• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

Menyongsong 1 Abad NU, KH Juhadi Muhammad: Kita Harus Siap Bangkit dan Memulai 

Menyongsong 1 Abad NU, KH Juhadi Muhammad: Kita Harus Siap Bangkit dan Memulai 
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad. (Foto: Ss Youtube PCNU Subang).
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH Juhadi Muhammad. (Foto: Ss Youtube PCNU Subang).

Subang, NU Online Jabar 
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Subang sukses menggelar peringatan Harlah NU ke-99 yang dilaksanakan selama 11 hari berturut-turut mulai tanggal 13-23 Februari 2022. Suksesnya acara tersebut juga mendapat sorotan tersendiri dari Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Juhadi Muhammad. 


“Saya melihat bahwa semangat kebangkitan NU ini terjadi dimana-mana. Semangat kebangkitan bagaimana NU bisa lebih berperan lagi di tengah-tengah masyarakat. Dengan umurnya yang sudah menapaki satu abad, tentu kita harus siap untuk bangkit dan memulai apa yang harus kita lakukan,” ujarnya. 


Putra dari KH Muhammad itu juga menjelaskan bahwa kiprah NU di tengah-tengah masyarakat mulai dari kelahirannya sampai sekarang sungguh luar biasa. Dan NU menurutnya, sangat membantu mengurangi beban pemerintah.


“Bayangkan kalau umpama semua kiprah NU ini dibebankan kepada negara, sangat berat beban Negara. Contohnya NU mendirikan pondok pesantren, yang menciptakan kader-kader yang ber akhlakul karimah, yang menciptakan kader kader yang berkarakter, ini adalah merupakan modal yang sangat besar, tidak kecil biayanya,” terang kiai yang pernah mesantren di Lirboyo, Kediri itu. 


Kiai Juhadi juga menjelaskan, bagaimana NU mendirikan lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun non formal, madrasah-madrasah, membangun masjid dan mushala, jika hal ini kemudian dibebankan kepada negara, sungguh amat berat beban biaya untuk membiayai hal-hal tersebut. 


“NU mendirikan ponpes, mendirikan sekolah dan madrasah baik yang formal dan non formal, dengan sukarela. Oleh karena itu saya pikir kalau bupati hari ini menandatangani, memberikan tunjangan para guru ngaji, kepada para ustadz, ini merupakan perbuatan yang sangat mulia,” ucapnya.


“Karena mereka para kiai, para guru ngaji, para ustadz ini sangat luar biasa. Sebenarnya tidak imbang dengan tenaga, pikiran, dan waktu yang dicurahkan untuk bagaimana membentuk karakter masyarakat di daerahnya masing masing. Oleh karena itu saya berharap kepada pak bupati mumpung masih ada waktu, berikanlah yang terbaik kepada NU,” sambungnya. 


Dalam kesempatan yang sama, Kiai Juhadi mengungkapkan saat zaman 32 tahun orde baru NU di marjinalkan. Akan tetapi, NU tidak ada gerakan ingin merusak NKRI dengan mengikuti aturan yang ada..


"Mari kita manfaatkan bagaimana kita bersinergi dengan pemerintah daerah, saling mendukung dan menunjang, karena dalam hadis nabi dijelaskan bahwa tegak dan kokohnya dunia termasuk Negara, harus ditopang dengan 4 pilar. Yang pertama adalah dengan Ilmunya ulama, tapi saya memaknainya dengan SDM yang handal, dengan SDM yang kokoh, SDM yang mampu bersaing dengan siapapun,"


Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang subur dan makmur jika tidak didukung dengan SDM yang kokoh, handal, maka selamanya kita menjadi obyek orang lain. Hanya menjadi obyek, kapan kita ini menjadi subyeknya.


"Saya sampaikan bahwa NU menurut hasil lembaga survey, adalah warganya 110 juta. Ini sangat luar biasa, tidak ada organisasi jam’iyyah yang sebesar NU. Tapi hari ini NU sesuai dengan khittahnya tidak kemana mana, tapi ada dimana mana, makannya kita masih berserakan kemana mana. Mudah mudahan kedepan kita tidak berpikir terhadap bagaimana kita punya presiden, tapi bagaimana NU bisa menjadi satu, menjadi kekuatan yang besar , untuk bagaimana berkiprah ditengah tengah masyarakat, berkiprah di NKRI,"


Maka, sambung Kiai Juhadi, pentingnya bagi NU untuk bisa menciptakan kader yang mampu berkiprah dan masuk disemua ruang publik, baik itu di eksekutif, legislatif, maupun di yudikatif.


"Kita harus masuk semua. Supaya kita jangan selamanya menjadi obyek, kita harus menjadi subyek. Kita juga harus mampu menciptakan kader NU menjadi polisi, tentara, dsb. Karena yang namanya mengatur dunia itu tidak hanya mengatur soal agama, tapi seluruh komponen duniawiyah kita harus ikut berkiprah.


Selain itu, 4 pilar yang membuat kokoh suatu negara yakni kebijakan pemerintah yang seimbang, dukungan dari para aghnia, dan doanya orang miskin.


"Jangan sampai NU yang warganya banyak tapi perhatian terhadap NU sangat minim sekali. Jangan sampai kita kewajibannya saja yang berat tapi giliran hak kita,sangat minim sekali," jelasnya.


"Maka saya yakin NKRI, dengan ditopang dengan 4 pilar tadi, maka saya yakin kabupaten subang menjadi daerah yang maju, menjadi daerah yang Baldatun Thoyyibatun Wa robbun ghofur," pungkasnya.


Pewarta: M Rifqi
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Nasional Terbaru