• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Nasional

Ketum PBNU: Visi Indonesia 2045, Sebangun dengan 5 Jenis Kekayaan yang Menjadi kebesaran Bangsa Indonesia

Ketum PBNU: Visi Indonesia 2045, Sebangun dengan 5 Jenis Kekayaan yang Menjadi kebesaran Bangsa Indonesia
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj saat Smbutan Muktamar ke 34
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj saat Smbutan Muktamar ke 34

Lampung, NU Online Jabar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan bahwa Visi Indonesia 2045 dari sudut pandang santri dan pesantren sebangun dengan lima jenis kekayaan bangsa Indonesia.

 

“Dari sudut pandang santri dan pesantren, visi tersebut sebangun dengan lima jenis kekayaan yang menjadi kebesaran bangsa Indonesia,” katanya saat menyampaikan sambutan di acara pembukaan Muktamar ke-34 NU di Pondok Pesantren Darussa’adah di Desa Seputih Jaya, Kecamatan Gunung Sugih, Lampung Tengah, Rabu (22/12).

 

Visi Indonesia tersebut yaitu adalah sebuah gagasan ideal bagi Indonesia untuk menjadi negara berdaulat, maju adil dan makmur pada dirgahayu ke-100 tahun yang jatuh pada tahun 2045. Visi tersebut dirumuskan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dan diluncurkan oleh Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo pada 9 Mei 2019.

 

Lanjut Kiai Said, “Visi Indonesia itu adalah masa-masa puncak bonus demografi tapi diperkirakan juga merupakan masa-masa kelam bumi secara iklim dan lingkungan. Bila seabad lalu dunia dihantui pertanyaan “apakah manusia bisa saling berbagi?”, maka hari ini pertanyaan itu bergeser menjadi “apakah bumi ini ke depan masih layak untuk dihuni?”, ucapnya.

 

“Daftar panjang tersebut bisa diringkas sebagai keresahan-keresahan milenial. Keresahan yang penanganannya jelas meniscayakan kolaborasi bersama warga dunia, bukan hanya warga negara. Di situ lah, kita mengapresiasi inisiatif pemerintah Indonesia yang mencanangkan Visi Indonesia 2045,” tambanya.

 

Penghargaan setinggi-tingginya kata Kiai Said, “Kita haturkan kepada Bapak Presiden Joko Widodo, Bapak Infrastruktur Indonesia. Konektivitas antar wilayah di Indonesia menjadi jauh lebih efektif dan efisien. Dan konektivitas itu akan memicu ketercapaian Visi Indonesia 2045,” ucapnya.

 

Sementara kelima sudut pandang santri dan pesantren mengenai Visi Indonesia 2045 yaitu sebagai berikut:

 

1.    Kekayaan Sumber Daya Sosial (اإلجتماعية الثروات)

 

Kekayaan pertama adalah sumber daya sosial, 17 ribu lebih pulau, 300 etnis dan 1.340 suku bangsa, dan 1.211 dialek bahasa adalah fakta keragaman dan kemajemukan bangsa ini. Kemajemukan yang disatukan di bawah tenda besar Pancasila dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Di tenda besar itu, ormas-ormas keagamaan berperan sebagai semen perekat sosial. Mereka mengkonsolidasikan nasionalisme sebagai proyek integrasi bangsa yang tumbuh dari bawah, tidak perlu dipaksakan dari atas dengan tangan besi. 

 

2.    Kekayaan Budaya (الحضارية الثروات)

 

Kekayaan kedua adalah budaya, di satu sisi, kebudayaan Nusantara membuka diri pada interaksi dan kolaborasi dengan kebudayaan global asing. Di sisi lain, kebudayaan setempat atau lokal menjadi identitas, nafas, dan aktualisasi nilai-nilai. Di negeri ini, Islam Nusantara menjadi bukti dari kematangan hadlarah. Islam Nusantara matang karena ia menggunakan budaya sebagai infrastruktur utamanya.

 

 إنما األمم األخالق ما بقيت فإن هم ذهبت أخالقهم ذهبوا 

 

3.    Kekayaan Simbolis (الشعارية الثروات)

 

Kekayaan ketiga adalah simbolis. Bangsa ini amat kaya dengan kemandirian simbolik. Buah dari interaksi global-lokal adalah produk-produk kebudayaan yang dinyatakan dalam simbol-simbol yang hidup dalam keseharian. Penjabaran kekayaan simbolik ini memang bisa panjang sekali. Namun demi keringkasan, ijinkan saya meminjam sarung dan peci yang anda sekalian pakai. 

 

Kita semua langsung faham bahwa sarung dan peci itu adalah simbol identitas Islam. Dalam sekali tarikan nafas, melalui peci dan sarung, orang langsung mengenali Islam tak harus Arab. AlhamduliLlah, kita juga senang peci menjadi busana nasional. Siapapun bisa memakainya, bahkan oleh saudara-saudara kita yang non-muslim. 

 

4.    Kekayaan Material (المالية الثروات)

 

Kekayaan keempat adalah kekayaan material. Indonesia punya potensi sumber daya alam yang luar biasa. Daratannya dipenuhi hutan-hutan penopang paru-paru dunia, di bawahnya terkandung kekayaan mineral yang banyak. Lautannya mengandung potensi ekonomi biru tiada tara, di bawahnya tersimpan bukan hanya ikan, tetapi cadangan migas dan mineral yang berlimpah. 

 

Yang dibutuhkan adalah SDM unggul, yang mampu mengolah kekayaan alam itu sebagai modal pembangunan. Orientasi kebijakan pemerintah adalah pembangunan sekaligus pemerataan. Tidak hanya menggenjot pertumbuhan (growth) tanpa memperhatikan ketimpangan. Pemerataan distribusi kesejahteraan adalah prasyarat mutlak terciptanya perdamaian. Al-Qur’an menegaskan: 

 

.كي ال يكون دولة بين األغنياء منكم 

 

5.    Kekayaan Sumber Daya Politik (السياسية الثروات)

 

Kekayaan kelima adalah sumber daya politik. Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga dan negeri Muslim terbesar di dunia. Indonesia bukan negara agama, tetapi negara Pancasila yang menaungi semua pemeluk agama. Islam berjalan seiring dengan demokrasi, stabilitas politik, dan pertumbuhan ekonomi. 

 

Memang bukan hal yang mudah. Bangsa ini sudah diuji oleh berbagai prahara sejarah. Setiap kali jatuh, bangsa ini bangkit lebih tinggi lagi. Dan dari sana kita yakin bahwa sepanjang cara kita mengelola demokrasi didasari kemaslahatan bersama, kemauan untuk mendengar, kejernihan akal-budi, dan kelapangan hati untuk menerima perbedaan, maka bangsa besar ini akan semakin terhormat dan bermartabat. Dan pada saatnya nanti, aktif berkiprah dalam mendorong dunia yang lebih damai, aman, dan beradab.

 

Pewarta: Abdul Manap


Editor:

Nasional Terbaru