Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Hikmah

Ulum Al-Awail (Ilmu-Ilmu Kuno) 

Ilustrasi: NUO.

‘Ulûm al-Awâil secara literal bermakna ilmu-ilmu awal, klasik, kuno atau ilmu-ilmu sebelum Islam. Tetapi istilah ini selalu dimaksudkan sebagai ilmu-ilmu yang dihasilkan dan diproduksi oleh kebudayaan Yunani melalui para filosofnya, seperti Socrates, Plato, Aristoteles, Galenus, Hippocritus, dan para filsuf Yunani fase akhir, semacam Plotinus, pengikutnya : Porphyry, Proclos dan lain-lain. Akan tetapi ia bisa juga meliputi ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh kebudayaan India, Persia dan Cina.


Banyak orang bertanya bagaimana hukumnya jika orang Islam mempelajari dan mengajarkan ‘Ulûm al-Awâil? Bolehkah atau haram? Jawaban atas pertanyaan ini pernah diperdebatkan dengan sengit di kalangan ulama Islam. Pertanyaan awal yang biasa diajukan adalah bagaimana mempelajari ilmu mantiq (logika) dan filsafat?, dua basis seluruh pengetahuan. Bagaimana pula menggunakan terma-terma keduanya? 


Mayoritas (jika tidak semua ahli hadits, terhadap  pertanyaan pertama, mengatakan: “Mantiq (logika Arsitotelian) adalah pintu masuk Filsafat dan keburukan (al-Syarr). Mempelajari dan mengajarkannya merupakan bagian dari yang tidak dibenarkan Tuhan. Tak seorangpun dari kalangan sahabat Nabi, para penerusnya (Tabi’in), para mujtahid besar, generasi “salaf” yang saleh yang membolehkannya”. Terhadap pertanyaan kedua, dia menjawab ; 


Baca Juga:
Abu Al Ala Al Ma'arri: Cendikiawan, Filsuf Buta dan Penyair Skeptis yang Menjomblo (1)


إستخدام الاصطلاحات المنطقية من المنكرات المستبشعة


Penggunaan istilah-istilah logika termasuk kemunkaran yang buruk.


Sebagian ulama membolehkannya hanya bagi yang sudah mampu memahami al-Qur’ân dan al-Sunnah (Mumaris al-Kitab wa al-Sunnah). Sementara sebagian ulama yang lain, di antaranya Imâm al-Ghazâlî berpendirian membolehkan dan seyogyanya dipelajari kaum muslimin. Imam Al-Ghazâlî bahkan mengatakan: 


من لا يحيط بالمنطق لا  ثقة بعلومه أصلا


“Orang yang tidak menguasasi ilmu mantiq/logika, maka ilmunya tidak bisa dipercaya”. 


Baca Juga:
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Sunah Utaqa di Bulan Syawal dan Keutamaannya


Ucapan ini telah menimbulkan kemarahan besar para ulama ahli hadits salafi, terhadap al-Ghazâlî.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU

Editor: M. Rizqy Fauzi

Artikel Terkait