• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Daerah

Peringatan Hari Santri ala MWCNU Parungponteng

Peringatan Hari Santri ala MWCNU Parungponteng
Peringatan Hari Santri ala MWCNU Parungponteng (Foto: NUJO)
Peringatan Hari Santri ala MWCNU Parungponteng (Foto: NUJO)

Tasikmalaya, NU Online Jabar
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Parungponteng mempunyai caranya tersendiri untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN). Perayaannya tergolong unik dan tak biasa daripada umumnya. Dari tahun 2016, peringatan HSN di Kecamatan Parungponteng nampak berbeda dengan kecamatan lainnya di Tasikmalaya.

MWC ini memperingati HSN dengan menelusuri khazanah intelektual pesantren dalam bentuk bedah buku. Jika ditotal, MWCNU Parungponteng sudah membedah enam buku selama kurun waktu 2016 sampai 2021. 

Setiap tahunnya, tak kurang dari 100 ekslempar buku dibagikan kepada para peserta yang mengikuti acara bedah buku ini. Para peserta mendapatkannya secara cuma-cuma aliyas gratis. Beberapa buku yang sudah dibedah diantaranya:

  1. Menalar NU karya Yayan Bunyamin (2016)
  2. Fikih Kebangsaan 1 (2017)
  3. Fikih Kebangsaan 2 (2018)
  4. Kritik Ideologi Islam Radikal (2019)
  5. Fikih Kebangsaan 3 (2020)
  6. Kitab al-Luma’ karya Imam Ahlissunnah Abul Hasan al-Asy’ari (2021)

Kang Dudung UP sebagai motor & inisiator kegiatan ini berharap dengan kegiatan ini warga NU di Parungponteng bisa meningkatkan kapasitas keilmuannya sebagai konsekuensi dari nama organisasi tercintanya, Nahdlatul Ulama (kebangkitan para ulama, gerakannya orang-orang yg berilmu).

"Kegiatan bedah buku ini sudah menjadi rutinitas KBNU Parungponteng setiap tahunnya yang di mulai dari tahun 2015 sampai sekarang, dengan harapan meningkatkan kapasitas keilmuan warga NU,"  ujarnya. 

Kang Yayan Bunyamin adalah satu-satunya pemateri dalam gelaran bedah buku yang sudah berjalan tujuh kali tersebut. Kenapa 7? Karena sebelum ditetapkannya Hari Santri Nasional, MWCNU Parungponteng sudah menggelar acara bedah buku yang pertama pada tahun 2015 dan Kang Yayan pulalah yang menjadi pematerinya.

Kang Yayan selalu mengatakan, “Iqro adalah perintah pertama yg diterima sayyiduna Muhammad dalam memperbaiki umat, semoga bedah buku ini merupakan bagian dari Iqro tersebut," tuturnya. 

Sebagai informasi, acara bedah buku ini bersamaan dengan pelantikan pengurus MWCNU dan Ranting Parungponteng masa khidmah 2021-2026.

Pewarta: Sahal Lutfi Syabani
Editor: Agung Gumelar


Daerah Terbaru