Strategi Jabar Pulihkan Ekonomi di Era Pandemi Sesuai Karakteristik Daerah
Bandung, NU Online Jabar
Pandemi COVID-19 sangat berdampak pada perekonomian Jawa Barat. Berbagai sektor penting terpukul telak. Hal itu tampak pada kontraksi ekonomi Jabar yang mencapai minus 5,98 persen pada triwulan II 2020. Di antara yang ikut terdampak adalah pesantren. Karena jumlah pesantren lebih dari 8.000, jelas hal ini ikut mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat Jawa Barat.
Hal itu disampaikan Ketua Harian Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah (PTED) Jabar, Ipong Witono pada Pelatihan Jurnalis Pesantren yang dihelat Media Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jabar. Dalam memulihkan perekonomian saat ini, PTED Jabar menjalankan berbagai strategi yang tepat berbasis karakteristik daerah.
Baca juga: https://jabar.nu.or.id/detail/media-center-pwnu-jabar-latih-santri-dari-27-kabupaten-dan-kota-untuk-jadi-jurnalis-
“Karena setiap kabupaten/kota itu resep ekonominya berbeda. Misalnya ekonomi pariwisata resep pertumbuhannya berbeda dengan ekonomi industri. Begitu juga dengan resep untuk lingkungan pesantren,” katanya, Sabtu (14/11/2020).
Maka, sambung Ipong, agar dampak sosial pandemi COVID-19 di lingkungan pesantren di Jabar dapat segera diatasi, butuh masukan sesuai kebutuhan dan karakteristik pesantren. “Dengan demikian resep pemulihan ekonomi pesantren bisa tepat,” imbuhnya.
Ipong yang hadir secara virtual melalui Zoom Meeting, meminta agar pesantren tidak fokus pada bantuan sosial (Bansos) tetapi berupaya mengakses skema bantuan ekonomi produktif, sesuai aktivitas ekonomi yang sudah dijalankan di pesantren.
“Pesantren yang memiliki koperasi bisa mengakses bantuan dari Dinas Koperasi dan UMKM,” ujarnya memberi contoh.
Dalam kesempatan itu, Ipong mengaresiasi apa yang dilakukan Media Centre PWNU Jabar dalam menjaring arus informasi pesantren di masa pandemi ini.
“Kegiatan ini saya apresiasi karena bisa menjaring informasi dari berbagai pesantren, langsung dari sumbernya dengan proses verifikasi. Hasil dari kegiatan ini akan menjadi kontribusi sangat penting bagi kami dalam mengemas resep pemulihan ekonominya,” pungkas Ipong.
Pewarta: Asep Saefullah
Editor: Iip Yahya