Dikalangan para santri dan para pengamal tarekat, wirid Dalailul Khairat merupakan salah satu wirid yang terkenal. Sebab, wirid ini biasanya diberikan melalui proses ijazah, yakni tradisi pemberian ajaran atau amalan secara turun-temurun dengan rantai sanad yang jelas. Guru yang melakukan ijazah disebut mu'jiz. Saat pengijazahan dilaksanakan biasanya disertakan silsilah sanad wirid Dalailul Khairat secara berurutan yang terhubung pada penyusun wirid ini, Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli.
Dikutip dari nu.or.id, Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli (w. 872 H) merupakan penyusun dari wirid Dalailul Khairat. Beliau merupakan ulama berkebangsaan Maroko, Wirid Dalailul Khairat disusun olehnya saat masa pengembaraan ilmunya di Kota Fez. Beliau pernah mengasingkan diri untuk ibadah (khalwat) selama 14 tahun, setelah itu ia fokus mendidik para murid-muridnya.
Banyak sekali orang yang bertaubat di tangannya, hingga beliau dikenal sebagai ulama yang masyhur akan karamah-karamahnya. Beliau juga memiliki banyak pengikut yang tersebar di berbagai penjuru Maroko.
Dikutip dari laman akun instagram @ala_nu, keutamaan mengamalkan Dalailul Khairat yang sangat masyhur dikalangan para pengamal wirid ini adalah cepatnya terkabul hajat yang diinginkan oleh para pembacanya, Meski begitu, hendaknya para pengamal Dalailul Khairat dalam membaca wirid ini bertujuan murni mencari ridha dan mendekatkan diri kepada Allah tanpa mengharap pamrih apapun yang bersifat duniawi.
Beberapa Ulama di Indonesia pernah mengungkapkan tentang keutamaan mengamalkan shalawat ini, diantaranya yakni:
1. Almaghfurlah KH Abdul Hamid Pasuruan mengatakan: "Siapa yang membaca kitab Dalāilul Khoirôt sehari satu hizib insya Allâh ruhnya wāsil atau tersambung pada hadirat Nabi Muhammad SAW, mendapatkan bagian dari akhlak, ilmu dan sirr baginda Nabi Muhammad SAW.
2. Almaghfurlah Abah Guru Sekumpul: "Teman terbaik mempersiapkan hari-hari tua adalah dengan memperbanyak membaca al-Qur'an dan mengamalkan shalawat Dalailul Khairat setiap harinya, Sebab amalan tersebut merupakan amaliyah para wali besar dan orang-orang shaleh pada zaman dahulu. Dan, ketika mulai memasuki usia 40 tahun, hendaknya mulai menyibukkan diri bergelut membaca al-Qur'an serta mengamalkan shalawat harian Dalāilul Khoirôt setiap harinya.
3. Almaghfurlah Mbah Kyai Mahrus Ali Lirboyo mengatakan: "Barang siapa yang melanggengkan sholawat Dalāilul Khoirôt jika jadi kyai insya Allah jadi kyai sungguhan, jika jadi ahli hikmah insya Allah jadi ahli hikmah sungguhan (suwuknya manjur) dan jika jadi kaya maka insya Allâh jadi kaya sungguhan.
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi
(Diolah dari berbagai sumber).
Terpopuler
1
Saat Kata Menjadi Senjata: Renungan Komunikasi atas Ucapan Gus Miftah
2
Susunan Kepanitiaan Kongres JATMAN 2024: Ali Masykur Musa Ditunjuk sebagai Ketua Pelaksana
3
Kerja Sama NU dan ATR/BPN Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf di Jawa Barat
4
Sungai Cikaso Meluap Akibat Tingginya Intensitas Hujan, Ratusan Rumah Terendam hingga Sejumlah Kendaraan Terbawa Arus
5
Khutbah Jumat: Cemas Amal Ibadah Tidak Diterima
6
NU Depok Peduli Kembali Bergerak, Siapkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam
Terkini
Lihat Semua