• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Doa

Doa Tawakal dan Kelancaran Rezeki dari Rasulullah SAW serta Kisah Dibaliknya

Doa Tawakal dan Kelancaran Rezeki dari Rasulullah SAW serta Kisah Dibaliknya
Doa Tawakal dan Kelancaran Rezeki dari Rasulullah SAW serta Kisah di Baliknya. (Foto: NU Online Jabar)
Doa Tawakal dan Kelancaran Rezeki dari Rasulullah SAW serta Kisah di Baliknya. (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar

Rasulullah SAW pernah mengingatkan cucunya yakni sayyiduna Hasan dalam mimpinya untuk membacakan doa berikut ini: 

 

اَللَّهُمَّ اقْذِفْ فِى قَلْبِى رَجَاءَكَ وَاقْطَعْ رَجَائِى عَمَّنْ سِوَاكَ، حَتَّىٰ لاَ أَرْجُوْ اَحَدًا غَيْرَكَ، اَللَّهُمَّ وَمَا ضَعُفَتْ عَنْهُ قُوَّتِى، وَقَصُرَ عَنْهُ عَمَلِى، وَلَمْ تَنْتَهِ إِلَيْهِ رَغْبَتِى وَلَمْ تَبْلُغْهُ مَسْأَلَتِى، وَلَمْ يَجْرِ عَلَىٰ لِسَانِى مِمَّا أَعْطَيْتَ اَحَدًا مِنَ اْلاَوَّلِيْنَ وَٱلْأَخِرِيْنَ مِنَ ٱلْيَقِيْنِ، فَخُصَّنِى بِهِۦ يَارَبَّ ٱلْعَالَمِيْنَ

 

“Ya Allah lemparkan pengharapan (kepada)Mu di hatiku dan putuskan (ketergantungan) harapanku dari orang selain-Mu. Hingga aku tidak akan berharap kepada siapapun selain-Mu. Ya Allah dan sekalipun kekuatanku lemah darinya, usahaku pendek/sedikit darinya, dan itu tidak bisa menyelesaikan keinginanku juga tidak bisa mengatasi masalahku. Dan keyakinan belum berjalan pada lisanku dari apa yang telah Engkau berikan kepada siapapun, baik dari orang-orang terdahulu maupun orang-orang yang terakhir, maka keyakinan tersebut tolong khususkan aku wahai Tuhan semesta alam.”

 

Doa tawakkal ini dapat kita jumpai dalam Tārikh al-Khulafā' Imam Suyuthi, Tārikh Madīnah Dimashq Ibn 'Asakir dan tersebut juga dalam Abwāb al-Faraj Abuya Sayyid Muhammad Maliki.

 

Kisah di baliknya

Alkisah, diceritakan bahwasanya ada rekonsiliasi politik yang dilakukan oleh sayyiduna Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra dengan Muawiyah bin Abi Sufyan pasca seperlima Khalifah kelima menggantikan sang Ayah dengan menyerahkan tampuk kekhalifahan kepadanya. 

 

Salah satu syarat kesepakatan dari rekonsiliasi ini adalah bahwa Muawiyah harus menutup semua Hutang sayyiduna Hasan ra. Hal ini dilakukan sebab sayyiduna Hasan ra. adalah figur dermawan yang selalu menutupi kebutuhan orang walau di dekatnya dia sendiri dalam kondisi kekurangan, karena itu hutang dia menumpuk banyak.

 

Rekonsiliasi politik ini dilakukan oleh sayyiduna Hasan karena tidak ingin ada pertumpahan darah dan peperangan internal di kalangan kaum Muslimin hanya karena masalah politik kekuasaan. Dengan pandangan yang bijak, sayyiduna Hasan membuat rekonsiliasi ini walau potensi pendukungnya menang di medan perang sangat tinggi, hal ini merupakan pengejawantahan dari sabda baginda Nabi SAW:

 

إِنَّ ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ وَلَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ عَظِيمَتَيْنِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ

 

“Sesungguhnya anakku ini (Hasan bin Ali bin Abi Thalib) adalah seorang sayyid (pemimpin) dan semoga Allah mendamaikan dua kelompok besar kaum Muslimin lewat tangannya.” ( HR. Bukhari)

 

Sebab rekonsiliasi ini, para pendukung sayyiduna Hasan di Kufah yang sakit hati dan sok merasa benar-benar balik mencibir beliau dengan memanggil; يا عار المؤمنين   (wahai orang yang merugikan kaum Mukmin). Atas ucapan ini beliau menanggapi; العار خير من النار(memalukan lebih baik dari pada masuk Neraka). Bahkan ada juga yang berlaku tidak sopan dan menyapa beliau; السلام عليك يا مذل المؤمنين(Semoga keselamatan atasmu wahai orang yang melarang orang-orang Mukmin). 

 

Sapaan ini beliau jawab; لست بمذل المؤمنين و لكني كرهت أن أقتلكم على الملك(saya bukanlah sosok yang menyembunyikan orang-orang Mukmin tapi saya benci jika saya melawan kalian sebab karena ingin kekuatan).

 

Maka, untuk menjalani hidup dengan tenang dan menjauhi suasana politik beliau pindah ke Madinah hingga wafat dibunuh oleh istri beliau sendiri; Ja'dah binti al-Asy'ats, yang meracuni minuman beliau. Ja'dah rela meracuni sayyiduna Hasan ra. demi tawaran kekayaan dan janji akan dinikahi oleh Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan. 

 

Saat sayyiduna Hasan meninggal sebab racunnya, dia menagih janji itu kepada Yazid, namun dijawab oleh Yazid; إنا لم نرضك للحسن أفنرضاك لنفسنا (sungguh saya tidak senang anda di sisi Hasan, apa (kamu kira) saya juga senang anda di sisi saya?). 

 

Sayyiduna Hasan ra. Mengetahui betul siapa yang meracuni beliau kala itu, namun saat Sayyiduna Husein memaksa dan meminta memberitahunya, Sayyiduna Hasan lebih memilih diam merahasiakan dan memaafkan orang yang telah meracuni beliau.

 

Pasca pindah ke Madinah saat itu, kehidupan sayyiduna Hasan cukup sulit dan hutang dia menumpuk karena dia sosok dermawan yang suka membantu. Janji Muawiyah saat rekonsiliasi untuk mengirimi sayyiduna Hasan sebanyak 100.000 Dinar pertahun hanya dilakukan setahun saja. Maka uang yang diharapkan datang dari Muawiyah tersebut tidak kunjung datang hingga berjalan bertahun-tahun sehingga hutang beliau menggunung.

 

Kala itu beliau berinisiatif mengingatkan Muawiyah dengan menulis sebuah surat, namun beliau urungkan. Setelah itu saat beliau tertidur, sang Kakek (baginda Nabi saw.) datang dalam mimpinya;

 

“Bagaimana keadaanmu wahai hasan?” 

Sayyiduna hasan menjawab, “Baik wahai Kakek, hanya saja saya sedang kuatir sebab rezekiku yang seret.

Baginda melihat. lalu berucap pada sang cucu, “Apakah kamu akan menulis surat untuk meminta pertolongan pada makhluk yang juga sama sepertimu dengan niat mengingatkan dia akan masalah [janji itu]?). 

Sayyiduna Hasan menjawab, “Iya wahai Rasulallah, apa yang harus saya lakukan?”. 

Baginda Nabi SAW mengingatkan sang cucu untuk berdoa sebagaimana doa di atas. 

 

Dan tidak sampai seminggu doa itu dipanjatkan oleh sayyiduna Hasan ra., Allah SWT telah menggerakkan Muawiyah bin Abi Sufyan untuk mengirimkan uang kesepakatan itu sejumlah lebih dari 500.000 Dinar, sehingga sayyiduna Hasan dapat membayar hutang-hutangnya dan membagikannya kepada mereka yang membutuhkan di Madinah.

 

Editor: Agung Gumelar
Sumber: sanadmedia


Doa Terbaru