• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Daerah

Bagaimana Santri Bisa Kembangkan Segenap Potensi Dirinya?

Bagaimana Santri Bisa Kembangkan Segenap Potensi Dirinya?
Santri bisa mengembangkan segenap potensi dirinya (Foto: NU Online)
Santri bisa mengembangkan segenap potensi dirinya (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jabar 
Seniman asal Bandung yang juga dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Nusantara (UNINUS), Soni Bebek, mengajak Santri untuk menggali diri, mengenali potensi untuk berkarya. 

“Ketika kita punya niatan berbuat sesuatu yang berkaitan dengan karya, lakukan saja dulu. Jangan berpikir bagus atau tidaknya (karya yang dibuat),” ungkap bernama asli Soni Sonjaya ini dalam pada YouTube NU Jabar Channel, Jumat (11/9). 

Bila kita terus menekuni minat kita, lanjutnya, terus lakukan sampai pada titik kita senang melakukannya. Begitu juga santri, mereka dapat menekuni minatnya selain memperdalam ilmu agama yang menjadi santapan sehari-hari. Salah satu yang bisa ditekuni misalnya dunia seni. 

Pesantren sebetulnya dekat dengan dunia kesenian. Para santri terbiasa menghafalkan bait-bait nahwu dah sharaf dalam bentuk syair. Ada juga seni kaligrafi, berbicara di depan orang banyak, qiraat, dan rebana. 

“Bukankah Allah indah dan mencintai keindahan, masa iya kita makhluk yang fana ini tidak mencintai keindahan,” tutur Soni.

Pondok pesantren memiliki ratusan bahkan ribuan santri di dalamnya, tidak bisa dipungkiri bahwa tidak akan semua santri ketika lulus menjadi seorang kiai. Pendalaman potensi dalam bidang apa pun, termasuk kesenian merupakan ikhtiar santri yang perlu ditekuni sedari awal.

Berdakwah tidak selalu tentang ceramah, melalui tulisan (literasi) santri dapat mendakwahkan nilai-nilai keislaman yang dipelajari di pesantren. Begitu pun kesenian lainnya seperti bermusik dan melukis.

“Cerdas itu bukan berarti serba bisa, serba tahu pun itu sudah cerdas. Berkaitan dengan kemampuan, silahkan cari kemampuan kalian masing-masing. Orang-orang cerdas adalah mereka yang dapat memanfaatkan apa yang mereka tahu,” ungkapnya.

Selain bernyanyi dan menulis, Soni aktif melukis. Soni mengaku, tidak memiliki bakat dalam bidang melukis, namun dirinya menekuni minat melukis hingga merasa senang setiap melakukannya. Bahkan Soni dapat membantu pesantren lewat lukisan. Melelang lukisan hasil karyanya untuk kemudian 100 persen keuntungannya disalurkan kepada pondok pesantren.

Santri dapat mencontoh Soni Bebek dalam upayanya membantu pondok pesantren dari karya yang ia dalami menjadi sebuah potensi. Mendalami potensi, kemudian bisa menolong diri sendiri dan orang lain.

Menurut Soni, selain dari minat diri sendiri, perlu adanya dukungan dari keluarga. Ucapan atau larangan orang tua pada anaknya sangat berpengaruh terhadap minat anak ke depan.

“Misalkan ketika seorang anak menggambar di tembok, mestinya bukan dilarang mengambar tapi mengarahkan anak untuk menggambar pada kertas,” jelas Soni.

Kalimat ‘jangan’, sambungnya, yang diucapkan orangtua pada anaknya dapat membuat anak enggan untuk melakukan minatnya. Maka larang anak dengan kalimat positif, tanpa menyebut kata ‘jangan’ pada awal kalimat.

Pewarta: Riki Baehaki
Editor: Abdullah Alawi 

 


Daerah Terbaru