• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Ubudiyah

Empat Syarat Agar Aktivitas Kerja Dinilai sebagai Amal Ibadah

Empat Syarat Agar Aktivitas Kerja Dinilai sebagai Amal Ibadah
Ilustrasi nelayan yang sedang bekerja mencari ikan. (freepik/alexeyzhilkhin)
Ilustrasi nelayan yang sedang bekerja mencari ikan. (freepik/alexeyzhilkhin)

Bandung, NU Online Jabar
Allah Swt memerintahkan umat-Nya untuk senantiasa melakukan amal ibadah sebagai bekal kehidupan di akhirat kelak. Di satu sisi, manusia juga dituntut bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam kehidupannya di dunia.


Ustadz Riyad Ahmad, dalam kanal Youtube NU Online berjudul ‘4 Syarat Kerja yang Bisa Dihitung Ibadah Dapat Pahala’ menjelaskan, sejatinya bahwa ibadah bukan terpaku pada amaliah seperti sholat, puasa, zakat, haji dan lain-lainnya.


Akan tetapi, menurutnya, aktivitas bekerja juga bisa dinilai sebagai ibadah dan menjadi ladang pahala apabila memenuhi empat syarat. Apa saja empat syarat tersebut? Simak penjelasan berikut.


1.    Niatkan untuk Ibadah


Seseorang yang meniatkan segala aktivitasnya untuk ibadah termasuk saat dalam bekerja, maka hasilnya akan menjadi berkah, sehingga bukan hanya akan mendapatkan uang, tapi orang tersebut juga akan mendapatkan keridloan dan pahala dari Allah Swt.


“Orang seperti ini tidak gampang rugi, bahkan tidak bisa rugi. Misalnya, orang tersebut melakukan janji temu dengan customernya, dia sudah rugi bensin dan waktu kalau hanya cari uang dia bisa rugi, tapi kalau niatnya ibadah dia sudah mendapatkan pahala dan keridloan di sisi Allah, jadi tidak ada rugi nih orang yang bekerja dengan niat ibadah,” jelas ustadz Riyad.


2.    Gunakan Cara yang Baik


Setelah memantapkan niat bkerja untuk ibadah, selanjutnya adalah cara bagaimana melakukan pekerjaan tersebut. Gunakanlah cara yang baik agar niat melakukan aktivitas pekerjaan sebagai ibadah tidak ternodai karena melakukan pekerjaan dengan cara-cara yang tidak baik.


“Selain dengan niat gunakanlah cara-cara yang baik dalam bekerja agar hasil yang didapat dari pekerjaan tersebut menjadi berkah,” tuturnya.


3.    Jangan Tinggalkan Ibadah yang Wajib


Dalam melakukan aktivitas pekerjaan seseorang juga dituntut untuk menunaikan kewajiban melaksanakan ibadah yang wajib seperti sholat. Sehingga jika waktu sholat datang berhentilah sejenak untuk menunaikan kewajiban, melaksanakan sholat lima waktu.


Inilah kemudian yang menjadi kunci agar aktivitas pekerjaan bisa dinilai sebagai ibadah dan ladang amal pahala karena sesungguhnya Allah yang Maha Pemberi Rezeki.


“Kalau kita berjualan tidak usah khawatir dagangan kita tidak beli oleh orang sehingga harus berbohong, biasa saja. Yakinkan dalam hati bahwa Allah lah yang Maha pemberi rezeki, maka dia tidak harus berbohong,” jelasnya.


4.    Mencari Rezeki untuk Bekal Ibadah

Menunaikan ibadah merupakan tujuan daripada diciptakannya manusia di muka bumi ini. Maka segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan di dunia ini adalah bertujuan untuk melaksanakan ibadah, termasuk bekerja yang dimaksudkan agar dapat membekali diri untuk melaksanakan ibadah.


“Kita mencari rezeki jelas untuk bekal ibadah, di sana ada yang wajib nafkah dan zakat, ada yang sunnah yakni sedekah dan wakaf. Kalau demikian, insyaallah makin hari makin berkah,” tukasnya.


Pewarta: Agung Gumelar


Ubudiyah Terbaru