KH Faiz Syukron Makmun Sebut Rahasia Hidup Berkah Ada Pada Jalan yang Benar
Selasa, 2 September 2025 | 08:17 WIB

Katib Syuriah PBNU KH Faiz Syukron Ma'mun saat memberikan Taushiyah di Haul Akbar ke-10 KH Zezen ZA BAzul Asyhab. (Foto: Dani Rukmana).
Kabupaten Sukabumi, NU Online Jabar
Salah seorang Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Faiz Syukron Ma’mun menyebutkan bahwa yang paling penting dalam hidup manusia bukan sekadar harta, pangkat, atau kepandaian, melainkan keberkahan. Hal tersebut diungkap saat menghadiri Haul Akbar ke-10 KH Zezen ZA Bazul Asyhab di Pondok Pesantren Azzainiyyah Kabupaten Sukabumi pada Jumat (29/8/2025) malam.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai yang akrab disapa Gus Faiz tersebut mengutip nasihat dari salah seorang ulama besar tentang pentingnya keberkahan. Dalam kisah yang disampaikannya, seorang murid sempat meremehkan barokah karena merasa hidup berjalan dengan uang, bukan dengan berkah. Namun gurunya menegaskan, justru barokah itulah yang membuat sesuatu yang sedikit menjadi cukup, bahkan melimpah.
Gus Faiz menganalogikan makna keberkahan lewat perbandingan antara dua hewan yaitu kambing dan anjing. Ia menyebutkan bahwa secara lahiriah, anjing lebih unggul melahirkan banyak anak, memiliki ketangkasan, bahkan ada yang masuk surga. Namun yang mendapat keberkahan justru kambing.
“Kambing walau lahir sedikit, populasinya lebih banyak. Kambing meski tiap hari disembelih untuk akikah, qurban, dan syukuran, tetap saja jumlahnya melimpah. Inilah barokah,” tegasnya.
Gus Faiz menuturkan bahwa rahasia barokah kambing adalah karena jalan hidupnya benar.
"Senakal-nakalnya kambing, ia tetap pulang ke kandang ketika malam, tidur setelah isya, dan bangun di waktu sahur waktu yang penuh rahmat. Sebaliknya, anjing justru begadang sepanjang malam, namun tidur ketika masuk waktu subuh," tuturnya.
“Pesan saya, jangan sampai kita hidup seperti anjing. Hebat ilmunya, tampangnya, nasabnya, tapi kalau jalannya salah, hilanglah keberkahannya. Lebih baik sederhana tapi penuh barokah,” ujarnya.
Gus Faiz berpesan kepada para santri agar bersabar menimba ilmu di pesantren, karena sanad ilmu yang tersambung hingga Rasulullah SAW adalah warisan terpenting.
“Kalau niatmu ngaji di pesantren untuk menjaga agama Nabi, maka kamu dicatat Allah sebagai penjaga agama Rasulullah. Itulah barokah yang tidak ternilai,” tandasnya.