Seputar Jabar

Dedi Mulyadi Akan Tempatkan Psikolog di Setiap Sekolah di Jabar untuk Atasi Kenakalan Remaja

Senin, 21 Juli 2025 | 12:50 WIB

Dedi Mulyadi Akan Tempatkan Psikolog di Setiap Sekolah di Jabar untuk Atasi Kenakalan Remaja

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Foto: Pemprov Jabar)

Bandung, NU Online Jabar
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan pihaknya akan menempatkan psikolog di berbagai sekolah sebagai langkah konkret menangani kasus kenakalan remaja yang kian mengkhawatirkan di lingkungan pendidikan.

Langkah ini, menurut Dedi, merupakan bentuk keprihatinan atas kondisi psikologis generasi muda, khususnya Gen Z, yang mengalami tekanan dan gangguan perilaku akibat berbagai faktor sosial dan digital.

"Ada aspek yang bersifat kompleks, yang menurut saya itu psikologis yang dialami oleh Gen Z hari ini. Sehingga investigasinya perlu melibatkan psikolog agar kita mengetahui masalah itu secara terbuka. Supaya tidak menjadi problem di kemudian hari," ujar Dedi Mulyadi seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Jabar, Senin (21/7/2025).

Ia menekankan bahwa kehadiran psikolog di sekolah diperlukan untuk memperkuat fungsi bimbingan dan konseling yang selama ini hanya ditangani guru BK. Karena itu, ia akan mengajak para bupati dan wali kota untuk turut serta merealisasikan program ini.

"Hari ini menurut saya sudah semestinya. Saya akan mengajak pula Bupati/Wali Kota. Sudah semestinya di setiap sekolah ada psikolog, terutama SMA dan SMP karena tak mungkin lagi Guru BK. Problemnya sudah akut," tegasnya.

KDM juga menyoroti sejumlah penyebab menurunnya kualitas moral generasi muda, antara lain derasnya arus informasi digital, minimnya aktivitas fisik, dan disrupsi sosial yang kian masif. Ia menyebutkan bahwa anak-anak sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dengan gawai, mengonsumsi makanan instan, tinggal di lingkungan yang sempit, dan kurang memiliki ruang gerak yang sehat.

"Ruang interaksi dengan orang tua juga makin terbatas, sementara pengaruh media sosial justru makin besar dan mudah masuk ke dalam kehidupan mereka," ujarnya.

Ia pun mengingatkan bahwa ancaman terhadap remaja saat ini bukan lagi semata radikalisme, tetapi juga virus moral yang menyebar melalui berbagai jaringan digital dan media sosial, yang memicu tindakan negatif seperti tawuran, pelecehan seksual, dan kekerasan lainnya.


Terkait