• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Sumedang

Konfercab II Pergunu Sumedang, KH Sa’dulloh: Jadi Pengurus Harus Mampu Melayani Bukan Dilayani

Konfercab II Pergunu Sumedang, KH Sa’dulloh: Jadi Pengurus Harus Mampu Melayani Bukan Dilayani
Konfercab II Pergunu Sumedang, KH Sa’dulloh: Jadi Pengurus Harus Mampu Melayani Bukan Dilayani
Konfercab II Pergunu Sumedang, KH Sa’dulloh: Jadi Pengurus Harus Mampu Melayani Bukan Dilayani

Sumedang, NU Online Jabar
Pimpinan Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kabupaten Sumedang menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) ke II di aula Gedung PCNU Sumedang, Rabu (15/2/23) dengan mengusung tema "Arah dan Strategi Pergunu Kabupaten Sumedang di abad ke dua Nahdlatul Ulama"


Salah satu agenda pada acara tersebut yaitu regenerasi kepemimpinan, dan pada perhelatan Konfercab tersebut telah terpilihnya Agus Lustriana sebagai Ketua baru Pergunu Kabupaten Sumedang masa khidmat 2023-2028.


Pemilihan ketua dilaksanakan secara demokratis, ada tiga nama yang menjadi bakal calon dari hasil diskusi para peserta Konferensi. Diantaranya Agus Lustriana, Sumpena Saripudin dan Endang. Dari calon ketua yang ada, Agus Lustriana unggul dengan 11 suara.


Menurut ketua terpilih Agus, digelarnya Konfrecab ini sudah memenuhi syarat, dengan sudah terbentuknya 18 PAC dari total 26 kecamatan yang ada.


“Sekarang hadir ada 14 PAC. Artinya sudah melebihi 50% sehingga kita bisa melaksanakan Konferensi,” katanya


Hadir dalam kesempatan tersebut Pimpinan Pusat Dewan Pakar KH Sa’dulloh, ia mengatakan Pergunu sudah saatnya berkembang dan bersama-sama membesarkan nama Pergunu di Sumedang


“Pergunu Sumedang dulu pas awal-awal hanya nama saja, alias tulis tonggong, guru yang tergabung di Nahdlatul Ulama Kabupaten Sumedang itu ada sekitar 700 orang, dan itu ada di setiap kecamatan apalagi kalau digabungkan dengan guru-guru yang ada di pesantren. 700 itu baru di sekolah-sekolah yang lebelnya Nahdlatul Ulama, ini potensi yang sangat luarbiasa,” terangnya


“Sekarang kita bisa menyaksikan dengan seksama, Pergunu Sumedang sudah besar, tentu eksistensi yang seperti ini sangat terpengaruh keberadaan oleh pengurus-pengurus baik dipusat ataupun di wilayah,” imbuhnya.


Menurut Kiai Pimpinan Pondok Pesantren Al-hikamussalafiyyah itu, jadi pengurus harus mampu melayani bukan di layani


“Jadi pengurus itu harus mampu melayani, bukan dilayani. Kalau ini bisa berjalan di Nahdlatul Ulama di abad ke dua ini, bisa lebih maju lebih baik lagi karena potensinya luar biasa dengan masa yang banyak, cendikiawan yang banyak, ditopang dengan kekuatan religiusitas nya juga di Nahdlatul Ulama maka ini akan menjadi panutan bagi seluruh masyarakat bahkan di seluruh dunia,” terangnya


Sementara itu, Ketua Pergunu Jabar, H Asep Saepulloh menyampaikan saat ini Pergunu sudah di kenal, dan banyak para guru yang ingin bergabung


“Saat ini tidak sedikit orang yang berbondong-bondong ingin masuk ke Pergunu, di Pergunu ini bukan lembaga akademik, artinya tidak membutuhkan gelar, tidak perlu professor, tidak perlu doctor dan ini bukan instansi pemerintahan, artinya tidak membutuhkan jabatan, tetapi di Pergunu kita adalah pengurus yang bisa meluangkan waktu untuk mengurus Persatuan Guru Nahdlatul Ulama,” ujarnya


“Pergunu ini adalah organisasi profesi, karenanya kita harus fokus bagaimana meningkatkan kualifikasi, meningkatkan kompetensi, guru-guru yang tergabung,”  imbuhnya.


Selain itu lanjutnya, di Pergunu mempunyai misi bagaimana mensejahterakan para guru, sebab banyak guru saat ini dengan gaji yang tidak mencukupi


“Harus berpikir bagaimana kita membantu kesejahteraan guru-guru Nahdlatul Ulama, sebab masih banyak guru-guru yang gajinya belum jelas. Tidak hanya itu, kita harus membantu karya-karya gurunya, karya ilmiahnya,atau prodaknya. Agar prodak itu mendapatkan hak cipta dan ketika itu produktif, hasilnya bisa diteruskan turun temurun supaya bisa menjaga kesejahteraan para guru,” tegasnya


“Di abad kedua NU ini tantangan akan lebih besar, kita membutuhkan sumberdaya yang betul-betul handal, skillnya bagus, cerdas, dan memiliki memobilitas tinggi untuk membawa Pergunu ini maju lebih baik lagi,” pungkasnya.


Pewarta: Helmi Fauzi
Editor: Abdul Manap
 


Sumedang Terbaru