• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Daerah

LPBINU Jabar Terus Genjot Sosialisasi Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas

LPBINU Jabar Terus Genjot Sosialisasi Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas
Sosialisasi Program Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas di Desa Mulyasari kecamatan Pamanukan Kabupaten Subang (Foto: NUJO).
Sosialisasi Program Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas di Desa Mulyasari kecamatan Pamanukan Kabupaten Subang (Foto: NUJO).

 Bandung, NU Online Jabar 

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat secara berskala terus menggenjot sosialisasi Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas, khususnya di daerah Jawa Barat. 

 

Berdasarkan tingginya Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2021, data tersebut menunjukkan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Subang memiliki tingkat ancaman yang tinggi, maka 2 lokasi ini dipilih sebagai pilot project. 

 

Wilayah program Penanggulanggan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat adalah Desa dan satuan pendidikan/pasantren yakni terdapat di Desa Sindangjaya Kecamatan Cikalong Kabupaten  Tasikmalaya (gempa dan tsunami) dan Desa Mulyasari Kecamatan Pamanukan Kabupaten Subang (banjir). 

 

LPBINU Jabar Bersama komuintas Save the Children akan melakukan model Program Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat (PRBBK), di tingkat desa yang terintegrasi dengan satuan pendidikan, serta mendorong partisipasi anak dan pemuda dalam pengelolaan risiko bencana. 

 

Peningkatan kapasitas dan pelibatan pada program yang akan dilaksanakan akan lebih difokuskan pada anak-anak dan pemuda khususnya anggota karang taruna. Kemitraan Save the Children dan LPBI NU Jawa Barat untuk Program PRBKK dalam durasi April–November 2022. Program ini akan menjangkau 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Subang.

 

Sebagai kegiatan awal akan diselenggarakan workshop para pihak untuk mensosialisasikan pentingnya kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana. Hal ini merupakan kegiatan yang akan dilakukan mengingat masih banyaknya para pihak (stakeholder) yang merasa belum saatnya atau belum perlu mempersiapkan diri untuk penanggulangan bencana. 

 

Kegiatan yang akan dlakukan berupa workshop para pihak untuk membangun kesadaran dan kesepahaman perlunya membangun kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana. Workshop persiapan penerapan desa aman bencana di tingkat desa diselenggarakan untuk mensosialisasikan dan membangun kesepahaman para pihak di tingkat desa. 

 

Kegiatan akan dilangsungkan di kantor desa atau tempat yang dapat menampung peserta yang berasal dari desa yang akan dijadikan pusat kegiatan dengan mengundang perwakilan desa lain yang ada di sekitar serta perwakilan dari pemerintahan dan pihak lain yang berkepentingan.

 

“Kegiatan ini mempunyai tujuan membangun kesadaran dan kesepahaman masyarakat, termasuk kelompok anak, dan anak muda terhadap risiko bencana di daerah yang rentan bencana secara ekonomi, miskin, dan rawan bencana,” ujar Ketua LPBINU Jabar, Dadang Sudardja kepada NU Online, Selasa (24/05) siang. 

 

Sasaran peserta dari kegiatan workshop ini diantaranya laki-laki (dewasa), Wanita (dewasa), anak laki-laki, dan anak perempuan. Dalam hal ini anak yang dimaksud adalah mereka yang berusia di bawah 18 tahun. 

 

“Diperlukan kesinambungan pengelolaan resiko bencana di satuan Pendidikan dan masyarakat, karena satuan pendidikan secara geografis dan warga satuan Pendidikan merupakan bagian dari masyarakat,” terang Dadang. 

 

Diharapkan dari adanya kegiatan ini tersosialisasikannya Program Pengelolaan Risiko Benca Berbasis Komunitas (PRBBK) Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam mengelola risiko bencana yang ramah anak. Selanjutnya, peningkatan kapasitas masyarakat, kelompok anak, dan anak muda dalam mengelola risiko bencana yang ramah anak. Dan terakhir, mendorong partisipasi anak dan anak muda dalam peningkatan kapasitas kelembagaan dalam mengelola resiko bencana.

 

Editor: Agung Gumelar


Daerah Terbaru