NU Jabar Award 2, PWNU Jawa Barat Dorong Transformasi Digital Khidmah Jamiyah
Bandung, NU Online Jabar
Ketua Panitia NU Jabar Award KH Lukman Hakim mengatakan tahun ini, PWNU Jawa Barat kembali menggelar NU Jabar Award kedua dengan tema Digitalisasi Khidmah NU Menuju Transformasi Keumatan dan Kemanusiaan.
PWNU Jawa Barat, kata dia, memilih tema itu sebagai sebagai upaya mendorong agar NU di dari tingkat wilayah setidaknya sampai tingkat kabupaten melakukan transformasi digital dalam berbagai bidang.
“Fokusnya digitalisasi karena kita menyadari di NU masih lemah dalam instrumen organisasi dalam bentuk digital, padahal itu menjadi tantangan global,” katanya, Jumat (30/7).
Kiai Lukman kemudian mencontohkan, saat ini hampir dalam segala tatanan kehidupan bergeser ke arah digital. Orang-orang mulai meninggalkan mesin ATM dan ke bergeser digital. Orang-orang mulai meninggalkan pasar tradisional dan mal bergeser ke pasar digital. Orang-orang belajar agama pun sudah meninggalkan masjid dan majelis taklim, bergeser dengan belajar secara digital.
“NU Jabar Award kali ini ingin mendorong NU ke arah situ. Sebatas informasi yang saya ketahui, dorongan ke arah itu dalam bentuk award baru dilakukan di Jawa Barat,” katanya, “Di Jabar ingin memulai administrasi dalam bentuk digital, pengembangan SDM, dakwah, ekonomi,” tambahnya.
Jika semua instrumen organisasi sudah didigitalisasi dengan baik, katanya, maka PWNU akan lebih mudah dalam menganalisis dan memetakan potensi NU dalam setiap bidang.
Pandemi Covid-19, kata dia, menjadi momentum yang tepat untuk melakukan percepatan digitalisasi. Pengurus dan warga NU biasanya melakukan kegiatan secara terbuka dan offline. Ketika pandemi, mereka memaksakan diri untuk melakukan sebagian aktivitasnya secara online.
“Memang saat Covid-19 terjadi akselerasi pembiasaan konvensional menjadi digital. Rapat-rapat semula offline menjadi online,” katanya.
Penilaian NU Jabar Award, lanjutnya, juga dilakukan secara online. Tantangannya adalah terkait verifikasi data. Namun, itu adalah konsekuensi yang harus dihadapi.
Pewarta: Abdullah Alawi
