• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Ngalogat

Motivasi KH Fuad Affandi Ajak Umroh Petani dan Marbot Masjid

Motivasi KH Fuad Affandi Ajak Umroh Petani dan Marbot Masjid
Motivasi KH Fuad Affandi Ajak Umroh Petani dan Marbot Masjid (Foto: Ikmal/NUJO)
Motivasi KH Fuad Affandi Ajak Umroh Petani dan Marbot Masjid (Foto: Ikmal/NUJO)

Oleh Moch Ikmaluddin
Sudah sepekan KH Fuad Affandi tutup usia, tepatnya pada kamis malam (25/11) lalu. Sebelum meninggal Kiai Fuad sempat dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Banyak tokoh, kerabat dan orang-orang telah mengisahkan kehidupan Kiai Fuad yang lebih akrab dipanggil Mang Haji ini. Kiai yang gigih mengembangkan pesantren agro bisnis dengan tetap mempertahankan pengajian kitab kuning.

 

Selain terkenal sebagai penggerak agro bisnis berbasis pesantren, Kiai Fuad terkenal sebagai kiai nyentrik dari segi penampilan dan pemikiran. Salah satu kebiasaannya adalah mengajak umroh para petani hingga marbot yang belum banyak diulas.

 

Seorang ustadz pembimbing umroh di salah satu travel di Jakarta, Aminurrahman mengisahkan awal mula perjumpaannya dengan Kiai Fuad pada tahun 2016.

 

“Kiai Fuad punya kebiasaan tiap tahun umroh bersama muhibbinnya, terdiri dari para petani di sekitaran Ciwedey Bandung. Tiap tahun, jamaah yang kaya mensubsidi jamaah beliau yang tidak punya, bahkan ada yang free (tidak bayar) diantaranya adalah para marbot mushola/masjid,” kata Ustadz yang mengelola pesantren di Ciganjur ini.


Sejak 2016-2019 Kiai Fuad secara langsung meminta agar Ustadz Aminu menjadi petugas pemandu (muthowif) setiap kali ia dan rombongannya hendak melaksanakan umroh. Hal ini bukan tanpa alasan, karena Kiai Fuad dan Ustadz Aminu sama-sama pernah nyantri di Lasem, Jawa Tengah.


“Saya tahu beliau sangat cinta dengan Mbah Maksum dan Mbah Nuriyah, terlihat dari ekspresi wajah dan mata kalau bercerita tentang beliau kepada saya,” kenang Ustadz Aminu.


Tujuan Kiai Fuad mengajak banyak orang untuk umroh bukan semata karena ingin mendapat “fee” atau imbalan. Tujuannya adalah melatih para petani yang dibina di lingkungan pesantren supaya mau menabung dari hasil pertaniannya. Salah satunya untuk umroh. Selain itu, jamaah yang mampu secara ekonomi membantu jamaah yang kurang mampu. Salah satunya untuk petugas masjid dan musola.


“Kalo saya lihat tujuannya adalah pemberdayaan masyarakat, terutama petani yang dibina Kiai Fuad. Sistem dari jamaah klaster biasanya dengan cara nabung dari hasil bertaninya. Terus selama di tanah haram Kiai Fuad ini memantau dan memotivasi jamaahnya untuk kuat ibadah terutama umroh sunnah beliau ikut langsung,” tutur ustadz yang juga penghafal Al Qur’an ini.


Ustadz Aminu mengisahkan perjumpaan terakhirnya dengan Kiai Fuad di Demak, Jawa Tengah. Saat itu Kiai Fuad selesai silaturahim dengan Habib Luthfi Pekalongan dan sosialisasi program greenhouse untuk pesantren dari Bank Indonesia.      
                                                       

“Saya sempatkan naik sepeda jam 02.00 berangkat dari Mojo, Pati ke Demak (sekitar 50 km). Karena saya dapat info beliau jam 07.00 akan langsung ke Sidogiri. Nah, disela-sela orbrolan itu beliau bilang, Ustadz saya sudah nggak bisa umroh lagi, saya sudah tua. Beliau sambil mengisap rokok dan nyeruput kopi sebagaimana ciri khas beliau. ternyata ini isyaroh bahwa umroh tahun 2019 bersama saya adalah yang terakhir beliau kerjakan sebagai Umroh wada’,” tandasnya. 

 

Penulis adalah anggota Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) Kota Depok


Ngalogat Terbaru