Kemenag Siapkan Inovasi Baru Digitalisasi Kitab Kuning Lewat Aplikasi Tarkib Digital
Sabtu, 14 September 2024 | 09:00 WIB
Bandung, NU Online Jabar
Kementerian Agama (Kemenag) terus memperkuat infrastruktur digital bagi pesantren. Setelah meluncurkan papan ketik virtual Pegon pada awal tahun 2024, kini Kemenag tengah menyiapkan inovasi terbaru dalam bentuk aplikasi Tarkib Digital, sebuah platform yang akan mempermudah akses dan pemahaman terhadap kitab kuning dalam format digital.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Abu Rokhmad, mengungkapkan bahwa aplikasi ini rencananya akan diluncurkan pada peringatan Hari Santri 2024, yang jatuh pada Oktober mendatang.
"Dengan aplikasi Tarkib Digital, santri dan masyarakat luas dapat memberi makna atau maknani kitab kuning secara digital melalui smartphone atau laptop," ujarnya dalam konferensi pers pada Rabu (11/9/2024) di Jakarta seperti dikutip dari laman resmi Kemenag.
Abu Rokhmad, yang juga merupakan Guru Besar UIN Walisongo Semarang, menambahkan bahwa Kemenag sedang merancang repository kitab kuning. Meskipun saat ini sudah ada repository seperti Maktabah Syamilah, koleksinya belum mencakup kitab-kitab karya ulama Nusantara.
"Repository ini akan berisi kitab-kitab yang diajarkan di pesantren, kitab referensi bahtsul masail, serta karya ulama Nusantara dan santri atau kiai yang masih aktif," jelasnya.
Menurutnya, repository tersebut akan menjadi sumber daya yang sangat berharga untuk melestarikan dan menyebarluaskan khazanah keilmuan Islam Nusantara. Karya-karya ulama ternama seperti Kiai Sholeh Darat Semarang, Kiai Kholil Bangkalan, dan Kiai Hasyim Asy’ari akan tersedia dalam format digital yang lebih mudah diakses.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said, menegaskan pentingnya digitalisasi kitab kuning di era digital.
"Sekarang zamannya serba digital, jadi kita perlu mengikuti perkembangan dengan mendigitalisasi kitab kuning," tuturnya. Hal ini, lanjutnya, merupakan tindak lanjut dari Kongres Aksara Pegon pada 2022 yang mengamanatkan agar aksara Pegon tetap diajarkan di madrasah dan pesantren.
Kemajuan Digitalisasi Aksara Pegon
Praktisi teknologi, Heru Nugroho, memuji kemajuan Kemenag dalam digitalisasi aksara Pegon. Ia menyebutkan bahwa karakter "pepet", yang menjadi bagian penting dalam penulisan aksara Pegon, kini sudah masuk dalam standar Unicode, sehingga memungkinkan aksara Pegon untuk diakses secara lebih luas di komputer.
“Ini adalah warisan penting dari Kemenag yang ikut terlibat dalam perumusan Arabic Character untuk Unicode, sehingga aksara Pegon kini bisa diakses dengan lebih mudah, terutama bagi kalangan akademik di pesantren, perguruan tinggi Islam, dan Ma'had Aly,” ungkap Heru.
Selain Heru, Kemenag juga melibatkan beberapa pegiat aksara dalam digitalisasi kitab kuning, termasuk Diaz Nawaksara, Bisyron Wahyudi, Ronny Lantip, serta Rikza Fsh, yang sebelumnya berperan dalam pengajuan karakter aksara Pegon ke Unicode.
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Angkatan Pertama Beasiswa Kelas Khusus Ansor Lulus di STAI Al-Masthuriyah, Belasan Kader Resmi Menyandang Gelar Sarjana
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
Isi Kuliah Umum di Uniga, Iip D Yahya Sebut Media Harus Sajikan Informasi ‘Halal’ dan Tetap Diminati
5
Koleksi Manuskrip Warisan Ulama Sunda, KH Enden Ahmad Muhibbuddin Jadi Rujukan Tim Peneliti Naskah Nusantara
6
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
Terkini
Lihat Semua