• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Nasional

KH Musthofa Aqil Ungkap Kisah Syekh Fadhil yang Keliling Dunia Mencari Kitab Kakeknya

KH Musthofa Aqil Ungkap Kisah Syekh Fadhil yang Keliling Dunia Mencari Kitab Kakeknya
KH Musthofa Aqil bersama Cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Syekh Fadhil Al-Jailani di Ponpes KHAS Kempek Cirebon. (Foto: web Kkhaskempek.com).
KH Musthofa Aqil bersama Cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Syekh Fadhil Al-Jailani di Ponpes KHAS Kempek Cirebon. (Foto: web Kkhaskempek.com).

Cirebon, NU Online Jabar
Pengasuh Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon KH M Musthofa Aqil mendampingi Cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, yakni Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani untuk bersilaturahim di hadapan jamaahnya pada Kamis (24/2).


Kiai Musthofa Aqil mengisahkan perjalanan Syekh kelahiran Turki itu berkeliling dunia untuk mencari sejumlah kitab kakeknya.  


Awalnya, Syekh Fadhil didatangi oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kondisi antara tidur dan terjaga. Hal itu ia alami sampai lebih dari sepuluh kali. Dari perjumpaan dengan Syekh Abdul Qadir, Syekh Fadhil mengaku diberi mandat oleh sang kakek untuk mencari kitab karyanya yang tersebar di penjuru dunia, seprti yang dilansir dari nu.or.id.


Pasca yakin akan mimpi yang dialaminya tersebut, Syekh Fadhil pun memantapkan diri untuk melakukan amanah itu. Padahal, keturunan Syekh Abdul Qadir Al-Jilani ada banyak di dunia ini, tapi hanya Syekh Fadhil yang mendapat kepercayaan untuk melakukan tugas khusus ini.


“Akhirnya, Syekh Fadhil bertekad untuk mewakafkan jiwa, pikiran, ilmu, dan hartanya untuk khidmah kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jilani (mencari kitabnya). Syekh Fadhil pun berkeliling (dunia) hingga 33 tahun untuk mencari kitab-kitab tersebut dan mendapat 114 judul kitab Syekh Abdul Qadir Al-Jilani,” terang Kiai Musthofa.  


“Padahal, cucu Syekh Abdul Qadir al-Jailani itu ada ribuan, di Makkah, Madinah, Syuriah, dan tempat lainnya,” tambahnya.  


Kiai Musthofa Aqil juga melanjutkan, Dari 114 judul kitab yang ditemukan, semuanya terdiri dari berbagai cabang disiplin ilmu agama seperti nahwu, sharaf, badi’, balaghah, fiqih, ushul fiqih, hadits, tafsir dan lainnya. Dari total judul yang ada, hanya 28 yang masih bisa dicetak.


Dalam kesempatan yang sama, Syekh Fadhil menyampaikan kekagumannya kepada Indonesia. Ia mengaku sudah sering melawat ke Indonesia sejak lima belas tahun yang lalu. Dari kunjungannya itu, ia kagum dengan Indonesia dan menganggapnya sebagai negara kedua setelah tanah kelahirannya, yaitu Turki.  


Bahkan, Syekh Fadhil juga mengungkapkan kecintaannya kepada Indonesia terus bertambah. Di hatinya kini, Indonesia laksana negara pertama baginya.  


“Hampir 15 tahun saya berkunjung ke Indonesia dan menganggapnya sebagai negara kedua, tetapi mulai saat ini saya menganggap Indonesia adalah negaraku,” ucap Syekh Fadhil bangga dan disambut tepuk tangan para jamaah.  


Ia mengaku, pada kunjungannya kali ini merasa lebih bahagia dibanding kunjungan-kunjungan sebelumnya. Sebab, kunjungan tersebut adalah yang pertama sejak pandemi Covid-19.


Syekh Fadhil merasa sangat rindu kepada Indonesia dan orang yang dijumpainya saat ini, yaitu Kiai Musthofa.  


Selain itu, alasan lain yang membuat ia sangat bahagia adalah karena Tafsir Al-Jilani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang ditahqiq langsung oleh dia sudah diterjemahkan semua ke dalam bahasa Indonesia sebanyak enam jilid dan kabarnya akhir bulan Februari ini sudah selesai cetak.  


Dalam kunjungan tersebut tampak Syekh Fadhil mengenakan jubah berwarna hijau lengkap dengan imamah dan syal berwarna hijau pula. Sementara Kiai Musthofa yang mendampinginya di depan jamaah tampak mengenakan jas putih, sarung hijau, imamah putih dan sorban hijau di pundak kirinnya.  


Perlu diketahui, Syekh Fadhil merupakan cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir Al-Jilani yang lahir pada 1954 di Desa Jimzarok, Provinsi Qurtalan Timur, Negara Turki. Beliau tinggai di Istanbul, ibu kota Turki. Semasa kecilnya, beliau diasuh oleh kakeknya Syekh Muhammad Shiddiq Al-Jailani dan ayahnya Syekh Muhammad Faiq al-Jailani al-Hasani.


Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Nasional Terbaru