• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Daerah

Pedagang Cilung Jadi Sarjana

Pedagang Cilung Jadi Sarjana
Pedagang Cilung Jadi Sarjana
Pedagang Cilung Jadi Sarjana

Indramayu, NU Online Jabar
Hari masih pagi, sang mentari baru saja turun dari peraduannya disambut kicau burung bernyanyi ceria, nampak seorang pemuda di sebuah  kampung di ujung utara Kota Mangga Indramayu yang dikenal dengan sebutan Blok Pecantilan Desa Pagirikan, Kecamatan Pasekan, mulai menyiapkan alat-alat dagangannya, memasukkan bahan-bahan dagangan ke “dongdangan” atau gerobak kecil yang disetting sedemikian rupa, kemudian dinaikkan ke atas motor butut dan siap menjajakan dagangannya keliling dari satu kampung ke kampung lainnya. 

 

Pemuda itu bernama Ibnu Ubaidillah, sehari-hari ia berprofesi sebagai pedagang aci gulung (Cilung) keliling, salah satu makanan kesukaan anak-anak yang berbahan dasar tepung dicampur telor kemudian digulung dengan bambu kecil seperti tusuk sate dan digoreng.

 

Itulah rutinitas keseharian yang dilakukan pemuda yang akrab dipanggil Ibnu ini, dirinya melakoni usaha dagangan Cilung itu sejak tahun 2017 dengan modal sekitar Rp. 100 Ribu dan penghasilan kotor per harinya rata-rata antara Rp. 150. Ribu sampai Rp. 200 Ribu. 

 

Ibnu adalah anak sulung dari 5 bersaudara,  putra seorang bapak bernama Kustari dan Ibu Nur Asyiah yang dilahirkan pada 11 April 1995. Sebagai anak pertama, Ibnu memiliki rasa tanggungjawab yang besar untuk membantu perekonomian keluarga, maka ia memilih berjualan Cilung setiap hari, mulai pukul 07.00 WIB hingga sore jam 16.00 WIB.

 

Ibnu adalah tipe anak muda pekerja keras, tidak kenal lelah dan tidak gengsian, meskipun harus berjualan Cilung, ia tidak malu dan penuh semangat dalam menjajakan dagangannya. Alumni Pesantren Al-Anwariyah Tegalgubug-Cirebon ini juga memiliki tekad yang kuat untuk terus melanjutkan pendidikannya.

 

“Alhamdulillah saya sempat ikut ngeliwet di Pesantren Al-Anwariyah dan menyelesaikan jenjang pendidikan Tsanawiyah hingga Aliyah, sebelum boyongan dan kembali ke kampung, saya diwanti-wanti oleh kiai untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” ungkap Ibnu saat dihubungi NU Online Jabar, Selasa (30/11).

 

“Cita-cita saya untuk bisa kuliah terkendala biaya, apalagi orang tua saya juga masih menanggung beban Pendidikan untuk adik-adik saya, maka saya memilih untuk berjualan Cilung sambil sedikit demi sedikit mengumpulkan uang untuk biaya kuliah. Alhamdulillah pada tahun 2017 PCNU Indramayu membuka perguruan tinggi yakni Sekolah Tingi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Nahdlatul Ulama (STIDKI NU), akhirnya saya mendaftarkan diri dan ikut kuliah dengan mengambil Prodi Bimbingan Konseling Islam (BKI),” sambung Ibnu.

 

Selama empat tahun, Ibnu berjuang menuntut ilmu sambil tetap berjualan Cilung, pagi hari keliling kampung menjajakan dagangannya kemudian siang hari kuliah di kampus STIDKI NU. “Meskipun harus membagi waktu antara kuliah dan jualan Cilung, tetapi Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, biaya kuliah juga terpenuhi dari hasil jualan hingga saya bisa diwisuda menjadi sarjana dengan menyandang gelar Sarjana Sosial (S.Sos),” ujar Ibnu.

 

Saat wisuda yang digelar pada Hari Rabu (10/11/) lalu adalah saat yang paling mengharukan sekaligus membanggakan bagi Ibnu, ia diantar seluruh keluarganya berangkat menggunakan sepeda motor untuk mengikuti pengukuhan gelar kesarjanaannya. 

 

“Sungguh ini momen yang sangat luar biasa, saya sungguh terharu sekaligus merasa bangga akhirnya pedagang Cilung ini jadi sarjana,” tutur Ibnu sambil berpose dengan dongdangan Cilung dan motor kesayangannya menggunakan baju kebesaran sarjana dan toga kebanggaannya.

 

Kini setelah meraih gelar S1, Ibnu bertekad untuk melanjutkan jenjang pendidikannya hingga S2 dengan masih tetap menjalankan aktifitas jualan Cilungnya.

 

“Jualan Cilung ini akan tetap saya lakoni, meskipun saya juga akan mencoba inovasi baru dan merambas bisnis lain, selain itu juga saya ingin mengamalkan ilmu yang saya peroleh di STIDKI NU Indramayu agar ilmu saya bermanfaat sambil menunggu kesempatan untuk bisa melanjutkan kuliah hingga S2,” tutup Ibnu Ubaidillah.

 

Sementara Ketua (Rektor) STIDKI NU Indramayu, Supendi Samian merasa terharu sekaligus bangga mendengar kisah dan perjuangan Ibnu, seorang pedagang aci gulung (Cilung) dengan penghasillannya yang tidak seberapa, namun bisa menyelesaikan kuliah hingga bisa menjadi sarjana. “Ini adalah kisah inspiratif yang harus dijadikan motivasi bagi generasi muda, bahwa tidak ada halangan bagi siapapun untuk bisa kuliah dan meraih gelar sarjana, asalkan mau bekerja keras, tidak gengsian dan semangat dalam menuntut ilmu, pada ahirnya akan meraih kesuksesan, dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan,” tegas Supendi Samian.

 

Terkait keinginan Ibnu untuk melanjutkan jenjang pendidikannya, Ketua STIDKI NU Indramayu telah melakukan upaya menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia agar lulusan STIDKI NU bisa mendapatkan beasiswa kuliah S2.

 

“Saya akan fasilitasi Ibnu dan seluruh lulusan STIDKI NU yang mau melanjutkan kuliah, InsyaAllah beberapa perguruan tinggi siap memberikan bea siswa dan dalam waktu dengan ini akan kita tindak lanjuti,” ujar Ketua STIDKI NU yang juga menjabat sebagai Wakil Bendahara PWNU Jawa Barat ini. 

 

Ia berharap, agar generasi muda tidak ragu masuk dan kuliah di STIDKI NU. Menurutnya, masa depan kita akan semakin cerah denga ilmu pengetahuan. “Disamping itu, kampus kita ini telah terakreditasi B, kampus digital dan kampus entrepreneur yang membekali mahasiswanya dengan berbagai keterampilan serta para sarjana juga diberikan peluang untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, Ibnu harus menjadi contoh bagi kita semua dan semoga dia bisa kuliah S2 dengan beasiswa,” pungkas Supendi Samian.

 

Pewarta: Iing Rohimin
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Daerah Terbaru