• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Nasional

Mau Jadi Pelajar Produktif? Ketahui Emotional Burnout dan Cara Mengatasinya

Mau Jadi Pelajar Produktif? Ketahui Emotional Burnout dan Cara Mengatasinya
Siti Fatonah, Sekretaris PW IPPNU Jawa Barat (NU Online Jabar/Foto: Dok. Pribadi)
Siti Fatonah, Sekretaris PW IPPNU Jawa Barat (NU Online Jabar/Foto: Dok. Pribadi)

Bandung, NU Online Jabar
Seringkali seorang pelajar tidak menyadari bahwa kesehariannya dapat mengalami stres yang berkepanjangan. Hal ini disampaikan oleh Siti Fatonah, Sekretaris yang juga Tutor Konseling Ruang Dialog Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Barat, Kamis, (24/12).

Siti menyampaikan tren saat ini para pelajar sedang dituntut untuk berinteraksi dengan berbagai budaya, keterampilan sosial, literasi dan pembelajaran berdasarkan teknologi. 

"Digitalisasi telah membuat kita semua dituntut untuk bergerak cepat. Itulah yang menyebabkan seseorang merasa kehabisan energi untuk mengerjakan sesuatu," ucap Siti.

Menurut World Health Organization (WHO), emotional burnout sebagai sindrom psikologi negatif yang disebabkan oleh stres berat dalam kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar yang belum bisa dikendalikan oleh seseorang. Dari banyak penelitian, Siti melihat banyaknya burnout muncul disebabkan oleh kegiatan akademis oleh seorang pelajar.

"Entah itu mengerjakan tugas sekolah, deadline pekerjaan, sampai menjalin hubungan dengan orang lain. Tanda-tanda yang lain juga bisa seperti emosi yang tidak stabil, performa belajar menurun dan hilangnya harapan akan suatu hal," jelasnya.

Selain itu, kata Siti, jangka waktu emotional burnout biasanya bertahan dalam jangka yang lebih lama saat seseorang mengalaminya. Maka dari itu, emotional burnout merupakan suatu hal yang tidak bisa di biarkan begitu saja.
"Untuk seorang pelajar, memang belajar itu tak boleh berhenti. Yang perlu di lakukan oleh pelajar adalah waktu jeda. Jeda untuk mengambil waktu dan jarak untuk beristirahat," Ungkapnya.

Kemudian, seseorang yang mengalami burnout akan menderita kelelahan fisik dan kesulitan tidur. Hal yang harus dilakukan adalah menyadari terjadinya tanda-tanda yang disebutkan sebelumnya. Namun, Siti juga mengingatkan agar seorang pelajar tidak mendiagnosa dirinya sendiri.

"Kadang, kita itu perlu untuk rebahan. Karena rebahan itu tak selalu salah, kok. Dengan rebahan, kita akan merasakan kembali diri kita sendiri tentang langkah yang harus dilakukan," kata Siti.

Setelah mengetahui penyebabnya, Siti menyarankan agar ke depan pelajar mencoba untuk menghindari penyebab emotional burnout dan mencari alternatif hal yang bisa dilakukan dengan memberikan kebaikan kepada diri sendiri.

"Misal, dengan memberikan kata-kata baik kepada diri sendiri dan kasih sayang kepada diri sendiri," terangnya.

Selanjutnya, kata Siti adalah menerapkan gaya hidup sehat agar kesehatan fisik dan psikis seseorang selalu terjaga. Salah satunya yaitu olahraga. Tanpa disadari, olahraga dapat menumbuhkan rasa senang dan meningkatkan imunitas bahkan menciptakan produktivitas

Terakhir, Siti berpesan agar pelajar mempunyai support system atau orang yang dapat mendukung dalam segala aktivitasnya. 

"Punya orang dekat yang sepenuhnya mendukung itu penting. Soalnya kita bisa bicara dan berbagi untuk mengembalikan kembali semangat kita," pungkasnya.

Pewarta: Renita
Editor: Muhyiddin


Editor:

Nasional Terbaru