Nasional

Sekitar Lagu-lagu Indonesia dalam Revolusi

Sabtu, 9 November 2024 | 12:49 WIB

Sekitar Lagu-lagu Indonesia dalam Revolusi

El Manik. (Foto: Istimewa)

Pengantar Redaksi. Artikel berikut merupakan tulisan L. Manik, komposer terkenal Indonesia yang antara lain menharang lagu Satu Nusa Satu Bangsa. Artikelnya pernah dimuat dalam majalah Mimbar Indonesia, No. 4, 28 Januari 1950 dan No. 5, 4 Februari 1950. Menjelang Hari Pahlawan 2024 ini, kami tampilkan kembali untuk memahami heroisme para Pahlawan Indonesia yang direkam melalui sejumlah lagu.

Suatu revolusi yang digalang oleh semua lapisan masyarakat sudah tentu akan menunjukkan pengaruhnya dalam cara berpikir masyarakat tersebut, dalam tingkah laku sehari-hari, dalam keseniannya, pendeknya dalam segala cabang kehidupannya. Begitu juga revolusi yang menyala di tanah air kita telah membeli dorongan kepada seniman-seniman kita dalam lapangannya bidangnya masing-masing. 


Tidak sedikit dari mereka, terutama dari angkatan muda, yang telah mengayunkan pena dan pensilnya dengan mengambil motif-motif dari perjuangan yang sedang bergolak di di sekelilingnya. Samping revolusi yang memberi bahan dan dorongan pada seniman kita, juga seniman-seniman kita sebaliknya turut mendorong dan memperlancar revolusi dengan hasil ciptaan ciptaannya. Di sini kita berhadapan dengan dua faktor yang saling mendorong satu sama lain, sehingga dapatlah suatu hasil yang menguntungkan masyarakat kita.


Tapi sudah lazim dalam revolusi, bahwa tindakan yang konstruktif juga disertai tindakan yang destruktif dengan segala akibat-akibatnya. Dapat dimengerti, bahwa dalam keadaan yang mendadak, di mana dalam pikiran yang dingin biasanya tidak sempat turut berbicara orang sering memilih jalan yang paling pendek dan mudah, yang sudah tentu tidak selama-lamanya jalan yang paling baik. Tidak jarang orang mengabaikan norma-norma yang lazim berlaku dalam keadaan yang normal. 


Het idoel heiligt de middelen (tujuan membenarkan tindakan) rupanya sering menjadi pegangan dalam keadaan-keadaan yang mendadak, tetapi tidak semua ini menjadi perbaikan yang tahan lama maka dalam melanjutkan dan menyempurnakan evolusi kita, baiklah kita jujur meninjau hasil-hasil yang telah tercapai untuk dapat membedakan mana yang harus terus dipupuk yang dipelihara dan mana yang harus dikesampingkan. 


Dalam karangan ini kita telah coba membeli tinjauan terhadap lagu-lagu indonesia yang lahir (atau yang kita kenal) dalam revolusi. Tapi ini tidaklah begitu mudah sebab dengan segala kita menghadapi beberapa kesulitan. Telah menjadi kebiasaan di tanah air kita, itu lebih-lebih dalam revolusi lagu-lagu baru tersebar dalam masyarakat dalam perantaraan radio, pertunjukan Sandiwara, dan barisan-barisan yang berlatih. 


Jarang orang mengenal lagu-lagu baru langsung dari buku nyanyian yang dikeluarkan oleh suatu badan penerbitan, sebagaimana halnya negeri-negeri asing. Dan jika ada sering tidak lengkap(biasanya tidak dibubuhi nama pengubah lagu) dan kebijakan hanya merupakan susulan saja, sebab lagu-lagu yang diterbitkan itu pada umumnya sudah lebih dahulu dikenal orang banyak.


Ini sudah tentu menimbulkan beberapa rintangan bagi mereka yang mencoba memberi tinjauan yang memuaskan tentang lagu-lagu Kita. Rintangan-rintangan tersebut adalah sebagai berikut:


1. Tidak selamanya dapat diketahui nama penciptanya sesuatun lagi.

2. Tidak selamanya dapat diketahui dengan pasti kapan lagu itu timbul 

3. Tidak dapat diketahui dengan pasti suatu lagu yang kita kenal hanya dengan mendengarkannya saja sesuai dengan lagu yang asli 


Dan oleh karena perhubungan antara bagian-bagian tanah ayo kita selama revolusi boleh dikatakan terputus satu sama lain, maka tinjauan kita hanya terbatas ada lagu-lagu yang timbul di Jawa saja. Dengan begitu tinjauannya tidak lengkap seluruhnya. 


Adalah suatu kenyataan awas selama revolusi banyak sekali lagu-lagu yang timbul di tanah ayo kita bagai cendawan di musim hujan, sebagian besar lagu-lagu ini bersandar pada cita-cita kemerdekaan yang sedang kita perjuangkan dan pada umumnya terima baik dan dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, diantaranya yang begitu populer, hingga hampir semua orang mengenalnya mulai dari kota-kota yang ramai sampai desa-desa yang terpencil letaknya. (Berhubungan dengan ini contoh-contoh lagu yang kita kemukakan di bawah ini kita catat dengan perkataan saja) 


Tidaklah mengherankan, bila masyarakat kita sangat haus penyanyi lagu-lagu yang mencita-citakan kemerdekaan bagi nusa dan bangsa yang juga sejak lama lama jadi cita-citanya.  Dan kehausan ini pulalah rupanya  yang mendorong kebanyakan orang untuk meninggalkan sikap yang kritis terhadap lagu-lagu tersebut. 


Perlu diketahui bahwa hampir semua pengubah  lagu-lagu yang dimaksud diatas bukan ahli musik dalam arti kata yang sebenarnya kebanyakan dari mereka merupakan "gelegenheld- com-ponisten"dengan pengetahuan musik yang serba tidak sempurna. Jadi dapat dimengerti, lagu-lagu ciptaan Mereka pun tidaklah selamanya bersih dari kekurangan kekurangan seperti pada permulaan karangan ini.


Tapi belum lah pada tempatnya, bila kita meletakkan titik berat dari penghargaan kita semata-mata pada "kunst-waarde"cari lagu-lagu ini terlebih dalam masa-masa pembangunan yang kita hadapi sekarang. Kiranya lebih bermanfaat bila kita berdasarkan penghargaan kita pada jasa dari lagu-lagu ini pada perjuangan kita sebab tidak dapat disangkal oleh siapapun juga, bahwa lagu-lagu ini telah memberi tunjangan yang tidak kecil artinya ada perjuangan kita di masa silam.  Tapi sebaliknya ini tidak berarti kita sudah boleh merasa puas dengan tingkatan lagu-lagu kita sekarangSekarang ini. Tidak!


Semua lagu-lagu yang melukiskan perjuangan kita selama revolusi tempat kita bagi dalam 4 golongan:


1.     Lagu-Lagu Tanah Air Berupa Mars


Lagu-lagu ini pada umumnya dinyanyikan oleh pasukan-pasukan yang berlatih dan mempersiapkan diri untuk berjuang di garis terdepan. Dalam gerak langkah yang tegas, prajurit dan pemuda kita menyanyikannya dengan penuh semangat perjuangan. Berlainan dengan lagu-lagu semangat di masa jepang yang diatur dan dijanjikan oleh keimin bunka shindoso, lagu-lagu ini tersebar sendiri dalam masyarakat dan dapat dianggap sebagai "spontane uiting"  dan kebulatan tekad dari rakyat yang sedang berjuang.


Tidak lama sesudah proklamasi Indonesia merdeka berkumandang ditanah air kita lagu: 


Dari barat sampai ketimur 

Dari ke barat sampai ke timur 
Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi satu
Itulah Indonesia 


Indonesia tanah airku
Aku berjanji padamu
Menjunjung tanah airku
Tanah airku Indonesia 


Dalam tempo yang singkat lagu ini (kita tidak mengenal penggubahnya) menjadi sangat terkenal, sebab isinya telah menjadi janji dan tekad dari sebagian  besar bangsa pada waktu itu. Tapi bagi mereka yang melodinya segera persamaan antara lagu ini dan La marsialase, lagu ini begitu nyata sehingga kita tidak bisa lepas dari kesan, bahwa dalam lagu ini dilakukan suatu plagiat yang secara terang-terangan yang sudah tentu tidak bisa kita kehendaki kalimat pertama dari lagu ini boleh dikatakan persis diambil dari kalimat pertama lagu la marsialase  bandingkan saja. Bersambung...


Sumber: Majalah Mimbar Indonesia, No. 4, 28 Januari 1950 dan No. 5, 4 Februari 1950