalam beraktifitas.
Ia mengutip hadis Nabis SAW
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ
Artinya: "Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat." (HR Muslim).
"Itulah motivasi dari Rasul kepada umatnya agar aktivitas sehari-hari di bulan Ramadhan tetap terjaga. Hadis tersebut harus menjadi motivasi bagi kita utuk tetap beraktifitas seperti biasa. Shalat sunat di bulan Ramadhan memiliki nilai setara dengan shalat fardhu. Setiap amalan yang dilakukan akan dibalas sepuluh kali bahkan hingga tujuh ratus kali lipat," ucap Ceng Hilman.
Lebih lanjut kiai yang juga sebagai ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Bisnis Syariah (STIEBS) Garut itu mengingatkan agar puasa jangan dijadikan sebagai alasan untuk mengurangi aktifitas. "Janganlah puasa menjadikan aktifitas kita menurun, diharapkan daya kekuatan tubuh kita tidak melemah. Justru dengan berpuasa kita harus bisa menjaga ritme aktifitas sehari-hari. Mengapa, karena aktifitas orang yang berpuasa dihitung sebagai aktifitas yang bernilai tinggi di hadapan Allah SWT," jelasnya.
Jika kita mampu menjaga motivasi untuk terus beribadah, tambah Ceng Hilman maka kekuatan puasa akan menjadi pendorong utama bagi seseorang untuk terus beraktifitas, terlebih aktifitas yang bersifat ibadah. "Misalnya di waktu pagi aktifitas kita tetap seperti biasa, jangan lupa baca Al-Qur'an walau satu dua halaman. Begitupun setelah shalat tarawih juga jangan lupa baca Al-Qur'an," imbuhnya.
Menurut kiai yang juga sebagai instruktur kaderisasi NU wilayah Jawa Barat itu, seorang perempuan yang menghidangkan makanan berbuka puasa dan sahur untuk suami atau keluarga akan memiliki nilai pahala yang begitu besar bagi dirinya, apabila dilakukannya itu diniatkan sebagai bentuk ibadah.
Ceng Hilman mengutip hadis Nabi SAW
كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الدّنْياَ وَيَصِيْرُ بِحُسْنِ النِيَّة مِن أَعْمَالِ الآخِرَة، كَمْ مِنْ عَمَلٍ يَتَصَوَّرُ بِصُوْرَة أعْمالِ الأخرة ثُمَّ يَصِيْر مِن أَعْمَالِ الدُّنْيَا بِسُوْءِ النِيَّة
Artinya: ”Banyak sekali amal perbuatan yang tergolong amal keduniaan, tapi karena didasari niat yang baik maka tergolong menjadi amal akhirat. Dan banyak sekali amal perbuatan tergolong amal akhirat, tapi ternyata ia tergolong amal dunia karena didasari niat yang buruk."
"Mari kita perkuat motivasi ibadah kita. Jangan sampai aktifitas kita melemah karena datangnya bulan Ramadhan. Sebaliknya, setiap aktifitas itu harus diniatkan dengan baik sebagai bentuk ibadah. Mengapa, karena ada amal-amal dunia, misal makan, memasak, tetapi ketika ketika hal itu diniatkan untuk beribadah maka akan bernilai ibadah," tandas Ceng Hilman seraya menutup tausiah digitalnya itu.
Terpopuler
1
DPR RI Setujui Usulan Kemenag soal Tambahan Anggaran untuk BOS Madrasah dan Tunjangan Profesi Guru
2
Dikukuhkan Rais 'Aam PBNU, Inilah Susunan Struktur Idaroh Aliyah JATMAN 2025-2030
3
Ketika 14 Siswa Tak Diakui Negara: Kebijakan Tambah Rombel 50 Siswa Mengandung Bom Waktu
4
Khutbah Jumat Singkat: Manfaatkan Sisa Umur dengan Melakukan Hal yang Bermanfaat
5
Pererat Ukhuwah, PCNU Kabupaten Bogor Gelar Istighotsah dan Silaturahmi Pendekar Pagar Nusa
6
Aklamasi, Nyai Hj Minyatul Ummah Terpilih Pimpin Fatayat NU Jawa Barat 2025–2030
Terkini
Lihat Semua