Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Sejarah

Peristiwa Bersejarah Asyura

Peristiwa Bersejarah Asyura

Ali Zain al-Abidin al Sajjad,


“Hanya Engkau Yang Maha Indah
Dan seluruh semesta menuju-Mu”


Asyura (Suro dalam bahasa Jawa) diambil dari kata “Asyara” yang secara literal berarti 10 (sepuluh). Asyura dalam perbincangan sosial keagamaan sebagai tanggal 10 atau hari ke 10. Dan karena dalam sistem kalender Islam Asyura masuk dalam bulan Muharram, maka terma “Asyura” berarti tanggal 10 Muharram. Kata ini (Muharram) berarti dihormati, atau diharamkan untuk berperang. Nabi menyebut salah satu empat bulan yang disebut al Qur-an sebagai bulan-bulan yang dihormati adalah Muharram.


Baca Juga:
Sayyidina Husein, Cucu Nabi Muhammad SAW yang Terbunuh Tragis pada 10 Muharram


Ada sejumlah peristiwa penting dalam sejarah umat manusia yang terjadi pada hari itu. Sejumlah informasi menyebutkan peristiwa- peristiwa besar itu, antara lain:


Sebuah hadits menyebutkan :


عن ابن عباس رضي الله عنهما "أَنَّ رَسُولَ اللَّه صلى الله عليه وسلم قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَه؟" فَقَالُوا: هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِيهِ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ، فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّه صلى الله عليه وسلم :نَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ." فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَمَرَ بِصِيَامِه".(أخرجه مسلم)


“Ibnu Abbas, sahabat Nabi menceritakan bahwa manakala Nabi tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Asyura. Beliau bertanya : “kalian puasa apa?”. Mereka menjawab : “Ini hari besar, Nabi Musa selamat dari kejaran Firaun dan para pengikutnya, sementara Firaun sendiri tenggalam. Maka Nabi Musa bersyukur dengan berpuasa pada hari ini”. “Nah, kami tentu lebih layak dan patut untuk berpuasa daripada Nabi Musa dan kalian”.Nabi lalu berpuasa dan menganjurkan sahabat-2nya berpuasa pula”.


Baca Juga:
Niat Puasa Tasu'a dan Asyura di Bulan Muharram Lengkap dengan Latin, Terjemah Serta Keutamaannya


Tetapi para sahabat Nabi mengatakan: “Duhai Nabi, bukankah itu hari raya orang Yahudi dan Nasrani?. Nabi menjawab : “Oh, kalau begitu tahun depan kita tambah satu hari sebelumnya, tanggal 9 Muharram”.


Nabi Muhammad pada tanggal itu (9 dan 10 Muharram) selalu berpuasa. Beliau mengatakan :


عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما أنّه قال: قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: “إنّ عاشوراء يوم من أيّام الله، فمَن شاء صامه ومَن شاء تركه” رواه مسلم،


“Sesungguhnya hari Asyura termasuk hari yang dimuliakan Allah, barangsiapa suka berpuasa berpuasalah, siapa yang tidak ingin berpuasa, tidak apa-apa”.


وعن عائشةَ قالت: “كان عاشوراءُ يومًا تَصومهُ قريش في الجاهلية، وكان النّبيُّ صلى الله عليه وسلم يصومه. فلمّا قدِمَ المدينةَ صَامَهُ وأمرَ بصيامه،” رواه البخاري. -


“Pada masa Jahiliyah kaum Quraisy berpuasa pada Asyura. Nabi dulu juga berpuasa pada hari itu. Ketika tiba di Madinah beliau berpuasa, dan menganjurkan pengikutnya berpuasa”. (H.R. Bukhari).


Nabi juga mengatakan : “Barangsiapa membagi kegembiraan bagi keluarganya pada hari Asyura, niscaya Allah akan melapangkannya sepanjang tahun”.


Sebagian kaum muslimin di Indonesia pada hari itu mentradisikan membuat makanan nasi atau bubur untuk dibagikan para tetangga dan fakir miskin. Mereka juga melaksanakan puasa sunnah dua hari, tanggal 10 dan 9 yang biasa disebut Tasu’a, mengikuti Nabi SAW.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU

M. Rizqy Fauzi
Editor: M. Rizqy Fauzi

Artikel Terkait