
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) Arskal Salim (tengah) di Grogol, Jakarta, Jumat (2/5/2025). (Foto: istimewa)
Bandung, NU Online Jabar
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag), Arskal Salim, menegaskan bahwa tidak ada kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) maupun pungutan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) pada tahun 2025.
"Untuk UKT PTKIN 2025 ini tidak ada kenaikan. Sebagai kampus negeri, PTKIN hanya mengenakan UKT sesuai Peraturan Menteri Agama (PMA) tanpa pungutan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI)," jelasnya saat Media Gathering Ujian Masuk PTKIN (UM-PTKIN) di Grogol, Jakarta, Jumat (2/5/2025).
Arskal menyampaikan, kebijakan ini bertujuan meringankan beban mahasiswa dan mempermudah akses pendidikan bagi seluruh kalangan. Menurutnya, keberadaan PTKIN harus tetap menjadi ruang terbuka yang inklusif, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan akses pendidikan tinggi terjangkau.
Dalam kesempatan yang sama, Arskal juga menginformasikan bahwa pendaftaran UM-PTKIN 2025 telah dibuka dan akan berlangsung secara daring hingga 28 Mei 2025. Biaya pendaftaran ditetapkan sebesar Rp200.000. Seleksi akan menggunakan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) dan diselenggarakan secara luring di 59 kampus yang dipilih oleh peserta.
Calon mahasiswa baru akan diuji dalam empat materi utama, yakni penalaran akademik, penalaran matematika, literasi membaca dari teks Bahasa Arab dan teks keilmuan sosio-humaniora serta sains dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, serta literasi ajaran Islam yang mencakup Al-Qur’an, hadits, fiqih, dan sejarah kebudayaan Islam.
Untuk menjamin integritas seleksi, Koordinator Pokja Penjaminan Mutu UM PTKIN, Zulfahmi Alwi, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan pengamanan ketat, termasuk penggunaan alat pendeteksi logam (metal detector) untuk mencegah kecurangan seperti penggunaan perangkat tersembunyi oleh joki.
"Joki ini memang sekarang sudah banyak sekali kita temukan, dan cara-cara yang digunakan sangat canggih, mulai dari kacamata hingga alat yang disembunyikan di behel," ujarnya.
Selain itu, Koordinator Pokja SSE, Haris Setiaji, menegaskan bahwa keamanan soal ujian juga menjadi prioritas utama. Apabila ada peserta yang berhalangan hadir karena alasan yang sah, seperti sakit, maka akan dilakukan penjadwalan ulang dengan paket soal yang berbeda.
"Kita jadwalkan ulang kalau ada yang sakit, dibuktikan dengan dokumen. Pastinya, paket ujiannya lain lagi. Intinya, kita sudah siapkan 24 paket soal. Jadi kalau ada yang merekam satu paket, kami tetap tenang karena masih punya banyak cadangan," jelasnya.
UM-PTKIN menjadi salah satu jalur utama masuk ke PTKIN bagi calon mahasiswa baru di seluruh Indonesia, dan tahun ini diharapkan bisa menjaring lebih banyak peserta tanpa memberatkan secara biaya.