Kota Bandung

Seminar Kesehatan Mental: Krisis Digital dan Dampaknya pada Kesehatan Mental Generasi Muda

Kamis, 12 Desember 2024 | 07:00 WIB

Seminar Kesehatan Mental: Krisis Digital dan Dampaknya pada Kesehatan Mental Generasi Muda

​​​​​​​Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Jawa Barat menggelar seminar bertajuk “Krisis Digital: Dampak Fenomena Kekinian pada Kesehatan Mental Generasi Muda” di Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar
Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Jawa Barat menggelar seminar bertajuk “Krisis Digital: Dampak Fenomena Kekinian pada Kesehatan Mental Generasi Muda” di Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, para akademisi, serta 50 peserta yang antusias berdiskusi mengenai tantangan kesehatan mental di era digital.


Ketua LKKNU Jawa Barat, Lilis Santika, mengungkapkan keprihatinannya terhadap dampak negatif krisis digital, seperti maraknya judi online, pinjaman online ilegal, dan kejahatan berbasis teknologi. Ia menilai fenomena tersebut tidak hanya mengancam kesehatan mental generasi muda tetapi juga stabilitas keluarga.


“Kita tidak bisa hanya berdiam diri atau apatis. Perubahan harus dimulai dari keluarga,” tegas Lilis, sambil mengutip surah Annur ayat 36 untuk menekankan pentingnya membangun keluarga sebagai benteng utama yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Konsep “baiti jannati” atau rumahku surgaku menjadi landasan untuk mencapai keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi.


KH Abdul Hadi, salah satu pembicara utama, menekankan pentingnya pembentukan keluarga yang tidak hanya shalih dan shalihah tetapi juga memberikan manfaat (maslahah) kepada masyarakat. Menurutnya, berbagai masalah sosial seperti perceraian kerap disebabkan oleh dampak negatif krisis digital, seperti judi online dan pinjaman ilegal.


“Jika persoalan keluarga selesai, kita bisa membentuk negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” ujar KH. Abdul Hadi. Ia pun mengapresiasi peran LKKNU dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait bahaya fenomena digital yang semakin kompleks.


Wakil Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Muhlas turut mengingatkan pentingnya membentengi generasi muda dari pengaruh buruk media digital. Ia mengacu pada konsep molimo yang diajarkan Walisongo – larangan terhadap madat (narkoba), madon (zina), main (judi), minum (miras), dan maling – yang kini relevan untuk diadaptasi dengan tantangan digital.


“Kita harus mendukung generasi muda agar mereka dapat memanfaatkan media digital untuk kemajuan bangsa,” jelasnya.


Sebagai narasumber utama, Firman Rismanto memberikan solusi praktis dalam mencegah dampak negatif game dan judi online. Ia menekankan pentingnya penanaman nilai-nilai keagamaan, norma-norma adat, serta perilaku positif sejak dini.


“Judi online seringkali terjadi karena kekurangan dopamin dan ketidakmampuan menyelesaikan masalah sendiri,” jelas Firman. Ia juga menyoroti pentingnya peran keluarga dalam memberikan pendampingan dan membangun ketahanan mental anak muda.


Sebagai penutup acara, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) antara LKKNU Jawa Barat dan Jurusan Tasawwuf/Psikoterapi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kerja sama ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang kesehatan mental berbasis nilai-nilai Islam.


Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun keluarga yang tangguh di era digital sekaligus menciptakan generasi muda yang sehat secara mental dan mampu berkontribusi positif bagi bangsa.


Terkait