GP Ansor dan Satkoryon Banser Leuwigoong Serukan Penegakan Hukum untuk Pelaku Persekusi Kiai NU di Karawang
Ahad, 18 Agustus 2024 | 07:00 WIB
Garut, NU Online Jabar
Sebagai bentuk solidaritas antar sesama warga Nahdliyin yang menjadi korban persekusi di Kabupaten Karawang, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Barisan Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut, menyerukan agar pelaku persekusi segera dihukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Seruan tersebut disampaikan sesaat sebelum para pengurus PAC dan Banser Leuwigoong memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia di Lapangan Leuwigoong, Sabtu (17/8/2024).
"Kami, PAC Ansor dan Satkoryon Banser Leuwigoong, mengutuk keras kejadian persekusi terhadap kiai dan sahabat kami Banser di Kabupaten Karawang. Dengan ini, kami meminta kepada seluruh jajaran penegak hukum agar segera menegakkan hukum dan menangkap para pelaku serta memproses sesuai hukum yang berlaku," demikian disampaikan seluruh anggota Ansor Banser Leuwigoong melalui WhatsApp Group (WAG) Koordinasi MWCNU se-Garut, sebagaimana dipantau oleh NU Online Jabar.
Setelah menyampaikan seruan tersebut, seluruh pengurus Ansor dan Banser menghadiri upacara peringatan hari kemerdekaan RI yang ke-79 di Lapangan Leuwigoong. Acara tersebut juga dihadiri oleh pengurus MWCNU Leuwigoong, termasuk Ketua Tanfidziyah, Ajengan Dudang Ali. Upacara kemerdekaan ini diselenggarakan oleh pemerintah Kecamatan Leuwigoong dan diikuti oleh berbagai organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) serta organisasi kemasyarakatan (Ormas).
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengimbau kepada warga Nahdliyin untuk tetap bersikap tenang dan mengutamakan persaudaraan pasca terjadinya insiden penyerangan terhadap kendaran rombongan kiai NU di Rengasdengklok, Karawang, Sabtu (10/8/2024) malam.
Ia juga mengimbau kepada sejumlah pihak yang merasa terhubung dengan NU baik individu atau pun kelompok, untuk tidak melakukan aksi-aksi yang tidak struktural dan mempercayakan kasus ini kepada penegak hukum.
"Tidak boleh ada tindakan sendiri-sendiri atau todak boleh melakukan reaksi apapun, semua harus disiplin dan taat kepada hukum. Begitu juga kepada warga NU pada umumnya, saya mengimbau agar juga melakukan cooling down terhadap masalah ini," kata Gus Yahya di Surabaya Senin lalu, dikutip NU Online.
Pewarta: Rudi Sirojudin Abas