• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 5 Mei 2024

Nasional

Ketua MUI Jabar: Lawanlah Pemikiran dengan Pemikiran

Ketua MUI Jabar: Lawanlah Pemikiran dengan Pemikiran
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat, KH Rahmat Syafe'i (Foto: NU Online Jabar)
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat, KH Rahmat Syafe'i (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat, KH Rahmat Syafe'i, mengatakan, pemikiran ekstrem itu akibat dari merasa tidak ada jalan keluar sehingga jalannya radikal atau ekstrem.

"Itu harus dikasih tahu secara perkembangan radikalisme itu sendiri kepada anak muda bahwa radikalisme itu radikal dalam arti positif, taat asas, berprinsip itu bagus. Akan tetapi kepada ekstremnya itu adalah merusaknya," ujarnya di Bandung, Kamis (29/4).

Ia menjelaskan, sejarah membuktikan cara menyampaikan bersifat ekstrem dalam beragama itu adalah merugikan Islam itu sendiri. Artinya merugikan kehidupan beragama. 

"Jadi harus anak muda itu tahu dari sejarah perkembangan Islam. Ada yang ekstrem ada yang tidak. Nah, ini nih harus diajak bicara tentang sejarahnya dan pemikiran," jelas pimpinan Pondok Pesantren Al-Wafa ini. 

Menurut Kiai Rahmat, suatu pemikiran harus dilawan dengan pemikiran. "Kita ingat hadis, bahwa sebenarnya anak muda, Islamnya seseorang, jadi Islam adii'u mad'i 'ala man yukhaliluhu, tergantung pada kawan pergaulan, kepada idolanya. Nah, inilah yang harus tahu, bahwa cukup dengan ahadur ahadukum illa man yukhalillu, lihatlah siapa kawan, cara bergaul dan berkawan itu sebab beragama itu adalah dari idolanya," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, beliau juga menuturkan, jadi anak muda itu jangan mudah terbawa emosi.

"Harus misalkan rasional sistematis & logis, sebab agama islam itu agama membangun. sehingga dengan bahasa-bahasa membangun norma-norma islam itu disampaikan kepada anak muda. Misalnya, membangun persatuan dan kesatuan, itu hanya normanya kita bersatu itu kuat, ukhuwah islamiyah, itu ada trilogi persaudaraan adalah ukhuwah islamiyah (agama), ukhuwah wathaniyah, ukhuwah basyariyah. Nah ini ada di dalam agama itu, jadi disampaikan dengan bahasa pembangunan," tuturnya.

Ia mengingatkan agar selalu meningkatkan semangat islam yang membangun untuk bangsa yang aman dan tenang.

"Ini kalau anak muda misalnya tidak memahami tentang islam membangun, itu akan bersikap dan terbawa, terkapar radikalisme," pungkasnya.

Pewarta: Muhammad Rizqy Fauzi
Editor: Abdullah Alawi 

 


Nasional Terbaru