• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

KH Nuh Addawami Ungkap Rahmat pada Nuzulul Qur’an dan Rahmat Ingat Kematian

KH Nuh Addawami Ungkap Rahmat pada Nuzulul Qur’an dan Rahmat Ingat Kematian
Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat, KH M Nuh Addawami
Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat, KH M Nuh Addawami

Bandung, NU Online Jabar 
Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat, KH M Nuh Addawami mengajak agar jangan bosan-bosan menjaga tradisi Ahlussunah wal Jamaah berkembang di tengah masyarakat. Tradisi itu harus dijaga, dilestarikan, serta diwariskan kepada para penerus di generasi-generasi yang akan datang.

Ia menyampaikan hal itu pada peringatan Nuzulul Qur’an yang dirangkai dengan Haul Syuhada Badar dan Haul Muassis NU, di gedung Aula PWNU Jawa Barat, Kamis (29/4) yang dilaksanakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Barat.

“Peringatan Nuzulul Qur'an itu mengingatkan pada rahmat Allah yang besar pertama dari ayat yang diturunkan melalui Al-Qur’an ke bumi pada tanggal 17 Ramadhan. Itu adalah materi risalah yang paling utama,” jelasnya.

Begitupun dengan haul, lanjutnya. Di kalangan warga NU, haul memiliki arti memperingati kematian seseorang dalam waktu tahunan.

Haul, lanjutnya, adalah merupakan nau’un min anwa’in dzikril maut, wa ghaslatun min hishalin, satu macam dan satu bagian dari macam-macam bagian memperingati kematian. 

Wakusratu dzikril maut, madzmumatu risalati rasulillah shallallahi alaihi was salam. Sementara memperbanyak memperingati kematian itu adalah kandungan risalah Rasulullah SAW karena di dalam ayat-ayat Al-Qur’an atau hadits Nabi, banyak yang memerintahkan kita ingat kepada mati,” jelasnya.

Sedangkan, lanjut pengasuh Pondok Pesantren Nurulhuda Garut ini, risalah Rasulullah SAW itu merupakan rahmat bagi seluruh alam. Maka, mengadakan haul itu penerimaan pada rahmat Allah SWT.

“Menerima rahmat allah dan mendapat rahmat Allah itu kunci sukses dan kunci kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. Manusia di dunia tidak akan bahagia tanpa mendapat rahmat Allah. Manusia di akhirat tidak akan bahagia tanpa mendapat rahmat Allah,” ujarnya lagi.

Ia kemudian mengutip firman Allah Surat Hud ayat 43:

لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ اِلَّا مَنْ رَّحِمَ ۚ

 “…Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang...,” (QS Hud; 43)

Selain itu, beliau juga mengutip surat Ad-Dukhon ayat 42:

يَوْمَ لَا يُغْنِيْ مَوْلًى عَنْ مَّوْلًى شَيْـًٔا وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَۙ٤١ اِلَّا مَنْ رَّحِمَ اللّٰهُ ۗ..... ٤٢

Ayat di atas menunjukkan bahwa manusia di dunia tidak akan mampu bahagia, tidak akan mampu mendapatkan penjagaan dari murka Allah kecuali orang yang mendapat rahmat dari Allah SWT.

“Oleh karena itu, yang sangat kita harapkan itu bukan sehat, tapi rahmat, yang diharapkan oleh kita itu bukan tinggi pangkat, tapi rahmat,” papar ajengan kelahiran Garut tahun 1946 tersebut. 

Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi
Editor: Abdullah Alawi 

 


Nasional Terbaru