Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Daerah

Kisah MWCNU Pacet Bangun Sekretariat: Bermodal 4.5 Juta, Kini Habiskan Ratusan Juta

Kantor MWCNU Pacet di Jalan Masjid Darussalam, Kampung Sekesalam, Desa Pangauban (Foto: NU Online Jabar/Abdullah Alawi)

Bandung, NU Online  Jabar
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Pacet tengah berupaya merampungkan sekretariat. Saat ini proses pembangunan pada tahap akhir, sekitar sepuluh persen lagi. 

Sekretariat tersebut terletak di Jalan Masjid Darussalam, Kampung Sekesalam, Desa Pangauban, berdiri di atas atas tanah 140 meter persegi. Sekretariat terdiri dua lantai. Lantai pertama diperuntukkan sekretariat badan otonom dan lembaga, sementara lantai dua terdiri dari aula dan kantor rais syuriyah dan tanfidiziyah. 

Menurut Wakil Sekretaris MWCNU Pacet A. Hasan Nurhuda, pembangunan sekretariat tersebut telah menghabiskan uang 300 juta lebih dan masih membutuhkan uang sekitar 100 juta. 

Menurut dia, pembangunan sekretariat MWCNU Pacet berlangsung lima tahun sejak Rais Syuriyah MWCNU KH Masluh Sakandari yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Badrul Ulum Al-Islam Sinapeul dan Ketua MWCNU KH Abdul Ghani yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Darun Ni’am Maruyung. 

“Kepengurusan periode ini tidak membuat banyak program, tapi fokus mewujudkan cita-cita memiliki sekretariat,” katanya saat NU Online Jabar berkunjung ke sekretariat MWCNU tersebut, Rabu (30/9). 

Menurut dia, awal kepengurusan MWCNU Pacet masa khidmah 2015-2020 langsung meletakkan batu pertama pembangunan sekretariat. Kemudian pada Mei tahun 2017 memulai pembangunan. 

Sekretaris MWCNU Engan Abdul Wahid, sudah lama pihaknya berkeinginan memiliki sekretariat. Selama ini MWCNU mengontrak sebuah rumah di Wanir, desa Maruyung, sebagai sekretariat. 

“Kemudian pada Konferensi Wakil Cabang tahun 2015, para pengurus NU Pacet bertekad untuk membuat sekretariat milik sendiri,” katanya.  

Lalu, pada Musyawarah Kerja MWCNU di Pondok Pesantren Assiroji Sinapeul, beberapa bulan setelah Konfercam, para pengurus memutuskan hanya memprioritaskan tiga program, pertama, membangun gedung sekretariat, kedua, merestrukturisasi kepengurusan, ketiga, turba ke ranting-ranting melalui pengajian.  

Tokoh NU Pacet, lanjut Engan, yaitu KH Didin Saepudin Ibad merespons cita-cita pembangunan kantor dengan mewakafkan tempatnya seluas 280 m persegi beberapa bulan selepas Muskercam. Tokoh lain yang juga merespons positif adalah H. Cucun Ahmad Syamsurijal, anggota DPR RI PKB dari Kabupaten Bandung

“Beliau memang selalu support untuk NU Pacet sampai sekarang,” tambahnya sembari menjelaskan Kiai Didin yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Baiturrosyad, Mustasyar MWCNU Pacet, dan pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Bandung dari Partai Kebangkitan Bangsa.  

Kemudian pada Mei 2017 peletakkan batu pertama pembangunan sekretariat itu oleh Rais Syuriyah MWCNU Pacet KH Masluh Sakandari didampingi Ketua MWCNU Pacet KH Abdul Ghani.  

Pada waktu itu, MWCNU hanya memiliki uang Rp 4,5 juta, sisa biaya Muskercam. Uang itu kemudian langsung dibelikan untuk bahan bangunan seperti besi, semen, pasir, dan paralon.  

“Waktu itu kami nekat saja dengan uang 4, 5 juta,” katanya.  

Namun, kini pembangunan sekretariat itu menghabiskan uang ratusan juta. MWCNU mendapatkannya dari para pengurus dan simpatisan, serta warga NU sendiri dari 13 Ranting melalui iuran pengajian rutin tiap bulan. 

“Warga NU dari Ranting itulah merupakan penyumbang terbesar pembangunan itu,” katanya.

Lebih lanjut, Engan menambahkan, pembangunan itu terus digenjot, kecuali pada saat bulan puasa. Kemudian  berhenti lagi. Kemudian, ada uang, berlanjut lagi.  

“Ketika mengecor, para santri, Ansor, Banser, banom-banom NU lain dan masyarakat turut serta membantu, termasuk Ketua MWCNU Kang Haji Deni,” lanjutnya.  

Wakil Sekretaris MWCNU Pacet A. Hasan Nurhuda menambahkan, nantinya gedung sekretariat itu akan menjadi pusat kegiatan dan kaderisasi NU dan menjadi kantor banom-banomnya. Malahan akan disediakan satu kamar untuk tamu menginap. 

“Ada ruang musyawarah di lantai dua,” pungkasnya.  

Ketua MWCNU Pacet KH Abdul Ghani mengucapkan terima kepada seluruh pengurus NU beserta banom-banomnya, serta seluruh warga NU kecamatan Pacet yang telah mengulurkan tangan dalam pembangunan sekretariat itu.  

“Pembangunan masih belum rampung secara sempurna, masih membutuhkan biaya sekitar 100 juta. MWCNU mengharapkan para dermawan, baik warga NU di kecamatan Pacet maupun di luar kecamatan Pacet untuk membantu penyelesaian pembangunannya,” harapnya.

Pewarta: Abdullah Alawi
 

Editor: Abdullah Alawi

Artikel Terkait