Nasional

Menag: Penyelenggaraan Haji 2025 Berjalan Baik, Meski Ada Sejumlah Dinamika

Ahad, 15 Juni 2025 | 10:00 WIB

Menag: Penyelenggaraan Haji 2025 Berjalan Baik, Meski Ada Sejumlah Dinamika

Menag Nasaruddin Umar (Foto: Dok. Kemenag)

Bandung, NU Online Jabar
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memastikan bahwa penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M secara umum berjalan baik. Puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) juga berlangsung dengan lancar dan tertib.


“Proses haji lancar, jamaah relatif kondusif,” tegas Menag di Makkah, Rabu (11/6/2025) seperti dikutip dari laman resmi Kemenag.


Meski demikian, Menag tidak menutup mata terhadap sejumlah dinamika yang terjadi selama operasional haji. Ia menyebut, dinamika tersebut terdiri dari berbagai peristiwa maupun isu yang berkembang di tengah masyarakat. Untuk itu, Menag yang juga merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal ini memberikan keterangan khusus guna meluruskan sejumlah informasi yang beredar.


Tidak Ada Jamaah Terlantar di Arafah
Terkait isu adanya jamaah yang terlantar di Arafah karena tidak mendapatkan tenda, Menag menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Jamaah yang sempat belum mendapatkan tempat, menurutnya, telah dialihkan ke tenda cadangan yang disediakan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.


“Tidak benar ada jamaah terlantar. Mereka akhirnya dibawa oleh bus ke tenda cadangan. Bahkan di tenda cadangan itu dikasih sajadah dan termos oleh Pemerintah Arab Saudi. Tendanya bahkan lebih mewah dari kemah biasa,” ungkapnya.


Beberapa jamaah bahkan diketahui menempati tenda milik Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sebagai alternatif.


Isu Pungutan Safari Wukuf Tidak Benar
Menag juga menanggapi isu mengenai adanya pungutan liar dalam program Safari Wukuf untuk jamaah lansia. Ia menepis kabar tersebut dan menegaskan bahwa persoalan yang dimaksud berkaitan dengan badal haji yang dilakukan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), bukan PPIH.


“Jadi isu bahwa ada pungutan dari jamaah oleh petugas itu sama sekali tidak benar. Itjen Kemenag sudah kami turunkan. Kita sudah klarifikasi semua dan kita panggil orangnya juga,” tegasnya.


Menurut Menag, badal haji memang memiliki paket biaya tertentu yang mencakup rangkaian ibadah mulai dari umrah wajib, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, melontar jumrah, hingga thawaf ifadah. Semua biaya tersebut dikomunikasikan langsung oleh jamaah dengan pihak KBIH.


Klarifikasi Soal Permintaan Maaf Arab Saudi
Menag juga membantah kabar bahwa Pemerintah Arab Saudi meminta maaf terkait pelaksanaan haji tahun ini. Ia menegaskan bahwa pernyataan permintaan maaf justru datang dari dirinya sebagai penyelenggara ibadah haji dari Indonesia.


“Kali ini saya mengatakan bahwa (isu Saudi minta maaf) itu tidak benar. Saya yang mengatakan bahwa kalau ada kelemahan yang ada dalam pelaksanaan haji itu kami minta maaf, tapi bukan pemerintah Saudi yang meminta maaf. Tapi kemacetan (di Muzdalifah) itu bukan hanya Indonesia yang mengalami, tapi semua negara mengalami kemacetan,” ujarnya.


Soal Jamaah Jalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
Menanggapi laporan adanya jamaah yang berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina, Menag menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena para jamaah khawatir akan cuaca panas dan merasa tidak segera dijemput bus. Mereka pun memilih berjalan kaki, mengikuti sejumlah jamaah dari negara lain yang lebih dulu berjalan.


“Padahal saat itu kita sedang atur. Buktinya orang yang menunggu bus sampai jam 8 itu bisa sampai duluan daripada yang berangkat duluan dengan jalan kaki,” papar Menag.


“Pukul 9.40 waktu Arab Saudi, seluruh jamaah haji Indonesia sudah terangkut dari Muzdalifah,” sambungnya.


Menag juga memastikan bahwa seluruh jamaah yang diberangkatkan ke Tanah Suci telah melaksanakan haji, termasuk mereka yang mengalami halangan kesehatan. Bagi jamaah yang tidak dapat mengikuti puncak ibadah di Armuzna, pelaksanaan hajinya digantikan melalui badal haji.


“Kami semua tidak mengingkari ada masalah dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Tapi, masalah itu kan kasuistik, dan kita selesaikan secara kasuistik,” jelasnya.