Masjidil Haram Makin Padat, Jamaah Diimbau Patuhi 5 Tips Ini agar Tak Tersesat
Jumat, 23 Mei 2025 | 13:08 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Suasana di Masjidil Haram semakin padat seiring meningkatnya aktivitas ibadah jelang puncak haji. Kepala Bidang Perlindungan Jamaah (Linjam), Harun Al Rasyid, mengimbau para jamaah agar lebih waspada dan memperhatikan sejumlah hal penting agar tidak tersesat atau kehilangan barang.
"Sering kali jamaah berdesakan hingga terpisah dari rombongan. Bahkan, tak sedikit yang keliru arah saat kembali ke terminal bus Shalawat untuk pulang ke hotel," ujar Harun di Makkah, Rabu (21/5/2025).
Harun pun membagikan lima tips agar jamaah tetap aman dan tidak kebingungan saat berada di sekitar Masjidil Haram:
1. Hafalkan rute dan terminal bus Shalawat
Setiap jamaah memiliki kartu bus yang menunjukkan nomor dan rute bus yang digunakan dari hotel ke Masjidil Haram. Kartu ini harus selalu dibawa dan dijadikan acuan.
Di sekitar Masjidil Haram terdapat tiga terminal bus utama: Syib Amir (untuk jamaah dari Syisyah dan Raudlah), Jabal Ka’bah (dari Jarwal), serta Ajyad (dari Misfalah).
"Selain nomor bus, jamaah juga harus tahu terminal pemberhentian dan arah menuju ke sana," jelas Harun.
2. Gunakan Zamzam Tower atau WC 3 sebagai patokan arah
Jika bingung mencari arah terminal, jamaah disarankan menjadikan Zamzam Tower atau WC 3 sebagai titik orientasi.
"Di WC 3 juga ada petugas Sektor Khusus Haram yang siap memberi arahan menuju terminal masing-masing," katanya.
3. Jangan bawa uang berlebihan atau perhiasan mencolok
Untuk menghindari kehilangan, jamaah diminta membawa uang secukupnya. Sisanya bisa dititipkan kepada Ketua Kloter atau rombongan.
"Uang bisa disimpan di hotel, dan hindari memakai perhiasan yang mencolok," imbuh Harun.
4. Pergi ke masjid secara berkelompok
Idealnya, jamaah berangkat bersama minimal 2-3 orang untuk saling mengingatkan dan membantu. Jika terpisah, jangan panik karena petugas sektor khusus siap membantu.
5. Selalu bawa kartu Nusuk
Kartu Nusuk wajib dibawa saat masuk Masjidil Haram karena akan diperiksa oleh petugas. Harun menyarankan menyimpannya di bagian luar tas agar mudah dijangkau dan aman dari risiko kehilangan atau pencurian.
"Kartu Nusuk ini seperti paspor haji. Kalau hilang, bisa disalahgunakan," pesannya.
Di akhir imbauannya, Harun juga menyarankan agar jamaah lansia, uzur, dan berkebutuhan khusus untuk tidak memaksakan diri salat di Masjidil Haram demi menjaga kondisi fisik menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
"Lebih baik salat di hotel sebagai bentuk ikhtiar menjaga kesehatan," tandasnya.