Depok

Ansor Depok Dukung Camat Non-Muslim Pertama, Christine Desima: Simbol Toleransi Kota Depok

Selasa, 27 Mei 2025 | 10:56 WIB

Ansor Depok Dukung Camat Non-Muslim Pertama, Christine Desima: Simbol Toleransi Kota Depok

Ketua Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PAC GP Ansor) Sukmajaya, M. Isya Syafruddin (Foto: LTN NU Kota Depok).

Depok, NU Online Jabar
Sebanyak 97 Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Depok resmi mengalami rotasi, mutasi, dan promosi jabatan pada Senin (26/5/2025). Pelantikan tersebut dipimpin langsung oleh Wali Kota Depok, Supian Suri.

 

Dari sejumlah pejabat yang dilantik, satu nama menarik perhatian publik, yakni Christine Desima Arthauli. Ia dipercaya memimpin Kecamatan Sukmajaya dan menjadi satu-satunya camat perempuan dalam pelantikan tersebut. Selain itu, Christine juga tercatat sebagai camat non-Muslim pertama dalam sejarah Kota Depok.

 

Penunjukan Christine mendapat respons positif dari berbagai pihak, termasuk organisasi keagamaan. Ketua Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PAC GP Ansor) Sukmajaya, M. Isya Syafruddin, menilai kebijakan Wali Kota sebagai langkah yang patut diapresiasi.

 

"Ini bagian dari proses bernegara yang baik. Membangun toleransi, apa pun agamanya, ketika mau bekerja sama membangun Depok, harus kita dukung," ujar Isya, Selasa (27/5/2025).

 

Ia menambahkan, pelantikan Christine menjadi momen penting untuk mengikis stigma negatif yang selama ini melekat pada Kota Depok. Sebagaimana diketahui, laporan Indeks Kota Toleran (IKT) yang dirilis Setara Institute menempatkan Depok sebagai salah satu kota dengan tingkat intoleransi tertinggi selama tiga tahun berturut-turut.

 

"Kami berharap ini menjadi titik balik. Ini simbol bahwa Depok terbuka, Depok bisa menjadi rumah bagi semua," kata Isya.

 

GP Ansor Kota Depok, lanjutnya, berkomitmen menjaga ruang-ruang toleransi serta mendorong terciptanya kehidupan sosial yang rukun dan damai. Mereka juga menyatakan siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pejabat lintas agama, demi mendukung pelayanan publik yang inklusif dan adil.

 

Di tengah tantangan polarisasi dan narasi sektarian yang masih kerap muncul, langkah Wali Kota Supian dinilai sebagai sinyal bahwa keberagaman dapat berjalan seiring dengan profesionalisme dan integritas dalam pemerintahan.

 

"Ini bukan hanya soal siapa yang menjabat, tapi pesan bahwa Depok adalah kota milik semua warganya," tutup Isya.