Timnas Indonesia akan melakoni laga kesembilan pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dengan menjamu China di GBK Senayan, Jakarta, Kamis (5/6/2025) malam. 

Bagi pelatih Timnas Patrick Kluivert, tampaknya pertandingan nanti menjadi pertandingan ketiganya yang menarik untuk dinanti pasca dirinya resmi membela Timnas sejak dipinang PSSI pada 8 Januari 2025 lalu. 

Pada pertandingan perdana, Kluivert memang belum memberikan hasil menggembirakan untuk Timnas karena kalah dari Australia 5-1. Namun pada pertandingan kedua, dirinya mampu memberikan hasil memuaskan bagi Timnas dengan mengandaskan Bahrain 1-0. 

Kini pada pertandingan ketiga melawan China, ekspektasi publik akan kemenangan sangat tinggi. Hal itu bukan tanpa alasan, pasalnya adaptasi para pemain bersama tim kepelatihan tampaknya sudah membaik. Hal itu terbukti dengan durasi berlatih yang lumayan panjang. Faktor tuan rumah juga menjadi alasan publik sepak bola Indonesia menaruh keyakinan tinggi akan kemenangan atas China.

Melawan China, Kluivert telah mengusung optimisme tinggi. Berbagai sumber menyebutkan dirinya akan memaksimalkan kemampuan para pemain. Dirinya bersama tim kepelatihan yang lain sudah mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan dalam situasi pertandingan. Mengenai kekuatan China, dirinya, tim kepelatihan dan pemain pun sudah menganalisis kelemahan dan kekuatan China. 

Apalagi jika mengacu pada pertemuan pertama, Timnas Indonesia kalah dari China 1-2, permainan nanti akan menjadi misi balas dendam. Faktor tuan rumah dan permainan kolektifitas tentu akan memiliki kepercayaan tinggi. Oleh karena itu para pemain harus bisa memaksimalkan keadaan jika ingin meraih kemenangan. 

Namun yang perlu diingat juga, semangat tim China jangan dianggap remeh. Apalagi China datang dengan misi menembus peringkat empat besar untuk menjaga asa lolos ke Piala Dunia 2026 meskipun harus melalui babak kualifikasi babak keempat. 

Terakhir, semua pihak terutama pencinta sepak bola nasional wajar jika menggaungkan optimisme agar Timnas Indonesia mampu mengandaskan China. Itu semua menjadi satu harga mati bagi tim yang mendambakan timnya tampil di event terbesar sepak bola dunia.