• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 12 Mei 2024

Daerah

Pagar Nusa Cimalaka Melatih Pendekar Nahdliyin

Pagar Nusa Cimalaka Melatih Pendekar Nahdliyin
Pelatihan Pagar Nusa Cimalaka (NU Online Jabar/foto MWC NU Cimalaka)
Pelatihan Pagar Nusa Cimalaka (NU Online Jabar/foto MWC NU Cimalaka)

Sumedang, NU Online Jabar
Sebanyak 50 calon pendekar Nadliyin mengikuti Masa Penerimaan Anggota Pagar Nusa (MAPAG) pada Jumat sampai Sabtu, 20-21 November 2020, bertempat di Pondok Pesantren At Tarbiyyah Cimalaka Sumedang.

Rois Syuriah MWC NU Kecamatan Cimalaka, KH Tatang Kohir Fajri dalam sambutan pembukaan berpesan kepada seluruh peserta untuk meluruskan niat dalam setiap kegiatan supaya mendapat keberkahan dan  ridlo Allah, terlebih dalam menjadi anggota dan belajar di Pagar Nusa tidak diniatkan untuk menyombongkan diri, membuat kekacauan melainkan harus diniatkan untuk membela kebenaran dan menjaga kedamaian.

“Luruskan niat dalam setiap kegiatan supaya mendapat keberkahan dan ridlo Allah,” pesannya.

“Begitupun dalam menjadi anggota Pagar Nusa harus diniatkan dengan benar tidak untuk menyombongkan diri dan membuat suasana tidak kondusif, sebaliknya harus menjadi agen penjaga kedamaian di bumi nusantara, karena Pagar Nusa sebagai salah satu wadah warga nahdliyin untuk menjaga Kyai dan NKRI,” sambung KH Tatang.

Sedangkan K Hamid Afandy,  selaku Ketua Tanfidliyah MWC NU Cimalaka, menyatakan bahwa NU dan Pesantren adalah satu kesatuan yang saling berkaitan dan saling mendukung antara satu dengan lainya, dan santri sebagai objek dan warga pesantren selama di Pondok maupun setelah menjadi Alumni harus tetap mencari wadah dan bergaul di organisasi yang menguatkan NU. 

“Pesantren dan NU saling berkaitan dan menjadi satu kesatuan yg tidak bisa dipisahkan. Untuk para santri baik selama di pondok atau pun setelah menjadi alumni harus mencari wadah bergaul dan berorganisasi di bawah naungan NU,” ajak kiai Hamid yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren At Tarbiyyah.

K Hamid menambahkan bahwa Pagar Nusa sebagai badan otonom NU bisa menjadi salah satu organisasi yang bisa menjadi wadah para santri dalam berkreasi demi memagari fikroh dan harokah para santri supaya tidak keluar terbawa arus yang deras beredarnya pemahaman-pemahaman yang tidak sehaluan dengan Aswaja an-nahdliyah.

“Pagar Nusa bisa menjadi salah satu organisasi NU yg bisa diikuti oleh para santri demi memagari fitroh, fikroh, dan harokah para santri supaya tidak keluar dari garis Aswaja an-aahdhiyah,” tambahnya.

Ketua PC Pagar Nusa NU Sumedang, Eyang Praja, memberikan pesan kepada para calon anggota untuk mempersiapkan diri menjadi anggota yang baik dari segi psikis dan mental, karena Pagar Nusa sebagai pendekar NU akan digembleng dengan keras. 

“Pendidikan di Pagar Nusa itu keras karena mencetak pendekar warga Nahdhiyin supaya memiliki mental yg kuat demi menjaga kyai dan NKRI,” kata Eyang Praja.

Praja juga mengajak agar pendekar Pagar Nusa tetap mengedepankan akhlak, sopan santun dan tatakrama terkhusus kepada para kiai dan ulama di Nahdlatul Ulama walaupun dididik dengan keras. 

“Pendekar pagar Nusa yang bermental kuat dan keras tetap jangan sampe kehilangan ta'dzim dan takrim kepada para Kiai,” Sambung Eyang Praja.

Dalam MAPAG, peserta akan mendapatkan pengenalan jurus dasar Pagar Nusa, kemudian riyadoh dan diakhiri dengan pembaiatan.

Pewarta: Cucu Syamsu
Editor: Muhyiddin
 


Editor:

Daerah Terbaru