Depok

Soroti Persoalan Sampah, Predikat Kota Layak Anak, dan Pemberdayaan Pemuda, GP Ansor Depok Desak Pemerintah Lebih Responsif

Jumat, 18 April 2025 | 09:45 WIB

Soroti Persoalan Sampah, Predikat Kota Layak Anak, dan Pemberdayaan Pemuda, GP Ansor Depok Desak Pemerintah Lebih Responsif

Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Depok terus menunjukkan komitmennya dalam mengawal isu-isu strategis daerah. Dalam audiensi bersama Ketua DPRD Kota Depok, Ade Supriyatna, yang digelar pada Kamis, 17 April 2025, (Foto: NU Online Jabar)

Depok, NU Online Jabar
Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Depok terus menunjukkan komitmennya dalam mengawal isu-isu strategis daerah. Dalam audiensi bersama Ketua DPRD Kota Depok, Ade Supriyatna, yang digelar pada Kamis, 17 April 2025, GP Ansor menyoroti tiga persoalan krusial: pengelolaan sampah, ironi predikat "Kota Layak Anak", serta belum optimalnya pemberdayaan organisasi kepemudaan.

 

Ketua GP Ansor Kota Depok, Kahfi menyampaikan bahwa persoalan sampah di Depok telah memasuki tahap krisis. “TPA Cipayung sudah kelebihan kapasitas bahkan sempat longsor ke sungai. Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi juga ancaman serius bagi kesehatan masyarakat,” ujarnya.

 

Menurut GP Ansor, pemerintah kota belum menunjukkan keseriusan dalam mengelola sampah secara berkelanjutan. Mereka mendorong percepatan penerapan teknologi ramah lingkungan seperti incinerator dan budidaya maggot, serta pelibatan aktif masyarakat dalam proses pemilahan sampah sejak dari sumbernya.

 

Di sisi lain, GP Ansor juga mengkritisi predikat "Kota Layak Anak" yang disandang Depok. Pasalnya, masih banyak sekolah negeri yang kekurangan ruang kelas dan memiliki fasilitas yang jauh dari kata layak. “Label Kota Layak Anak seharusnya tercermin dari kondisi nyata di lapangan. Faktanya, masih banyak ruang kelas yang seperti kandang ayam—sempit dan tidak manusiawi,” tegas Kahfi, mengutip laporan sejumlah media.

 

Masalah lain yang turut disoroti adalah minimnya dukungan terhadap organisasi kepemudaan. Menurut GP Ansor, peran pemuda dalam pembangunan daerah masih belum dimaksimalkan. “Padahal, ormas kepemudaan seperti kami siap menjadi mitra strategis dalam edukasi publik, penguatan nilai toleransi, hingga aksi sosial keagamaan,” ungkap Sekretaris GP Ansor, Juned.

 

GP Ansor mendorong adanya skema hibah kegiatan yang lebih inklusif untuk organisasi kepemudaan, serta pelibatan aktif pemuda dalam forum-forum perencanaan pembangunan. “Kami bukan hanya siap terlibat, tapi juga ingin membuktikan bahwa pemuda mampu menjadi bagian dari solusi,” tambahnya.

 

Audiensi ini menjadi wadah penyampaian aspirasi yang menggambarkan kepedulian GP Ansor terhadap masa depan generasi muda, kelestarian lingkungan, dan arah pembangunan kota yang lebih adil dan berkelanjutan. Melalui forum ini, GP Ansor menegaskan bahwa suara pemuda bukan hanya bentuk kritik, tetapi juga ajakan untuk berkolaborasi membangun Depok yang lebih baik.